♦Chapter 2♦

478 82 27
                                    

Heyy.. Apa kabar?

Langsung aja ya...

゚.*・。

Kegiatan hari ini cukup menyenangkan, dan mereka tidak harus berpanas panas an seperti kemarin. Yuna sekarang duduk di Halte bersama Haruto dan Hueningkai, mereka membicarakan hal random, seperti salah satunya.

"Ehh lo tahu gak sih kakak OSIS yang tadi natep tajam ke gue, gila sadis banget tatapannya." Curhat Yuna, emang rasanya tadi pengen Yuna tusuk tuh matanya, tapi gajadi karena dia harus ngehormati yang lebih tua.

"Lo kenal? Yang mana sih?" Tanya Kai.

"Gue gatau namanya, dia duduk tepat di depan gue, sumpah tatapannya kayak mau makan orang." Jelas Yuna.

"Udah biarin aja, mungkin dia iri karena kecantikan lo." Gombal Haruto, membuat Yuna menggeplak bahunya keras, tapi dia juga malu.

"Apaan sih, ehh tapi pas kita mau pulang tadi kan sempet simpangan juga kan, dia natepnya bukan ke gue malah ke Kai, mana tatapannya penuh cinta gitu." Ucap Yuna.

"Oalah yang lo maksud cewek yang tadi, Emang sih natep gue sampek segitunya, b-aja sih." Ucap Kai santai, tidak tahu saja ada yang cemburu karena tatapan tadi.

"Tapi kalau dipikir-pikir, banyak juga yang suka sama gue ya, karena gue ganteng." Ucap Kai sambil menyisir rambutnya ke belakang.

"Dihh sok ganteng - padahal emang beneran ganteng." Lanjut Yuna dalam hati, kenapa dia bisa menyukai sosok Hueningkai?

Mereka berbincang bincang dengan damai sebelum Haruto mendekati seseorang dan menghadangnya. Yuna seperti kenal orang itu, ternyata-

Itu orang yang kemarin menabraknya. Ya, si Haruto masih dendam tanpa sebab sama tuh orang.

"To, lo ngapain sih, kita udah gaada masalah apa apa lagi sama dia." Ucap Yuna.

"Tapi dia belum minta maaf." Ucap Haruto.

"Dia udah minta maaf anjir kemarin, lo aja yang mencak mencak makanya gak denger." Ucap Yuna membuat Haruto terdiam, dan tersenyum kikuk.

"T-tapi dia belum minta maaf sama gue." Ucap Haruto gugup.

"Dih ngapain juga dia minta maaf ke lo, ada salah ke lo emangnya?" Tanya Yuna. Haruto terdiam, tidak bisa menjawab, sekarang dia sudah terpojok.

"Maaf juga."

Suara itu terdengar dari bibir orang tadi di labrak Haruto, setelah itu dia kembali berjalan pergi.

"Lo sih To." Ucap Yuna sedikit kesal kemudian berlari mendekati Pemuda tadi.

"Hey." Panggilnya membuat orang itu berhenti kemudian berbalik. Oh tidak, tatapannya tajam sekali, Yuna takut kalau dia marah.

"Emm maafin kelakuan temen gue ya, emang kayak gitu sifatnya." Ucap Yuna sambil tersenyum kecil. Pemuda itu mengangguk.

"Gapapa." Jawabnya lirih kemudian kembali berjalan.

"Ehh tunggu, nama lo siapa?" Tanya Yuna. Pemuda itu masih saja berjalan, tidak menjawab.

"Ohh yaudah, sekali lagi maaf ya." Ucap Yuna sedikit kikuk, bodoh juga dia malah bertanya nama, saat Yuna akan berbalik mendekati teman temannya, dia mendengar suara Pemuda itu kembali terdengar.

"Sunghoon, nama gue Sunghoon." Setelah itu dia kembali berjalan menjauhi Yuna yang terdiam menatapnya.

☆゚.*・。゚

Jake dan Wonyoung sudah pulang beberapa menit yang lalu, tinggal dia saja yang menunggu jemputan, hari ini dia akan pulang dengan kakak sepupunya, dia masih sedikit kesal dengannya tadi, maka dari itu saat mobil kakak sepupunya datang, dia masuk dalam diam, dan tidak berbicara apa apa.

Heeseung awalnya tidak peduli, tapi mengingat sepupunya itu selalu banyak bicara, jadi sekarang terlihat sangat sepi.

"Hei, lo marah sama gue ya?" Tanya Heeseung. Jake masih diam, melihat ke arah luar jendela.

"Jangan marah dong, lo kan tahu kalau salah harus dihukum." Ucap Heeseung, Jake menghela napas kasar lalu menatapnya.

"Kalau gue sama Jay dihukum, kok Wonyoung enggak?" Tanya Jake dengan tatapan tajam.

"Ya... Kan lo tahu... Kalau." Belum Heeseung menyelesaikan perkataannya, Jake sudah menyelanya.

"Kalau apa? Lo suka sama Wonyoung dari jaman SMP? Basi banget bang." Heeseung diam, tidak ingin membela diri, karena itu memang benar.

"Udahlah, lo jangan ngambek ngambek mulu, Starbucks mau?" Tanya Heeseung. Ya, cara paling cepat meluluhkan hati seorang Jake adalah hal itu.

"Starbucks sama McD." Heeseung menghela napas kasar kemudian mengangguk, biarlah uangnya habis, yang penting tuh anak gak ngambek, kalau gak ada tuh orang, dia mau deketin Wonyoung dengan cara apa? Ini aja masih awal, belum ada apa apa.

"Lain kali kalau mau ngehukum Jay aja ya bang, cape tahu." Celetuk Jake membuat Heeseung menjitak kepalanya pelan.

"Ngorbanin kawan lo." Ucap Heeseung membuat Jake terkekeh. Akhirnya suasana mobil yang tadi sunyi kayak kuburan kembali terisi dengan celotehan 2 sepupu itu.

TBC

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang