🌌Chapter 24🌌

143 29 16
                                    

Kalian nungguin aku nggak?

☆゚.*・。

Semilir angin sore membuat rambut Yuna yang tergerai bergerak mengikuti angin, matanya memandang lurus kearah perdesaan yang berada di bawah bukit tempat kedua orang itu berdiam diri saat ini.

Sudah lima menit mereka datang kesana dan tidak ada yang memulai pembicaraan, membiarkan kesunyian merajalela diantara mereka.

ini kenapa saya jadi puitis yak, lanjut...

"Yun." Haruto mengawali pembicaraan, hanya dibalas deheman Yuna, Haruto kembali terdiam, takut untuk berbicara karena suasananya menjadi suram.

"kalau lo nggak mau ngomong gue pulang, ngehabisin waktu aja." ucap Yuna dingin, Haruto akhirnya mulai membuka suara.

"M-maaf, gue ingkar janji." ucap Haruto lirih, pemuda itu menunduk, tangannya meraih tangan Yuna, beruntung gadis itu tidak menolaknya.

"gue tahu gue salah, tapi seenggaknya gue nggak se nakal dulu, gue masih tahu batas wajar, dan gue juga nggak nyentuh rokok, atau minum minuman lagi, gue kan udah janji sama lo." jelas Haruto.

"tapi lo balapan, sama berantem kemarin?" tanya Yuna, Haruto mengangguk kemudian menghela napas kasar.

"kemarin itu gue cuma gantiin salah satu anak buah gue yang nggak bisa, kalau gaada yang gantiin Treasure akan dianggap jelek, makanya gue terpaksa, habis balapan itu gue nggak ikut balapan lagi, sumpah." Haruto menatap mata Yuna begitu pula sebaliknya.

"kalau soal gue berantem, itu juga karena kesalah pahaman, awalnya gue cuma mau nemuin si Jeno, orang yang neror lo, gue pengennya nyelesaiin masalah pakek kepala dingin, tapi dia nya dulu yang nonjok gue, untungnya sekarang masalah itu udah selesai..." Haruto diam sebentar, melihat kalau Yuna masih meminta jawaban.

"...ternyata ada yang ngadu domba gue sama Jeno, lo di chat sama orang yang ngaku ngaku Jeno, sedangkan pacarnya Jeno di teror sama orang yang ngaku ngaku jadi gue, dan sekarang gue sama Jeno masih nyari siapa pelakunya, apa lo masih di chat sama tuh orang?" tanya Haruto, Yuna mengangguk singkat.

"tapi yang terpenting sekarang, lo berhenti balapan ya, oke gapapa kalau lo jadi ketua Treasure lagi, tapi jangan kayak dulu lagi, gue... gue cuma khawatir." ucap Yuna, Haruto mengangguk, setidaknya Yuna masih memperbolehkannya.

"gue janji gue gabakalan balik kayak dulu." ucap Haruto kemudian tersenyum, badannya terhuyung ketika tiba tiba Yuna memeluknya.

"lo sahabat gue to, gue gamau lo kenapa napa, makanya gue ngelarang lo." cicit Yuna, Haruto tertawa kecil kemudian mengusak rambut SAHABAT nya itu.

"iya iya, gue gabakalan balapan, tapi kalau terpaksa boleh kan?" tanya Haruto disambut geplakan Yuna.

"gue bilang nggak ya nggak." ucap Yuna kesal, Haruto tertawa kemudian merangkul bahu Yuna, melihat matahari yang mulai terbenam, benar benar indah.

"o iya, gimana tadi, orang itu masih nge chat lo apa nggak?" tanya Haruto, Yuna mengangguk, dia membuka Handphonenya, memperlihatkan itu pada Haruto.

Benar saja, orang itu masih meneror Yuna dengan pesan pesan singkat berbau kotor juga beberapa pesan suara, cuma yang beda, dia memperkenalkan diri ke Yuna bukan dengan "D" tapi "K"

"bener bener cari masalah ini orang, tenang aja Yun, pasti nih orang bakal cepet ketemu." ucap Haruto dengan wajah marah, benar benar nyari mati orang itu, pikirnya.

"lagian lo punya masalah sama orang kah, sampai tuh orang buat masalah se begini besarnya?" tanya Yuna, Haruto menggeleng.

"gue kan nggak ikut ikut an hal jelek setelah sama lo, dan gue ngerasa kalau gue gaada masalah sama orang, makanya gue juga bingung." jawab Haruto, Yuna jadi ikut bingung.

"musuh lama mungkin?" tanya Yuna, Haruto kembali menggeleng.

"kayaknya gaada orang yang musuhan sama gue, dan kalau orang itu adalah musuh Dream/Jeno, ya kenapa gue di sangkut pautkan, gue kenal geng itu aja pas balapan kemarin." jelas Haruto. Yuna mengangguk mengerti.

"udahlah, semoga aja tuh orang cepet ketemu dan masalahnya cepet selesai, gue gamau lo dalam masalah." ucap Yuna, Haruto mengangguk.

"udah malem, anterin pulang ayo." ajak Yuna.

"nanti dulu, gimana kalau lo ikut ke markas gue dulu, gue kenalin ke anak anak Treasure, nggak pernah tahu kan?" tanya Haruto, Yuna mengangguk, bener juga, dia cuma tahu anak Treasure itu Jeongwoo, dan itu pun cuma sebatas tahu nama, belum pernah ketemu bentuk aslinya.

"mau kan ikut ke markas?" Yuna mengangguk saja, lagipula kenapa dia harus takut, kan ada Haruto.

Akhirnya motor yang ditumpangi Haruto dan Yuna berlalu meninggalkan bukit itu, meninggalkan seseorang yang sedari memperhatikan mereka dengan wajah sinis.

TBC

maap pendek, lagi mood bikin pendek soalnya, hehe...

Yang penting masalah selesai... tapi gaboleh napas lega dulu, karena aku itu orangnya penuh kejutan.

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang