Yuna menatap keadaan Haruto yang katanya semalam sudah mulai membaik, sekarang gadis itu benar-benar menunggunya untuk bangun, sekarang sudah jam 8, tadi dia sudah di belikan sarapan tapi belum dia makan.
"sarapannya dimakan Yun, jangan sampai nanti Haruto bangun lo malah sakit." peringat Jeongwoo, Yuna akhirnya memilih untuk memakan makanannya, di tengah makan, dia menatap pergerakan dari Haruto.
"Haruto, lo bangun." ucap Yuna ceria, terlihat Haruto perlahan membuka matanya, gadis itu langsung berlari keluar memanggil dokter untuk mengecek keadaan Haruto.
"Syukurlah dia bisa melewati masa kritisnya dengan cepat, setelah beberapa hari perawatan dia bisa dipersilahkan untuk pulang." penjelasan dokter itu membuat Yuna tersenyum senang, dia mendekati Haruto kemudian memegang tangannya.
"gue tahu lo kuat to, makasih udah bertahan." ucap Yuna dengan air mata menggenang, entah kenapa rasanya pengen nangis terus, Haruto yang ngelihat air mata Yuna jatuh mengusapnya kemudian tersenyum kecil.
"jangan nangis." ucap Haruto pelan, Yuna mengangguk kemudian tersenyum.
"enggak nangis kok." Yuna bilang gitu padahal air matanya dari tadi netes, Haruto cuma ketawa kecil aja deh.
Berita bangunnya Haruto sudah di dengar oleh semua orang, beberapa orang datang ke rumah sakit untuk sekedar melihat dan menjenguk Haruto, termasuk mama dan papanya.
"maaf ya mama dan papa belum bisa jadi orang tua yang baik sama kamu, maaf." itu ucapan mamanya sembari menangis, Haruto hanya mengelus bahunya kemudian tersenyum.
"gapapa, Haruto ngerti kok." pemuda itu tersenyum, Yuna melihat dari jauh, dia yakin sebenarnya Haruto sedikit merasa kecewa dengan kedua orang tuanya itu, tapi tidak mungkin dia memperlihatkannya.
"habis kamu sembuh pulang ya, kita tinggal bareng, Grandma juga udah gaada, kamu mau sama siapa." ucap Papanya, Haruto mengangguk lagi.
"iya nanti tinggal bareng, tapi janji jangan pergi lama-lama lagi." ucap Haruto.
"iya sayang, mama janji akan nemenin Haruto terus di rumah." melihat keluarga itu akhirnya akur membuat Yuna ikut bahagia.
"nak Yuna, terima kasih ya selalu jaga Haruto, kamu memang anak yang baik." ucap mama Haruto, Yuna mengangguk kemudian tersenyum.
Mama dan papa Haruto ijin untuk pulang sebentar mengambil baju dan akan datang malam nanti untuk menjaga Haruto, sekarang yang datang adalah Kenan dan Zee.
"kak Haruto, akhirnya kakak bangun." ucap Zee, Haruto tersenyum kemudian mengusak rambut gadis itu, sekarang Zee sudah bersama Yuna duduk di sofa, meninggalkan Haruto dengan Kenan yang masih terdiam.
"udah keluar dari penjara?" tanya Haruto mengawali pembicaraan.
"udah, gue di bebasin bersyarat." jawab Kenan dengan sedikit canggung.
"baguslah, selamat Ken." ucap Haruto membuat Kenan mengangguk.
"maafin gue To, lo mau kan maafin gue, kita bisa temanan lagi kan?" tanya Kenan bertubi-tubi, membuat Haruto terkekeh.
"gue bahkan nggak benci sama lo, kemarin gue cuma kaget aja, nggak nyangka lo bisa ikut-ikutan dalam masalah besar ini." Kenan menunduk, benar-benar merasa bersalah.
"udah gapapa, lo tetep temen gue." kalau Haruto tidak sakit mungkin dia akan merangkul bahu Kenan, tapi tidak bisa, jadi dia hanya menepuk bahu Kenan.
"thanks ya To, gue dulu bodoh banget mau aja bantu Dion." ucap Kenan kemudian terkekeh.
"sekarang keadaan Dion gimana?" tanya Haruto.
"sambil di rehab dia juga diobatin, lo tenang aja, dia aman kok." Haruto mengangguk kemudian tersadar sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE'S YOU? ~End~
Fanfiction﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo!" ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Gue cinta sama lo." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Kalau aku bilang kalau aku suka sama kamu, gimana?" "maaf gue cinta sama dia." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo, maaf baru bilang sekarang, selamat tinggal." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Aku suka sama kamu, kamu...