🥺Chapter 38🥺

133 27 33
                                    

Wonyoung terbangun dari tidurnya dan menyadari kalau dia tidur di dekat Sunghoon sembari memegang tangannya, kalau Sunghoon tahu pasti dia malu sekali.

gadis itu melihat sekeliling, mamanya masih tidur ternyata, dan dia melihat kearah Sunghoon, posisinya masih sama seperti semalam.

Wonyoung beranjak menuju kamar mandi, sebelum dia mendengar suara ketukan yang cukup kuat dari pintu, ketukan itu pasti bisa membuat mamanya terbangun.

Benar saja, mama Wonyoung terbangun lalu membuka pintu, bertepatan dengan Wonyoung yang kembali dari kamar mandi.

"mana Sunghoon?" tanya wanita paruh baya yang tadi mengetuk pintu, Wonyoung dan mamanya segera menyingkir dari pintu, memperlihatkan dia pada Sunghoon yang masih menutup mata.

wanita paruh baya itu mendekat, dia menatap Sunghoon dari atas sampai ke bawah.

"kau pasti sudah bangun, tapi pura pura tidur sampai aku pergi dari sini." ucap mama Sunghoon pelan kemudian menatap kearah Wonyoung dan mamanya.

"dia tidak apa apa, saya juga masih sangat sibuk untuk mempersiapkan ulang tahun anak saya yang lain, jadi apa boleh saya menitipkan anak ini kepada kalian." ucapnya dengan senyuman manis.

"b-baik." hanya itu yang bisa keluar dari mulut Wonyoung, akhirnya wanita paruh baya itu berjalan pergi. Wonyoung dan mamanya saling berpandangan kemudian duduk di sofa, kejadian tadi sungguh membuat mereka tidak bisa berkata kata.

"apa dia sudah pergi?" suara serak itu membuat Wonyoung beranjak mendekat kearah Sunghoon, yang ternyata memang benar sudah bangun.

"sudah." jawab Wonyoung, Sunghoon menatap kearahnya sebentar kemudian memejamkan mata lagi, dia sangat sangat pusing.

"haus.." cicit Sunghoon pelan, Wonyoung yang mendengar itu segera memberikan minum ke Sunghoon, setelah itu Sunghoon kembali tertidur.

"mama beliin sarapan dulu ya, tapi habis itu mama nggak bisa nemenin kamu lagi, gapapa kan?" tanya mama Wonyoung, gadis itu mengangguk saja, dia tidak apa apa kok jika menunggu sendiri disini.

setelah mama Wonyoung pergi, Wonyoung duduk di samping ranjang rumah sakit tempat Sunghoon berbaring, dia hanya menatap dalam kearah Sunghoon.

"lo kaget ya?" tanya Sunghoon tiba tiba, Wonyoung gelagapan namun kemudian mengangguk.

"ya gitulah keluarga gue." lanjutnya kemudian menyamankan diri untuk tidurnya.

Wonyoung sebenarnya masih bingung, tapi bukan haknya juga dia bertanya seperti itu, apalagi hal seperti ini adalah privasi.

Ting...

Suara pesan masuk dari Handphonenya membuat Wonyoung mengalihkan pandangannya dari Sunghoon ke Handphone, ternyata ada dua pesan dari orang berbeda.

yang pertama ada Heeseung yang bertanya keadaan Sunghoon sekaligus ijin akan datang kesini.

dan yang lainnya, Kai sedang menanyakan keberadaannya.

kamu dimana? apakah sibuk?

sebenarnya tidak, tapi aku sedang menunggu orang di rumah sakit

apakah aku boleh kesana, aku ingin membicarakan sesuatu

apakah itu penting?

sangat sangat penting

baiklah, kesini saja, aku akan kirimkan alamat serta kamarnya

Setelah selesai berbalas pesan dengan Kai, Wonyoung membuka pintu yang dimana mamanya sudah menunggu, mama Wonyoung hanya menitipkan makanan padanya kemudian langsung pamit pergi.

Wonyoung pun duduk di sofa dan segera memakan makanannya, dia sangat lapar ngomong ngomong.

pintu ruang rawat terbuka memperlihatkan seorang suster yang mengantar makanan untuk Sunghoon, Wonyoung menghentikan acara makannya sebentar untuk membangunkan Sunghoon, beruntung pemuda itu mudah dibangunkan.

"makan dulu." ucap Wonyoung, Sunghoon mengangguk saja, kemudian duduk manis untuk memakan makanan rumah sakit itu.

Setelah selesai Wonyoung pun melanjutkan acara makannya, Sunghoon masih duduk bersandar ke kepala ranjang.

"lo tahu soal Handphone gue?" tanya Sunghoon, Wonyoung diem bentar, mikir.

"kata polisi Handphone kamu rusak parah, udah nggak tertolong, soalnya kelempar sampai masuk selokan." lucu banget, tapi itu memang kenyataannya, gatau lah kok bisa kelempar kek gitu.

"lo punya nomer Yuna?" tanya Sunghoon, Wonyoung mengangguk saja.

"pinjem Handphone lo." gadis itu segera beranjak dan memberikan Handphonenya ke Sunghoon, Sunghoon pun segera mengotak ngatik Handphone Wonyoung.

Yun

kenapa Young?

bukan Wonyoung, ini Sunghoon

ehh?? kok Sunghoon

ceritanya panjang, bisa kesini nggak?

kemana?

rumah sakit perdana

siapa yang sakit, lo?

iya, kecelakaan

gue kesana!

setelah selesai dia memberikan Handphonenya ke Wonyoung, gadis itu menerimanya dalam diam.

"kalian kelihatannya deket ya?" tanya Wonyoung, Sunghoon hanya mengangkat bahu dan menatap kearah luar kamar, tidak tahu saja kalau raut wajah Wonyoung terlihat berbeda.

☆゚.*・。゚

Yuna sudah datang beberapa menit yang lalu, fokus Sunghoon hanya pada gadis itu saat ini, dia bahkan tidak sadar kalau Wonyoung merasa tidak nyaman.

"aku keluar dulu ya." pamit Wonyoung kemudian berjalan keluar, Yuna hanya mengangguk pelan kemudian melanjutkan pembicaraan dengan Sunghoon.

Wonyoung duduk di ruang tunggu, menatap kosong ke depan, matanya berkaca kaca, dia ingin menangis, tapi tidak mungkin dia menangis disini bukan.

"Hei.. Wonyoung." suara itu mengejutkan Wonyoung, ternyata itu Kai, dia baru saja datang, Wonyoung segera merubah raut wajahnya.

"Kai, kau sudah datang, jadi, kamu mau membicarakan apa?" tanya Wonyoung, Kai kelihatan seperti ragu, namun dia harus membicarakan ini.

"jadi begini..." ucap Kai pelan, Wonyoung masih mendengarkan dengan seksama.

"... gue mau jujur, selama ini gue ngedeketin lo, bukan karena gue pengen jadi temen lo, tapi gue pengen lebih dari pada itu." Wonyoung memiringkan kepalanya bingung, maksudnya?

"gue suka sama lo, Young."

Another Side

"gue cinta sama lo, Yun."

TBC

Double Update nggak nih...

sebelum aku ilang lagi ygy🤓

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang