Haruto sedikit bernapas lega sekarang, beberapa masalah sudah dia selesaikan, dimulai dari permasalahan Doyoung yang akhirnya bisa selesai, permasalahan apa itu?
Ingat Part dimana Sunghoon kecelakaan? nahh orang yang membuat pemuda itu kecelakaan adalah Doyoung.
Kenapa Haruto bisa tahu, karena malam itu ada yang melaporkan padanya ada kecelakaan yang melibatkan anggota Treasure, walaupun dia sudah terlihat menyembunyikan jaket kebangsaannya tetap saja dia terlihat seperti anggota Treasure, hanya saja Haruto tidak bisa memastikan siapa tahu, sebelumnya dia mendapatkan informasi dari Yuna kalau Sunghoon yang saat itu kecelakaan.
Langsung lah mereka bertemu dan membicarakan ini, Sunghoon menjelaskan semua, Doyoung tidak memperkenalkan diri sebagai Treasure, bahkan dia memakai baju full hitam dengan masker dan mengatakan kalau Sunghoon kalah taruhan, Yuna akan dalam bahaya, sebelumnya Sunghoon tidak mau mengikuti taruhan ini, tapi setelah di tekan oleh penuh ancaman pemuda itu mengikutinya dan berakhir dia kecelakaan.
Motif Doyoung? itulah yang ingin Haruto ketahui saat ini, karena setelah pemuda itu datang dan meminta maaf serta memeluknya, dia hanya menjelaskan kalau dia melakukan ini karena sempat membenci Haruto, alasan Doyoung membenci Haruto, karena dia tidak berhasil mendapatkan mahkota pemimpin Treasure yang sudah dia idam-idamkan, dan orang yang menemuinya berjanji akan menjadikan Doyoung leader, jika Doyoung bersedia membantunya, oleh karena itu Doyoung menjadi buta. Saat Haruto bertanya siapa yang menyuruh Doyoung tiba-tiba terjadi keributan di Markas hingga akhirnya Doyoung tertembak dan berakhir koma di rumah sakit saat ini.
Meskipun Doyoung tidak bisa mendatangi Sunghoon, pemuda itu tetap memaafkannya, karena Sunghoon percaya Doyoung berada dalam pengaruh seseorang.
"menurut lo siapa dalang utama disini?" tanya Jeongwoo yang asik duduk di samping Haruto, dia terlihat santai berbeda dengan Haruto yang penuh beban pikiran.
"gue curiga sama seseorang, tapi gaada bukti yang bisa menyatakan dia bersalah." ucap Haruto sembari melirik Jeongwoo, dia sudah frustasi ngomong ngomong.
"terus lo mau apa? nyerah?" tanya Jeongwoo lagi.
"nggak, gue gabakalan nyerah sampai tahu kenapa orang itu ngelakuin semua ini, kalau targetnya gue, dia gausah bikin masalah ke orang-orang di sekitar gue juga lah." Haruto kesal, dia berdiri dan memutuskan untuk pulang.
Dari dalam markas Jeongwoo masih terdiam kemudian membuka Handphonenya, mematikan telepon yang sedari tadi tersambung entah pada siapa.
☆゚.*・。゚
Wonyoung tertawa kecil sembari melangkahkan kakinya mengelilingi taman, sudah lama dia tidak bersantai seperti ini, suasana taman cukup sepi membuatnya tambah senang, dia menikmati acara jalan-jalannya hingga menemukan sesosok manusia yang menunduk cukup dalam, dari gaya rambutnya Wonyoung sudah tahu itu siapa.
"Dion!!" panggil Wonyoung ceria, gadis itu menepuk punggung Dion pelan, membuat pemuda itu terbangun dengan matanya yang tajam.
"Ehh?? kamu kenapa?" Wonyoung mencoba memegang pergelangan tangan Dion, namun pemuda itu menepisnya dengan keras.
"Dion... kamu kenapa?" tanya Wonyoung lagi, dia merasa kalau orang di depannya ini bukan Dion yang dia kenal.
"Dion, kamu bukan orang yang aku kenal." ucap Wonyoung takut, apalagi Dion sedari tadi masih menatapnya dengan tajam, walaupun begitu Wonyoung sedikit khawatir karena bibir pemuda itu sangat pucat.
"EMANG GUE GUKAN DION YANG LO KENAL, KENAPA?!" sentak Dion membuat Wonyoung sedikit terkejut, dia mundur perlahan.
"Ngerti ya, gue deketin lo cuma buat ngelancarin rencana gue, dan sekarang lo udah nggak berguna." ucap Dion lagi kemudian pergi dari sana, meninggalkan Wonyoung yang masih tidak percaya, gadis itu terlihat berjongkok pelan dengan menahan tangis.
Meninggalkan Wonyoung, sekarang Dion terlihat berjalan gontai ke sebuah rumah, rumah yang menjadi tujuan terakhirnya.
Ting... tong...
Setelah memencet tombol seseorang keluar, sedikit bingung kenapa Dion berada di depan rumahnya, dengan keadaan yang terlihat kacau.
"lo ngapain?!" teriak Yuna saat Dion memaksa untuk masuk
"biarin gue masuk dan jelasin seberapa brengsek orang yang lo anggap pahlawan selama ini." Yuna langsung mematung, apalagi Dion terlihat mengeluarkan sebuah berkas dengan wajah Haruto terpampang nyata di sampul berkas itu.
"maksud lo apa?!" tanya Yuna, dia tidak boleh terpengaruh, siapa tahu ini adalah jebakan, Haruto selalu menyuruhnya untuk tidak terpengaruh pada apapun.
"ORANG YANG LO ANGGAP PAHLAWAN ITU UDAH BUNUH ADEK GUE BANGS*T"
TBC
Kalian tahu, selama dua hari ini aku nggak masuk sekolah karena sakit, sakit yang nggak bisa bikin aku jalan bebas dan akhirnya tidur di kamar terus, satu hal yang bisa aku lakukan cuma nulis cerita ini sama nyiapin sesuatu yang lain, kalian tunggu ya..
Gimana perkembangan cerita ini, setelah aku pikir-pikir, kayaknya cerita ini udah hampir end, mungkin kita akan end di Chapter 55, atau mungkin lebih sedikit ke 60, gabisa mastiin sih aku soalnya takut bikin php lagi.
Menurut kalian ceritaku gimana sih, komen dong, aku suka kalian komen
Aku dah terbiasa sebenarnya kalau semakin banyak part semakin banyak viewers yang ilang, bisa di lihat dari penurunan jumlah viewers, tpi itu nggak terlalu ganggu sih soalnya aku masih senang kalau ada yang baca dan komen di ceritaku ini.
Semoga nggak trauma sama alur selanjutnya, aku takut kalian nggak terima trus hilang, hehe
Semoga suka yaa
By : RA.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE'S YOU? ~End~
Fanfiction﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo!" ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Gue cinta sama lo." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Kalau aku bilang kalau aku suka sama kamu, gimana?" "maaf gue cinta sama dia." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo, maaf baru bilang sekarang, selamat tinggal." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Aku suka sama kamu, kamu...