Wonyoung saat ini sedang joging di taman, sudah lama dia tidak keluar sejak kejadian Dion kemarin, apakah Wonyoung sudah tahu tentang masalah Dion? tahu, Haruto dan Sunghoon sudah membicarakan ini padanya, mereka juga membicarakan tentang kejadian-kejadian yang Wonyoung alami, itu semua karena Dion.
Terakhir kali saat Wonyoung kecelakaan, itu juga karena Dion, bahkan dia juga yang mengendarai mobilnya, mungkin karena itu Dion meminta maaf padanya, Wonyoung kira pemuda itu benar-benar baik, tapi ternyata salah.
"Semoga kamu bisa bahagia ya, jika suatu hari kamu bebas, semoga kamu bisa jadi lebih baik lagi, aku tahu kamu orang baik, hanya aja keadaan membuat kamu jadi orang jahat." hanya itu yang bisa di sampaikan Wonyoung melalui video yang sengaja di buat untuk Dion, Haruto berpikir untuk menghadiahi sebuah video untuk menemani Dion, mempercayakan kalau pemuda itu masih punya teman, meskipun kelakuannya udah di atas rata-rata banget.
Wonyoung bisa bernapas lega, setidaknya sekarang masalah yang terjadi diantara semua orang sudah selesai, meskipun seharusnya dia tidak perlu ikut campur karena dia bukan siapa-siapa, tapi tetap saja, dia bersyukur semua sudah baik-baik saja.
"Young!" panggilan itu membuat Wonyoung tersadar dari lamunan, dia melihat ke sekeliling, sosok pemuda yang menjadi perhatiannya beberapa hari ini datang mendekat sembari membawa es krim di tangannya.
"mau es krim?" tanya pemuda itu sembari tersenyum, Wonyoung menerimanya.
mereka terlihat berbincang bincang sebentar sebelum kemudian pemuda itu dipanggil.
"oh, gue dipanggil sama Sunghoon, nanti kalau lo masih disini kita ketemuan lagi ya." pemuda itu pun bergerak pergi, melambaikkan tangan kearah Wonyoung yang juga melambaikan tangan kearahnya.
"dia... baik ya." pikir Wonyoung kemudian kembali menikmati es krim pemberian orang yang tampangnya mirip dengan Sunghoon itu.
☆゚.*・。゚
Tok... tok... tok...
Terdengar pintu ruang rawat Haruto terketuk pelan, Haruto yang saat itu sendirian hanya bisa berteriak untuk orang di balik pintu itu membuka pintu sendiri, karena dirinya tentu tidak bisa melakukannya meskipun dia sudah baik-baik saja.
Pintu terbuka kecil, menampilkan sebuah kepala yang terlihat tersenyum tipis, Haruto panik saat melihat wajah gadis yang datang itu terlihat sedih.
"Zee, sini sama kakak, kamu kenapa?" tanya Haruto sembari membawa Zee ke pelukannya. Ya, itu adalah Zee, masih ingat kan dengan tokoh ini.
"Zee nggak papa kok, kebetulan Zee tadi habis cuci darah terus pengen ke kamar kakak, kakak udah nggak papa kan?" tanya Zee pelan, Haruto mengangguk, dia masih sedikit curiga dengan wajah sedih gadis itu.
"kamu tadi kesini sama siapa? sama Kenan?" tanya Haruto, Zee menggeleng.
"aku kesini sama Mama kak, kak Kenan lagi..." Zee menggantungkan perkataannya karena menangis, Haruto semakin yakin kalau ada sesuatu yang terjadi.
"kak Kenan masuk kantor polisi kak." jelas Zee, tentu saja Haruto terkejut, kenapa Kenan bisa masuk kantor polisi, Haruto tidak pernah tahu kalau Kenan punya masalah kriminal.
"sebenarnya aku juga sengaja buat datang ke kakak, buat ngasih surat dari kak Kenan, di baca ya kak, aku pamit pulang dulu, udah ditunggu sama mama." Zee pun berjalan keluar dari ruang rawat Haruto, meninggalkan pemuda itu sendirian lagi. dengan satu tangan Haruto membuka surat itu dan membacanya.
﹏﹏
Hai broo.. kalau lo baca ini pasti gue udah ada di penjara, sorry gue nggak pernah bilang ke lo, lo pasti terkejut kalau gue juga berhubungan sama Dion, atau jangan-jangan lo udah curiga dari awal.Sebenarnya gue kaki tangan Dion, gue yang selalu ngabarin tentang lo ke Dion, lo pasti nggak sadar kan, sorry gue udah bikin lo kecewa.
Sekarang gue udah nyerahin diri ke polisi, karena walaupun gue nggak berhubungan sama penculikan lo, gue masih bersalah karena gue bantuin Dion, nanti kalau gue udah keluar dari penjara dan kita ketemu, kita pura-pura nggak kenal aja ya, gue malu banget sumpah.
Ini aja yang bisa gue bicarain ke lo, thanks lo udah jadi sahabat gue, meskipun gue cuma pura-pura, tapi gue sendiri udah nyaman sama lo, lo orangnya asik, bahkan gue kadang lupa mau nyelesain tugas dari Dion, atau bahkan gue sengaja nggak mau nyelesain karena gue gamau lo kenapa-napa.
Tetap semangat ya To, sekarang Dion udah dipenjara, lo udah bebas dari kegilaan dia, sekali lagi gue minta maaf.
Dari gue, Kenan.
﹏﹏Haruto benar-benar tidak tahu, kalau Kenan juga berhubungan dengan semua ini, bahkan dia sangat terkejut saat Kenan menjelaskan ini, pemuda itu benar-benar merasa kecewa untuk ketiga kalinya, kenapa harus orang-orang terdekatnya yang mengkhianatinya.
"To, lo kenapa?" tanya Jeongwoo yang baru saja kembali dari kantin rumah sakit, dia habis makan, laper dari semalem dia jagain Haruto.
"nggak papa, lo udah kenyang?" tanya Haruto balik sembari menyembunyikan surat itu ke dalam selimutnya.
"kenyang banget, makanan lo udah sampai belum, ini telat banget sih susternya nganter." gerutu Jeongwoo membuat Haruto tertawa kecil, gapapa dulu dia pernah dikhianati, yang penting sekarang mereka udah sadar dan balik kayak dulu lagi.
TBC
Nggak terasa udah hampir ending, aku seneng banget cerita yang udah hampir 2 tahun ini bisa selesai setelah terbengkalai selama beberapa bulan.
Kemarin aku lupa sama Kenan, makanya aku giniin, emang dasar aku...
By : RA.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE'S YOU? ~End~
Fanfiction﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo!" ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Gue cinta sama lo." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Kalau aku bilang kalau aku suka sama kamu, gimana?" "maaf gue cinta sama dia." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo, maaf baru bilang sekarang, selamat tinggal." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Aku suka sama kamu, kamu...