🥀Chapter 20🥀

175 35 13
                                    

Selamat datang di IndoJuni, selamat membaca:')

☆゚.*・。゚

Terlepas dari masalah Haruto yang sedang mengamuk di markasnya, atau Yuna yang sedang menangis dalam diam di kamar mandi, kita beralih ke Wonyoung yang baru datang dengan sekotak kue yang akan dia titipkan ke kantin. Ya, soal berjualan, itu benar benar Wonyoung lakukan, itung itung usaha kecil kecilan.

"Nanti pulangnya Papa gabisa jemput, papa juga lupa bilang kalau nanti papa sama mama mau pergi ke luar kota bentar, gapapa kan nak?" jelas Papanya membuat Wonyoung merengut.

"kok baru bilang sekarang Pa, yaudah nanti Wonyoung pulang sama temen Wonyoung, tapi aku nanti jadi sendirian di rumah dong." ucap Wonyoung lalu cemberut, sang papa tertawa kemudian mengusap rambutnya pelan.

"cuma 2 hari sayang, kamu juga bisa mengajak temanmu agar tidak sendirian." jawab sang ayah, Wonyoung mengangguk saja, setelah berpisah dengan ayahnya dia pun berjalan masuk ke dalam sekolah, tujuannya adalah kantin, dia kan menitipkan dagangannya di sana.

di tengah perjalanan, dia bertemu dengan 3 orang yang sedang duduk di salah satu bangku kantin, Wonyoung tersenyum saat salah satu dari mereka memanggilnya.

"ini dia yang gue tunggu, cepetan, gue mau beli kuenya." itu Jake, belum Wonyoung berbicara, kotak yang dia bawa sudah di serobot duluan oleh Jake, dia pun berjalan kearah stan kantin, mengantarkan kue itu di tempat Wonyoung menitipkan dan ingin langsung membeli kue buatan Wonyoung itu. Tak lupa Jay mengikuti nya juga, mereka laper btw.

"sini duduk young." ucap Heeseung, Wonyoung pun duduk di depan kakak kelasnya itu.

"heh jangan lupa beliin gue!!" teriak Heeseung kepada dua anak buahnya itu, Jay hanya menjawabnya dengan jempol.

"lo yang traktir kan?!" teriak Jake, Heeseung hanya tersenyum pasrah, kebiasaan.

"semoga banyak yang suka sama kue nya ya kak." ucap Wonyoung, Heeseung mengalihkan pandangannya kearah gadis cantik itu.

"pasti, kemarin aja laku keras kan, tenang aja, kue buatan lo itu enak." jawab Heeseung kemudian tersenyum membuat Wonyoung ikut tersenyum, senang karena kuenya laris, mungkin dia akan membuka toko kue nanti di masa depan.

Wonyoung menatap kearah Jake dan Jay yang mendekat, di tangan mereka sudah ada beberapa bungkus kue Wonyoung, bahkan sudah ada bungkus yang kosong karena sudah dimakan.

"kayaknya lo harus banyakkin kue nya deh young, tadi hampir berebut loh, padahal masih pagi." ucap Jay, Wonyoung mengangguk, keknya emang dia harus nambahin beberapa bungkus lagi.

"heh bang, lo ngapain sih daritadi senyum senyum mulu." tegur Jake saat melihat Heeseung senyum senyum sendiri.

"ini, gue lihat video lucu di Instakilo." jawab Heeseung kemudian memperlihatkan video lucu yang sedari tadi dia liat.

Positif thinking, Heeseung paling liat video lucu😇😇

"yaudah, kak, Jay, Jake, aku ke kelas dulu ya." ucap Wonyoung, dia mau di kelas aja, gatau sih mau ngapain, keknya mau scroll instakilo kek Heeseung mungkin.

setelah berpamitan dia berjalan ke kelas, di tengah jalan dia melihat seseorang yang tidak asing habis keluar dari kamar mandi.

"kamu kenapa? habis nangis?" tanya Wonyoung panik, dia memegang kedua tangan orang itu, beruntung dia tidak menolak.

"gue ijin ke uks, nggak enak badan." itu ucapannya sebelum berjalan meninggalkan Wonyoung, setelah berdiam diri cukup lama, gadis itu melanjutkan jalannya ke kelas.

"ehh young, lihat Yuna nggak?" tanya salah satu teman kelasnya, dia itu Bendahara kelas, mau nagih uang kas mungkin.

"tadi dia ijin ke uks, sakit kayaknya." jawab Wonyoung. Ya, dia tadi bertemu dengan Yuna.

"oh yaudah, makasih ya young." ucap temannya itu, Wonyoung mengangguk kemudian duduk di bangkunya, mau nge gabut sambil nunggu absen.

☆゚.*・。゚

Sore ini Wonyoung sudah menyibukkan diri dengan bahan kuenya, dia benar benar ingin menambah beberapa bungkus dari sebelumnya, karena penjaga kantin juga memintanya untuk menambah beberapa bungkus lagi, tentu saja Wonyoung menyanggupinya.

Wonyoung baru menyelesaikan pekerjaan pada tengah malam, tidak apa apa, walaupun ini cukup melelahkan, tapi dia tetap menyukainya.

"semoga dagangannya tambah laku." ucap Wonyoung lalu tersenyum senang, tangannya meletakkan loyang berisi kue, selesai, tinggal dibungkus besok pagi dan berangkat sekolah.

Namun secara tiba tiba lampu rumahnya mati, hal itu cukup membuat Wonyoung panik

BRAK!!!

Suara itu membuat Wonyoung kebingungan, suaranya berasal dari pintu belakang, tepat di dekatnya, dia mendengar bisikan beberapa orang, dan mereka terdengar sedang, mencongkel dan mendobrak pelan pintunya.

"siapa itu." bodohnya Wonyoung, dia malah berbicara, sepertinya orang tadi mendengar suara Wonyoung, mereka berdiam sebentar kemudian...

Brakk!!!

Pintu belakang berhasil dibuka, Wonyoung semakin takut, dirinya melihat 2 orang berpakaian seperti maling sedang memandang kearahnya.

"AKHH!!" teriak Wonyoung lalu berlari ke kamarnya, dia masuk ke sebuah ruangan kecil tersembunyi di ruangannya, apakah itu? kolong kasur.

"tadi anaknya kemana bang?" suara itu membuat Wonyoung menutup mulutnya takut.

"udahlah gausah diurus, mending kita nyuri dulu, soal anak itu, pasti dia lemah, tinggal kita..." setelah itu Wonyoung tidak mendengar pembicaraan mereka lagi.

dengan tangan bergetar dia mengambil Handphone yang berada di nakas kamarnya, mencoba menghubungi siapa pun itu.

yang pertama dia menghubungi Kai, namun tidak ada jawaban, dia tidak menyerah, nama kontak Kak Hee dia pencet dan menelpon, tapi nihil, panggilan sedang sibuk katanya.

"Hiks." isak Wonyoung pelan, dia menelpon dua bodyguard Heesung -Jay & Jake- namun juga tidak ada yang tersambung.

sungguh dia frustasi saat ini, sebenarnya dia bisa saja keluar dan memukuli mereka, mengingat dia juga pernah belajar bela diri, namun dia takut jika mereka membawa senjata tajam, seperti kejadian sebelumnya, padahal Wonyoung sudah memukul mundur salah satu preman, tapi ternyata preman lainnya membawa pisau yang mana membuat dia mati kutu.

tangannya kembali meng scroll kontak, sebenarnya dia memiliki nomor banyak orang, namun yang dekat dengannya hanya sedikit, di tengah suara napasnya yang tidak beraturan, matanya terfokus pada sebuah nama, dia berharap orang ini bisa membantunya, jika bukan dia, tidak tahu lagi mau bagaimana.

Wonyoung menempelkan Handphone nya ke telinga, selama beberapa saat hanya ada suara tut— yang dia dengar sampai...


































"Halo Sunghoon, tolong aku..."




TBC

Segini dulu ya, karena ini waktunya konflik, jadinya aku suka menggantung, karena aku suka digantung—ehh...

semoga suka ya sama cerita ai, karena aku sendiri aja nggak suka, canda.

btw ini wp kenapa dah? kemarin pas aku mau balesin komen tiba" komennya gabisa dibuka, ini yang ku maksud bukan komen di bawah, tapi komen per kalimat di wp, ada kan yang kayak gitu, tapi aku gabisa buka, jadinya aku belum balesin beberapa komentar, mengcapek..

yasudah, gubayy kawan kawan.

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang