✨Chapter 23✨

159 34 20
                                    

Haii.. lama tak jumpa, saya kan (sok) sibuk, hehe

pi reding!!!

☆゚.*・。

Haruto menatap layar Handphonenya, yang pasti kalian sudah tahu foto wallpaper miliknya, dia menghela napas pelan kemudian beralih menatap kearah Jeongwoo yang berjalan kearahnya.

Hari ini dia berada di markas miliknya, karena sudah mulai liburan juga, jadi mungkin dia akan menginap disini beberapa hari.

"gimana kemarin, naik?" tanya Jeongwoo, harusnya dia nggak usah tanyain Haruto sih, pasti pemuda itu naik kelas dengan nilai bagus.

"iya dong, lumayan, masuk 10 besar." jawab Haruto, Jeongwoo mengangguk kemudian mengambil 1 botol minuman soda di kulkas kecil pojok ruangan, mereka sekarang ada di dapur markas btw.

"lah lo gimana, aman?" tanya Haruto balik, Jeongwoo mengangguk.

"lumayan lah, lagipula kenapa kita harus beda sekolah sih, padahal kalau sama gue bisa nyontek lo biar nilai bagus." jawab Jeongwoo membuat Haruto memutar bola mata malas.

"belajar maka nya." omel Haruto sambil menjitak kepala Jeongwoo, membuat pemuda itu mengaduh sakit.

Jeongwoo mau balik menyerang Haruto namun terhenti saat ada suara keributan dari luar markas, tak lama ada 1 anak buah Haruto datang kearahnya.

"bos, ada anak dream datang kesini." ucapnya panik, Jeongwoo membola kan mata, sedangkan Haruto hanya diam.

"biarin masuk, gue yang nyuruh mereka kesini." jawab Haruto kemudian berjalan diikuti Jeongwoo yang mengusak kepalanya bingung, ini ada apa?

Haruto menatap anak dream dengan tatapan datar, menyuruh semua anak buahnya menyingkir untuk memberi jalan 7 pemuda itu supaya mereka bisa masuk.

"anak buah lo nyeremin, gue kira mau di gebukin tadi." cerocos salah satu orang dari mereka, namanya Chenle.

"maap, gue lupa mau bilang ke mereka kalau kalian mau dateng." jawab Haruto kemudian menyengir, Jeongwoo menatap anak Dream dan ketua Treasure —Haruto— itu bergantian.

"gue emang nyuruh anak dream buat datang, mau ngebicarain sesuatu, awalnya mau ngajak si Jeno aja, ehh ternyata dia bawa kawan." jelas Haruto, tahu kalau sahabatnya itu masih kebingungan.

"ya gue kan jaga jaga nanti lo balas dendam sama gue." sahut Jeno. Haruto cuma menggelengkan kepala heran.

"o iya, jadi gimana, udah ketemu pelakunya?" tanya si ketua Dream, panggil aja dia Mark.

"belum, tuh orang kayak belut, susah banget di tangkepnya, saat gue udah ketemu lokasi keberadaannya di selalu hilang." jelas Haruto, Jeongwoo mengangguk setuju, karena pemuda itu lah yang mencari keberadaan orang yang dicari Haruto.

"gue juga gabisa nangkep dia, lagian dia punya masalah apa coba sama kita, kenapa harus di adu domba juga." ucap Jeno kesal.

"mungkin ada seseorang dari masa lalu yang datang buat balas dendam sama kalian?" tanya Jaemin, salah satu anak dream.

"atau dia musuh lama kalian?" tambah Jisung.

"musuh gue terlalu banyak, makanya gue gatau dia siapa." jawab Jeno sambil menyombongkan diri, karena itu orang disampingnya menggeplak kepala Jeno.

"punya musuh banyak kok bangga." ketus Renjun.

FYI, mari saya jelaskan sebentar tentang hal ini, jadi Haruto dan Jeno menyadari kalau mereka di adu domba, yang terjadi pada Yuna itu juga terjadi pada kekasih Jeno, yang membuat mereka yakin juga adalah nomer yang dipakai sang pelaku itu sama.

Jadi saat ini mereka akan bekerja sama untuk menangkap siapa pelaku yang telah membuat kekacauan ini.

"btw, pacar gue sesekali masih dapet chat dari orang itu, pesannya tetep sama, tapi kali ini dia nggak pakai nama lo, tapi pakai nama samaran "D", kalau pacar lo gimana?" tanya Jeno, Haruto diem, dia kan gatau, tapi pastinya Yuna juga ngalami juga kan.

"gue belum pastiin, nanti coba gue tanya pacar gue." jawab Haruto.

"PACAR ya To?" bisik Jeongwoo sembari tertawa kecil, Haruto memandang sinis anak itu, membuat Jeongwoo semakin tertawa keras.

"temen lo kenapa?" tanya Mark.

"udah gila kayaknya." jawab Haruto membuat Jeongwoo mendelik.

Mereka pun berbincang bincang sebentar, sampai akhirnya anak Dream pamit pulang, markas yang tadi sedikit ramai menjadi sepi kembali.

"terus lo gimana sama Yuna?" tanya Jeongwoo, Haruto menggeleng, dia masih takut berbicara dengan gadis itu.

"dia kayaknya benci banget sama gue." cicit Haruto pelan, Jeongwoo menepuk bahu Haruto pelan.

"lo harus berani bilang ke dia To, gue yakin kalau lo jujur, dia pasti bisa percaya sama lo." Haruto terdiam mendengar ucapan Jeongwoo.

"gue pergi sekarang." ucap Haruto kemudian berlari keluar dari markas.

"SEMANGAT BROO." teriak Jeongwoo, entahlah Haruto masih mendengarnya atau tidak, Haruto sudah berlalu pergi dengan motornya.

☆゚.*・。゚

Haruto berada di depan rumah Yuna, meyakinkan diri selama 5 menit sebelum akhirnya mengetuk pintu, tak lama mama Yuna membukakannnya.

"loh Haruto, kamu sudah lama nggak kesini, kemana aja?" tanya Mama Yuna, Haruto hanya menggaruk belakang kepalanya bingung, dia mau jawab apa?

"masuk dulu, mau ketemu Yuna kan?" Haruto mengangguk, sepertinya orang tua Yuna tidak tahu masalahnya dengan Yuna.

"ehh Haruto, kemari nak." panggil Papa Yuna, Haruto pun duduk di samping pria paruh baya itu.

"ada apa kamu datang kesini?" tanya Papa Yuna, Haruto diam bentar kemudian meyakinkan jawaban.

"mau ngajak Yuna jalan bentar Pa, boleh kan?" tanya Haruto, sang papa hanya mengangguk menyetujui, sedangkan mama Yuna berjalan ke lantai atas, kearah kamar Yuna untuk memanggil gadis itu.

"o iya to, kamu ada masalah ya sama Yuna?" ehhh... ternyata Papa Yuna tahu, Haruto hanya memasang wajah terkejutnya.

"jangan kaget kayak gitu, Papa gatau masalah kalian apa, Yuna juga nggak cerita, yang Papa mau, kalian harus segera baikkan, nggak baik lo kalau marahan lama lama." jelas Papa Yuna, Haruto mengangguk, dia memang ingin menyelesaikan ini semua.

"Yuna nya udah siap nih, silakan diambil, nanti dikembaliinnya jangan malem malem ya." ucap Mama Yuna, anaknya hanya mendelik kesal.

"yaudah Pa, Ma, Haruto ajak jalan Yuna dulu ya, nggak bakalan pulang malem kok, semoga, hehe." Papa dan Mama Yuna hanya menggelengkan kepala. dua sejoli itu berjalan keluar kemudian Haruto menjalankan motornya dalam diam.

Entahlah mereka mau kemana, cuma Haruto yang tahu.

TBC

Nulis sambil cegukan anjir, nggak enak banget, tapi ttep selesaii

hehehhehe...

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang