Hari ini rencananya Wonyoung ingin berkunjung ke rumah sakit jiwa tempat Dion di rawat, sembari menerima hukuman, Dion di letakkan di tempat itu untuk perawatan, tentu saja masih dengan penjagaan polisi.
"Dion ketemu aku bakalan kayak gimana ya?" monolog Wonyoung sembari menatap sebuah kotak di tangannya, kotak yang dia buat untuk hadiah ulang tahun Dion, kebetulan hari ini adalah ulang tahun pemuda itu.
Harusnya dia datang bersama Seunghan, tapi ternyata pemuda itu tidak bisa datang namun akan menjemput Wonyoung nanti, jadi Wonyoung sendirian sekarang.
Wonyoung sudah berjalan di lorong rumah sakit jiwa dengan penjaga di sampingnya, di tengah perjalanan, mereka menemukan beberapa orang pasien berkumpul dan mencoret coret tembok.
"saya akan membawa mereka kembali terlebih dahulu, anda bisa menunggu disini sebentar." ijin penjaga itu, Wonyoung mengangguk, dia duduk di salah satu kursi tunggu sembari melihat gambaran beberapa pasien yang sudah di bawa kembali ke kamar itu.
Gambaran abstrak, apalagi coretan mereka juga menutupi sebuah poster bertuliskan Missing, di dalam poster itu menunjukkan lima foto, namun Wonyoung tidak bisa melihat wajah mereka karena sudah tercoret.
"nona Wonyoung, mari melanjutkan perjalanan, mohon maaf karena terjadi masalah tadi." itu adalah penjaga yang tadi, Wonyoung mengangguk kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanan.
Sama seperti Yuna dulu saat bertemu dengan Dion, ruangan Wonyoung dan Dion dipisahkan oleh sebuah kaca dengan pintu kecil.
Dion yang sedari tadi diam menatapnya tiba-tiba berdiri dan mendekat.
"lo kenapa datang kesini?!" pertanyaan itu terlontarkan bahkan sebelum Wonyoung duduk, gadis itu sedikit tersentak namun akhirnya tetap duduk.
"lo kenapa datang kesini, harusnya lo nggak usah kesini, gue udah jahat sama lo, kenapa lo kesini, harusnya lo benci sama gue." monolog Dion, suaranya memang pelan tapi Wonyoung masih bisa mendengarnya.
"aku tidak akan membencimu, kamu tetap temanku Dion." cicit Wonyoung, perlahan Dion mulai tenang dan suasana kembali hening.
"kabarmu bagaimana? baik?" tanya Wonyoung, Dion masih diam, namun pemuda itu mengangguk.
"ini hadiah untuk kamu, hari ini kamu ulang tahun kan?"tanya Wonyoung memastikan, kotak hadiah yang tadi dia bawa sudah dia berikan pada Dion lewat pintu kecil itu.
"semoga kamu senang ya dengan hadiah dariku, disana aku juga memasukkan roti buatanku, yang dulu pernah menjadi kue kesukaanmu, semoga sekarang masih menjadi kue kesukaan kamu juga." ucap Wonyoung, Dion masih diam tentu saja, membuka kotak kado yang hanya berisikan makanan dan sepucuk surat.
"kalau gitu, aku pergi ya Dion, lain kali aku akan kesini lagi." ucap Wonyoung, dia beranjak dari duduknya, sebelum mencapai pintu, Dion menghentikannya dengan bersuara.
"terima kasih, kamu juga terus bahagia ya." ucapan Dion itu membuat Wonyoung tersenyum senang, sepertinya Dion sudah mulai sembuh, dan tentu saja itu membahagiakan.
Wonyoung berjalan keluar rumah sakit dengan senyuman yang sama, sebelum matanya menangkap seorang pemuda yang sedang duduk di motornya, seseorang yang sudah pasti Wonyoung kenali.
"Seunghan." panggil Wonyoung, gadis cantik itu berlari kecil menuju Seunghan yang menunggunya.
"udah ketemu sama Dion? gimana, kamu gapapa?" tanya Seunghan.
"gapapa, Dion sudah mulai sembuh, aku melihat dia sudah sedikit berubah." cerita Wonyoung, Seunghan ikut tersenyum sembari menjalankan motornya pergi dari area rumah sakit.
"baguslah, semoga dia bisa menjadi lebih baik lagi." jawab Seunghan.
"o iya, ini kita mau kemana?" tanya Wonyoung.
"gatau, mau jalan-jalan?" Wonyoung mengangguk sebagai jawaban, akhirnya mereka berkeliling kota sebelum akhirnya berhenti di taman dekat rumah Wonyoung.
"kebetulan ada penjual es krim, aku beliin es krim dulu ya, kamu duduk aja disini." ucap Seunghan. Wonyoung mengangguk.
Ngomong-ngomong, pasti kalian akan terkejut mendengar hal ini, tapi memang ini benar, Wonyoung dan Seunghan sudah memulai hubungan beberapa bulan yang lalu, jadi tidak salah mereka terlihat lebih dekat.
Sekarang Wonyoung sedang menunggu Seunghan yang membeli es krim tak jauh dari mereka, gadis itu melihat sekeliling, lagi-lagi dia merasa de javu dengan tempat ini, sudah berkali-kali dia selalu berada di ujung taman ini, sepertinya ini memang sebuah takdir.
"apa itu?" monolog Wonyoung sembari menatap sesuatu yang tersembunyi di balik semak-semak, gadis itu mendekatinya, ternyata benda itu adalah gelang berwarna kuning, sudah cukup kotor dengan tanah.
"ini..." tiba-tiba kepala Wonyoung sangat pusing, rasanya seperti kepalanya mau pecah, dia menutup kedua telinganya karena mendengar bunyi yang sangat kuat, dia memejamkan mata untuk menenangkan diri, namun pada akhirnya...
...semuanya gelap.
End of this Spesial Part
yeayyy.... yeayyyy.... selesai, seneng banget aku...
By : RA.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE'S YOU? ~End~
Fanfiction﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo!" ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Gue cinta sama lo." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Kalau aku bilang kalau aku suka sama kamu, gimana?" "maaf gue cinta sama dia." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo, maaf baru bilang sekarang, selamat tinggal." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Aku suka sama kamu, kamu...