Yuna pun berjalan kearah gudang penyimpanan alat olahraga yang berada di belakang lapangan indoor, Yuna pun masuk ke ruangan itu, dia sepertinya tidak melihat tanda berupa tulisan di depan pintu berupa jangan tutup pintu dari dalam.
dan Yuna malah menutupnya, rapat, hingga tidak ada cahaya yang masuk ke ruangan itu.
dan dia juga melupakan sesuatu, hal yang mungkin bisa menyusahkan nanti.
☆゚.*・。゚
"Selesai, ini tempat bola kenapa pojok banget sih, mana gelap banget nih tempat." gerutu Yuna, setelah semua bola dia masukkan ke tempatnya Yuna segera berjalan keluar, namun apa yang terjadi selanjutnya?
Saat Yuna ingin membuka pintu, benda itu tidak bisa terbuka, dia melihat tidak ada pegangan pintu tersebut tidak ada, oh jadi inilah alasan kenapa tidak boleh menutup rapat pintu ini.
Yuna mencoba untuk membukanya, namun nihil, dia mulai berkeringat, menatap sekeliling, hanya ada kegelapan, dia baru merasakan kepanikkan saat ini.
Bisa dibilang Yuna itu mempunyai Claustrophobia, jadi tahu lah kenapa dia bisa se panik itu.
DOR DOR DOR DOR!!!
Yuna sekuat tenaga menggedor pintu, berharap ada yang mendengar suara gedoran itu, meskipun dia yakin tidak ada orang yang berada di sekitarnya, karena tempat ini ada di ujung sekolah.
"TOLONG!!!" Teriak Yuna, dia sudah berteriak sekuat tenaga, lama kelamaan tubuhnya rubuh, dia lemas, tangannya berhenti menggedor pintu.
"T..tolong." ucapnya kecil, dia ingin menangis, atau bahkan sudah menangis karena jejak air mata sudah berada di pipinya.
dan di detik detik terakhir dia akan pingsan, seseorang telah mendobrak pintu itu juga menggendongnya keluar.
"tenang Yun, lo aman." ucap orang itu sebelum akhirnya Yuna kehilangan kesadaran
☆゚.*・。゚
"
Emh..." Perlahan Yuna bangun dari pingsannya, dia melihat sekeliling, dia ada di uks sekarang, perlahan dia mulai bangkit dari tidur, bersamaan dengan pintu uks terbuka.
"udah bangun Yun." ucap seorang pemuda sambil membawa semangkok bakso di tangannya.
"Haruto, lo tadi yang nolong gue kan." ucap Yuna, Haruto hanya mengangguk.
"tadi gue panik banget lihat lo ilang, udah gue cari di seluruh sekolah, sampai anak lain juga ikut nyari, terus gue coba ke ruang olahraga, dan ternyata lo emang ada disana." jelas Haruto.
"gue takut banget lo kenapa napa, secara gue yang ajak lo kesana." lanjut Haruto sembari meletakkan mangkok bakso itu di nakas samping ranjang uks, dia pun duduk di pinggir kasur
Secara tiba tiba Yuna memeluk Haruto, tentu saja Haruto terkejut, tapi dia biarkan.
"gue takut to." cicit Yuna, dia semakin mengeratkan pelukan itu, Haruto tersenyum kecil kemudian mengelus kepala Yuna, merasakan rambut halus SAHABAT nya itu.
"udah, yang penting lo udah keluar dari tempat itu, lain kali gue bakal perhatiin lo terus, biar gaada kejadian kayak gini lagi." ucap Haruto, Yuna tertawa kecil kemudian memukul bahu Haruto pelan.
"yaudah, ini baksonya dimakan, keburu dingin." ucap Haruto sambil memberikan bakso itu ke Yuna.
"kok nggak pedes." protes Yuna.
"heh lo baru aja bangun dari pingsan mau makan yang pedes pedes, udah makan aja itu." Yuna cemberut namun tetap memakan bakso dari Haruto, lagipula dia laper.
☆゚.*・。゚
Kita beralih ke Sunghoon, ingat kata kata Haruto kalau seluruh sekolah tahu Yuna hilang dan ikut mencari, tentu saja Sunghoon juga tahu dong, apalagi itu berhubungan dengan Yuna, yang notabene calon— ehh
"syukur dia nggak kenapa napa." ucap Sunghoon yang saat ini berada di depan uks, dia tidak ingin masuk, tidak ingin mengganggu dua sejoli yang sedang berpelukan itu, dia menyembunyikan kresek berisi roti dan susu kemudian berjalan menjauhi uks, Sunghoon patah hati? ngapain kan bukan siapa siapa.
TBC
Next chapter mulai masuk konflik ygy, ditunggu, saya update sebagaimana mood soalnya.
By : RA.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE'S YOU? ~End~
Fanfic﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo!" ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Gue cinta sama lo." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Kalau aku bilang kalau aku suka sama kamu, gimana?" "maaf gue cinta sama dia." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo, maaf baru bilang sekarang, selamat tinggal." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Aku suka sama kamu, kamu...