▂Chapter 5▂

398 73 77
                                    

Ini sudah berjalan satu bulan sejak Yuna bersekolah di sekolah ini, tidak ada yang spesial, bahkan dia sedikit tertekan, rasa ingin pindah kelas saja, karena sampai sekarang dia masih sedikit tidak nyaman duduk dengan Wonyoung.

Beruntungnya kali ini dia sedikit bahagia, karena apa? Mari kita lihat keadaan Yuna sekarang.

"Kai!" Panggil Yuna dengan keras membuat sahabatnya itu menoleh. Terlihat Yuna mendekatinya dengan setengah berlari, wajahnya cukup bahagia.

"Ada apa?" Tanya Kai. Yuna hanya tersenyum manis, tangannya masuk ke dalam tas yang dia bawa kemudian mencari sesuatu.

"Nih." Ucap Yuna sambil memberikan Kai sebuah coklat, oh ya, hari ini memang hari Valentine, maka dari itu Yuna memberikannya coklat.

"Makasih, kau memberikan pada siapa saja?" Tanya Kai.

"Cuma kamu." Jawab Yuna dengan pelan. Kai tidak terlalu mendengarnya.

"Kau bilang apa?" Tanya Kai. Yuna gelagapan.

"Ehh... Masih ke lo, nanti gue kasih ke Haruto juga." Ucap Yuna sedikit gugup.

"Oalah... Nih gue juga ada buat lo." Ucap Kai sambil memberikan sebuah coklat pada Yuna. Membuat gadis itu berbinar.

"Ini coklat untukku?" Ucapnya senang.

"Iya, tadi gue berniat ngasih itu ke Wonyoung... Tapi karena lo ngasih gue coklat gue juga harus balas ngasih lo, yaudah nanti buat Wonyoung gue bisa beli lagi." Jelas Kai. Wajah Yuna yang sebelumnya cerah menjadi suram.

"Ooo... Yaudah Kai, gue mau nyari Haruto dulu ya, lo mau kemana?" Tanya Yuna dengan senyuman yang lebih terlihat seperti terpaksa.

"Gue mau beli coklat lagi terus nyari Wonyoung... Lo lihat gak dia kemana?" Tanya Kai.

"Tadi sih gue lihat dia bareng sama temen temennya." Jawab Yuna.

"Oh yaudah, gue pergi dulu ya." Ucap Kai. Yuna mengangguk kemudian melambaikan tangan.

"Semangat mengejar cintanya." Teriaknya membuat Kai tertawa pelan. Saat Kai mulai menjauh, Yuna menundukkan wajahnya, dia ingin menangis tentu saja, bagaimana tidak, orang yang dia suka menyukai orang lain.

"Yuna." Panggil seseorang dibelakangnya. Gadis itu berbalik kemudian melihat Haruto mendekatinya. Dengan cepat Yuna berlari dan memeluk erat Haruto, membuat Pemuda itu sedikit terkejut.

"Biarin gini dulu ya." Ucap Yuna, setelah itu terdengar isakan dari Yuna, tangan Haruto bergerak mengusap punggung Yuna pelan, menenangkannya.

"Sampai kapanpun aku akan selalu bersedia jika kamu butuh pelukan, karena aku mencintaimu." Batin Haruto sambil balas memeluk Yuna dengan erat.

☆゚.*・。゚

Kai berjalan dengan coklat ditangannya. Setelah membeli coklat dia bergegas pergi mencari Wonyoung. Dan mungkin ini keberuntungannya, dia menemukan Wonyoung sedang sendirian di kantin. Entah dimana teman temannya Kai tidak peduli, sekarang yang dia pedulikan hanya memberikan coklat pada Wonyoung.

"Hai." Sapa Kai membuat Wonyoung menoleh kearahnya.

"Kamu... Kai?" Tanya Wonyoung, dia sedikit lupa dengan orang yang bernyanyi dengannya saat MOS itu.

"Iya, boleh aku duduk disini?" Tanya Kai. Wonyoung mengangguk kemudian menggeser duduknya agar Kai bisa duduk.

"Dimana teman temanmu?" Tanya Kai.

"Sedang membeli makanan, ada apa kamu menemuiku?" Tanya Wonyoung. Kai mengambil sesuatu di sakunya. Itu coklat.

"Ini untukmu, Happy Valentine." Ucap Kai sambil memberikan coklat itu pada Wonyoung. Tentu saja Wonyoung menerimanya dengan senang.

"Wahh trimakasih, kenapa aku bisa lupa kalau sekarang hari Valentine." Gerutu Wonyoung membuat Kai tertawa kecil, menurutnya itu imut sekali.

"Yaudah, aku pergi dulu ya, sampai jumpa." Ucap Kai kemudian pergi meninggalkan Wonyoung.

Mereka tidak sadar kalau sedari tadi beberapa pasang mata sedang menatap mereka.

"Ayo ikut gue ke supermarket, gue mau beliin Wonyoung coklat yang lebih enak dari yang dibeliin cowok itu, ada aja gue saingannya." Gerutu salah satu cowok itu.

"Kesana sendiri lah kak, kok kita harus ikut." Jawab cowok disampingnya.

"Ikut gue atau gaada tumpangan lagi?" Pertanyaan itu membuat dua orang Pemuda menghentikan langkanya.

"Oke, Jay lo sama Wonyoung aja, biar gue yang nganterin kak Hee." Ternyata mereka bertiga adalah Jay, Jake, dan Heesung. Jay mengangguk kemudian berjalan kearah Wonyoung, sedangkan Jake dan Heesung kembali ke supermarket, padahal tadi mereka baru kesana.

☆゚.*・。゚

Malam sunyi, itulah yang Yuna rasakan saat ini, meskipun supermarket tempat dia berada saat ini cukup ramai, tetap saja Yuna mereka sepi, duduk di kursi paling pojok dengan mie cup di depannya, namun sedari tadi dia tidak memakannya.

Ditengah kesendiriannya itu, terlihat seorang Pemuda datang kearahnya sambil meletakkan segelas coklat panas di depan Yuna.

"Ehh... Sunghoon?" Tanya Yuna. Ya, pemuda itu Sunghoon. Tanpa berbicara apa apa, Pemuda itu berjalan pergi meninggalkan Yuna. Gadis itu terlihat bingung namun menggumamkan kata Trimakasih.

"Enak juga coklat panasnya." Ucap Yuna kemudian merasa sedikit bahagia.

Di tempat lain, Sunghoon sedang duduk di Bus Stop sendirian, dengan earphone di telinganya membuat dia terlihat tidak ingin diganggu. Namun...

Puk...

Sebuah tepukan dibahunya membuat Sunghoon terkejut dan menatap tajam orang yang menganggunya.

"Ehh maaf, aku cuma mau bilang kalau busnya sudah sampai." Ucap gadis yang menganggunya tadi. Sunghoon menatap ke depan, memang Busnya sudah sampai. Dengan cepat dia masuk diikuti Gadis itu.

"Kamu ingat aku? Wonyoung." Ucap orang yang ternyata Wonyoung itu. Sunghoon hanya mengangguk kemudian duduk di kursi paling belakang.

"Hey, tunggu sebentar." Ucap Wonyoung membuat Sunghoon menghentikan jalannya. Dia menatap kearah Wonyoung yang sedang mencari sesuatu di Plastik belanjaannya.

"Ini untukmu, selamat hari Valentine." Ucap Wonyoung sambil memberikan sebuah coklat pada Sunghoon.

Sunghoon menatap coklat itu dan Wonyoung bergantian, dia sebenarnya tidak ingin menerimanya tapi dia tidak ingin membuat gadis itu terluka, jadi dia mengambil coklat pemberiannya.

"Trimakasih." Ucap Sunghoon singkat.

"Sama sama, sampai jumpa besok." Ucap Wonyoung bersamaan dengan Bus berhenti kemudian dia keluar, meninggalkan Sunghoon yang menatap Coklat itu dalam diam.

TBC

Hai, im comeback... Hehe

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang