ᕦChapter 19ᕤ

166 33 15
                                    

Ini masih part bernapas sebelum konflik, jadi semoga suka...

btw ini sedikit rada gimana gitu.. gabisa deskripsi in pokoknya.

hehe...

☆゚.*・。

Matahari mulai muncul menandakan pagi sudah datang, Yuna, gadis itu masih saja bergelung hangat di kasurnya, tidak ingin bangun sebenarnya, tapi hari ini mereka tetap masuk, meskipun nggak ngapa ngapain juga.

"Yun, bangun, nanti Haruto datang kamu belum mandi loh." ucap Mama Yuna.

"Bentar ma, 5 menit lagi, masih jam 5 juga." jawab Yuna.

"hih, ayo bangun, cepetan." akhirnya Yuna bangun dan berjalan ke kamar mandi dengan mata yang setengah tertutup.

bruk...

Yuna yang menabrak pintu kamar mandi kemudian mendengus.

"Sapa sih yang masang pintu disini." mama Yuna yang melihat itu hanya tertawa kecil kemudian keluar kamar.

☆゚.*・。゚

Setelah beberapa lama Yuna selesai mandi dan sudah bersiap juga, matanya memandang kearah Handphone yang berkedip, tanda ada pesan masuk.

"oh, Haruto nggak bisa dateng, yaudah gue dianter ayah aja." ucap Yuna.

"YUN, ADA TEMENMU ITU LOH JEMPUT." teriak Ayahnya dari lantai bawah, Yuna bingung, siapa yang jemput dia, Haruto kan nggak bisa.

"Lagipula kalau Haruto Papa pasti bilangnya langsung nama bukan 'temenmu'." bingung Yuna, namun dia tetap berjalan keluar saja.

Terlihat sang Papa sedang berbincang dengan seseorang di ruang tamu, Yuna belum bisa melihat wajahnya karena tertutup badan besar sang Papa.

"Pa." panggil Yuna pelan, sang Papa menengok lalu menyingkir, oh...

"Sunghoon." panggil Yuna, orang yang punya nama hanya tersenyum kecil.

"Om, saya anter Yuna nya ke sekolah ya." ucap Sunghoon sambil tersenyum manis, Yuna sedikit terpana dengan senyuman itu.

"iya, hati hati loh, jangan sampai lecet anak om." ucap Papa Yuna sembari tertawa.

"ayo Yun." ajak Sunghoon, Yuna mengangguk saja, mereka pun berjalan kearah Motor Sunghoon yang terparkir di luar rumah.

"lo nggak bilang bilang mau jemput gue Hoon." ucap Yuna.

"kenapa? gaboleh gue jemput lo." ucap Sunghoon, Yuna menggeleng ribut.

"bukan, gue nggak enak, kan rumah lo jauh dari rumah gue." ucap Yuna, sebenarnya dia mah suka aja, toh dia jadi enak, tapi kan ya tetep nggak enak juga.

"gapapa kok, udah ayo naik." ucap Sunghoon, Yuna pun mengangguk kemudian naik motor Sunghoon.

"lagipula Haruto aja bisa tiap hari jemput lo padahal rumah dia jauh juga." cicit Sunghoon pelan, Yuna yang dasarnya rada budeg ya gabisa denger, apalagi mereka sudah dalam perjalanan.

"kenapa Hoon?" tanya Yuna, Sunghoon hanya menggeleng, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan dengan keterdiaman.

☆゚.*・。゚

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang