Yuna membuka matanya saat cahaya memasuki jendela, lebih tepatnya sang mama baru saja membuka jendela miliknya, membuat Yuna akhirnya terbangun sembari menyesuaikan cahaya yang masuk dalam matanya.
"mama, aku masih ngantuk padahal." gerutu Yuna.
"bangun dulu ayo, ada Sunghoon di bawah." ucap Mamanya, membuat Yuna membolakan mata.
"mama turun duluan, kamu siap-siap sana, dia mau ngajak jogging pagi kayaknya." setelah sang mama keluar kamar, Yuna memasuki kamar mandi.
Sebelum benar-benar mandi, dia menatap dirinya di cermin, mempertanyakan apakah ini benar-benar hidupnya, cukup membingungkan, disaat dia sudah merasa benar-benar menyukainya seseorang Tuhan malah mengambil orang itu dan tiba-tiba orang lain datang untuk menjadi teman hidupnya.
Pada saat malam perjodohan itu dia hanya diam, tidak bisa merespon, Sunghoon juga begitu, tidak, dia tidak menyalahkan Sunghoon, dia yakin Sunghoon juga sama terkejutnya, terlihat dari wajahnya yang terkejut dan khawatir.
"gue harus gimana, apa emang gini ya takdir gue To?" pertanyaan itu dia lontarkan pada Haruto, setelah berdiam diri cukup lama dia memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap.
Memang benar, Sunghoon mengajaknya untuk jalan santai di taman, suasana mereka cukup canggung karena malam itu, bahkan setelah acara itu selesai mereka tidak bertukar pesan sampai akhirnya saat ini Sunghoon datang ke rumah.
"duduk disini, gue mau beli minum." perintah Sunghoon, Yuna mengangguk saja, dia pun duduk di salah satu bangku taman, menunggu Sunghoon yang membeli minuman di penjual minuman dekat mereka.
Setelah Sunghoon kembali mereka sibuk minum, setelah itu suasana hening kembali, sebelum...
"Sorry..." ucap Sunghoon pelan, tentu saja Yuna bingung, kenapa pemuda itu minta maaf?
"maaf kalau lo nggak nyaman sama perjodohan itu, gue bisa minta bokap untuk membatalkannya." ucap Sunghoon, Yuna gelagapan.
"jangan, gue bisa nerima perjodohan ini, tapi gue masih kaget, gue nggak nyangka kalau takdir hidup gue bakalan kayak gini." jelas Yuna, dia menunduk, serba salah dengan perasaannya. dia tetap ingin mempertahankan Sunghoon padahal dia tidak memiliki perasaan apapun pada pemuda itu, bukankah dia jahat?
"sama, awalnya gue mau jadi pelindung lo, teman lo, sahabat lo, kayak yang Haruto lakuin, tapi gue gatau kalau akhirnya bakalan kayak gini, diluar nalar banget." Sunghoon tertawa kecil kemudian menatap Yuna.
"lo nerima perjodohan ini?" tanya Yuna.
"kalau nerima, pastilah, gue masih suka sama lo ngomong-ngomong, tapi tetep aja, lo pasti ngerasa nggak nyaman, makanya gue bisa batain perjodohan ini kalau lo bener bener nggak mau." Yuna menggeleng lagi, hatinya bimbang sekarang.
"atau gini, kita nerima perjodohan ini, dan gue akan coba bikin lo jatuh cinta sama gue, kalau nggak ya, kita jalanin hubungan ini sebagai sahabat, cuma ketambahan kata hidup aja, jadi sahabat hidup." Sunghoon benar-benar menertawakan apa yang baru saja dia katakan, tapi bagaimanapun mereka harus memiliki jalan keluar.
"tapi kalau pada akhirnya gue tetep gaada perasaan sama lo, gue gamau lo sakit hati Hoon." cicit Yuna.
"gue kan udah bilang, gue gapapa kalau lo nggak suka sama gue, yang penting gue bisa jaga lo, tetep di samping lo, bantu lo, dan mungkin ini emang takdir buat gue bisa mewujudkan hal itu." jelas Sunghoon.
Yuna masih diam, dia masih bimbang, namun kalau dia terus menerus seperti ini, pasti masalah tidak akan pernah selesai, jadi, membuka kesempatan, tidak masalah bukan?
"gue coba ya." cicit Yuna, membuat Sunghoon mengangguk pasti, mereka bertatapan sembari tersenyum satu sama lain.
"gue harap lo bahagia, Yun."
End for this Spesial Part
ehehehehehehehehee... absurd ya, cuma itu yang ada di pikiranku...
By : RA.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE'S YOU? ~End~
Fanfic﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo!" ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Gue cinta sama lo." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Kalau aku bilang kalau aku suka sama kamu, gimana?" "maaf gue cinta sama dia." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo, maaf baru bilang sekarang, selamat tinggal." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Aku suka sama kamu, kamu...