◠Chapter 17◠

185 38 32
                                    

Tak terasa jadwal ulangan sudah selesai, dan ini hari terakhir mereka menjalani ulangan kenaikan kelas ini, semua siswa siswi apalagi Yuna menghela napas lega karena sudah terlepas dari kepusingan ulangan.

"akhirnya selesai juga To!!!" seru Yuna senang, Haruto yang ada di sampingnya cuma tersenyum sembari memandang wajah cantik Yuna.

"bentar lagi kita naik kelas, semoga kita sekelas deh To." ucap Yuna kemudian menarik tangan Haruto saat bus sudah datang. Ya, mereka sedari tadi sedang menunggu bus untuk pulang.

"btw, nanti jangan pulang dulu ya, mama ngajak lo makan siang bareng, mau kan?" tanya Yuna, Haruto terlihat berpikir sebentar.

"yaudah deh gue ikut, lumayan, di rumah gaada orang, jadi gaada makanan." jawab Haruto, Yuna mengangguk senang, setelah itu mereka berbincang hal random sampai sampai mereka melupakan hal bahwa saat ini mereka sedang berada di bus umum.

"udah sampai, ayoo." ucap Yuna, dan kembali dia menarik tangan Haruto, memang anak itu senang sekali menarik tangan orang.

"mama!!! aku bawa Haruto nih." ucap Yuna, sang mama yang sedang menonton TV bersama papanya tersenyum kemudian menyambut mereka.

Haruto juga cukup dekat dengan keluarga Yuna, makanya dia tidak terasa canggung disaat seperti ini, malah dia sudah menganggap mereka seperti orang tua sendiri, berharap juga nanti mereka bisa menjadi mertuanya, ehh.

"nak Haruto, mama kira kamu gamau loh." ucap Mama Yuna.

"nggak mungkin dong aku nolak permintaan mama." ucap Haruto sambil tersenyum manis.

"jadi gimana, ulangannya lancar kan?" tanya Mama Yuna pada kedua orang itu.

"not bad." jawab Yuna kemudian meminum jus jeruk milih ayahnya, si empu cuma diam, serah anaknya lah.

"ayo makan siang, sini semua, kalau nggak cepat aku makan sendiri loh." ucap Mama Yuna kemudian tertawa, tanpa waktu lama ketiga orang lainnya sudah berada di ruang makan.

"papamu sudah pulang To?" tanya Papa Yuna, Haruto mengalihkan perhatiannya dari makanan ke pria paruh baya itu.

"rencananya sih malam ini mau pulang, tapi gatau pastinya kapan, pa." jawab Haruto, papa Yuna hanya mengangguk kemudian melanjutkan makannya.

"o iya, Pa nanti tolong beliin buah ke toko buah langganan kita, sama Yuna ya." ucap Mama Yuna.

"Yuna bisa beli sama Haruto ma, papa pasti capek habis pulang kerja." jawab Yuna.

"Nggak Yun, toko buah langganan mamamu itu jalannya susah, takutnya kalian nyasar, makanya sama papa aja." jelas papanya, Yuna pun hanya mengangguk, mereka pun melanjutkan makan hingga habis.

Papa Yuna dan Yuna sudah pergi tadi, dan kini tinggal Haruto dan mama Yuna sedang berada di depan TV.

"Haruto... kamu masih suka Yuna?" tanya mama Yuna, tentu saja Haruto terkejut.

"jangan ngelak, mama tahu kok kamu suka sama Yuna, dan Yuna itu anaknya persis sama papanya, nggak peka." ucap sang mama sembari tertawa kecil.

"papa itu orangnya juga nggak pekaan ya ma?" tanya Haruto, Mama Yuna mengangguk, dia menerawang masa lalunya saat masih muda.

"dulu itu dia sangat dingin, nggak peka, tapi gatau kenapa aku malah suka, terus pada akhirnya mama mencoba buat mendekati dia, awalnya susah, bisa dibilang mama hampir nyerah tapi entah takdir dari mana ternyata dia juga suka sama mama, akhirnya kita nikah deh." jelas mama Yuna, Haruto mengangguk mengerti.

"jadi kamu jangan menyerah dulu ya, jika kalian memang memiliki takdir untuk bersama maka kalian pasti akan bersama, jika tidak, ya mungkin kamu boleh menyerah." ucap mama Yuna, Haruto mengangguk sendu.

"lagipula kalau aku sama Yuna gabisa bersama sama, aku masih bisa menjaga Yuna sebagai sahabat, ma." jawab Haruto.

"semangat ya Haruto, mama pasti dukung kamu." ucap mama Yuna, ini kenapa jadi melow gini.

"mama!!" itu teriakan Yuna dari depan rumah.

"oh mereka sudah datang, ayo ke depan." ucap mama Yuna, Haruto mengangguk, mama Yuna menepuk bahu Haruto pelan, mengartikan kata semangat. Haruto hanya tersenyum kecil, kemudian menyusul orang orang yang berada di depan sana.

☆゚.*・。゚

Hari ini masuk, meskipun tidak ada apa apa, tapi sekolah tetap menyuruh mereka masuk, males banget.

"Kita ke ruang olahraga aja yuk, temenin gue basket bentar." ajak Haruto, Yuna mengangguk saja, toh dia juga gatau mau ngapain. mereka pun berjalan menyusuri lorong kearah lapangan indoor tempat lapangan basket berada.

"tunggu ya, gue main basket bentar, kalau bosen nih handphone gue, sama di depan sana ada kulkas minuman lo bisa ambil kalau haus." jelas Haruto kemudian dia masuk ke lapangan.

"dia ngasih handphonenya ke gue? gue aja gatau password nya apaan." ucap Yuna kecil.

"OH GUE LUPA YUN, PASSWORD NYA ULTAH LO." teriak Haruto dari lapangan, beruntung tempat ini sepi, hanya ada beberapa anak basket jadi Yuna tidak terlalu malu, ingatkan Yuna untuk menggeplak kepala Haruto nanti.

Setelah tahu password handphone Haruto dia pun membuka benda itu, dari tampilan lock screen saja sudah foto mereka berdua, ya walaupun punya dia juga seperti itu sih.

"gue mau main apa di handphone Haruto, gaada game." monolog Yuna sembari menutup handphone itu. dia pun mengedarkan pandangan ke Haruto yang terlihat sangat tampan saat dia menggiring bola kemudian memasukkannya ke ring.

"permisi nak." suara itu membuat Yuna sedikit terkejut, dia melihat guru olahraga berada di sampingnya.

"oh, ada apa ya pak?" tanya Yuna.

"ini, boleh bapak minta tolong masukkan bola ini ke gudang belakang sana, bapak sedang buru buru soalnya." jelas guru olahraga itu.

"boleh pak, kebetulan saya juga gatau mau ngapain, jadi nganterin ini aja, hehe." jawab Yuna, guru olahraga itu mengangguk, Yuna pun berjalan kearah gudang penyimpanan alat olahraga yang berada di belakang lapangan indoor, Yuna pun masuk ke ruangan itu, dia sepertinya tidak melihat tanda berupa tulisan di depan pintu berupa jangan tutup pintu dari dalam.

dan Yuna malah menutupnya, rapat, hingga tidak ada cahaya yang masuk ke ruangan itu.

dan dia juga melupakan sesuatu, hal yang mungkin bisa menyusahkan nanti.

gws Yuna( ◜‿◝ )

TBC

Part kali ini 900 an, semoga sukaa...

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang