"Yuna, ini sudah hampir pukul 7, apa kau tidak ingin bangun!!" Teriak ibu Yuna dari bawah, namun orang yang dia teriaki hanya masih bergelut dengan kasur, tidak menghiraukan teriakan itu.
Tok!!! Tok!!! Tok!!!
Sekarang Ibu Yuna menggedor nggedor pintu kamar Yuna dengan keras, karena hal itu akhirnya Yuna mulai membuka matanya.
"Kenapa sih Ma, ini hari minggu." Ucap Yuna.
"Minggu? Sekarang hari Senin nak, kemarin hari Minggu, lupa hari ya kamu?!" Teriak Ibunya. Yuna segera mengambil Handphone yang dia letakkan di nakas di sambil kasurnya. Dan ternyata...
Memang hari ini hari senin, dan waktu sudah menunjukkan pukul 07.05, seketika mata Yuna terbelalak dan langsung berlari menuju kamar mandi, Ibunya yang mendengar suara ribut dari kamar hanya bisa menggelengkan kepala.
☆゚.*・。゚
Yuna memandang gerbang sekolahnya yang hampir ditutup dengan napas berderu, kalau dia terlambat satu detik saja mungkin dia tidak akan bisa masuk ke dalam sekolah.
"Selamat!!!" Ucap Yuna pelan, namun sayang, hari ini bukan hari yang beruntung baginya, meskipun dia berhasil masuk, tetap saja dia dianggap terlambat, apalagi hari ini senin, pasti sangat berat hukuman untuk yang terlambat.
"Sekarang berdiri di barisan orang yang terlambat itu, setelah upacara selesai tetap di tempat sebelum Bapak perintahkan lagi." Ucap Guru kedisiplinan. Yuna hanya pasrah, dia berjalan kearah segerombolan anak yang terlambat, cukup banyak sebenarnya, namun tetap saja Yuna merasa malu.
Matanya memandang ke salah satu pemuda yang terlambat, sepertinya dia pernah kenal.
"Sunghoon?" Ucapnya pelan. Ya, Sunghoon juga terlambat sama sepertinya. Yuna ingin menyapanya, namun sepertinya pemuda itu terlihat tidak ingin diganggu.
"Setelah upacara selesai, maju ke depan dan hormat ke bendera sampai jam istirahat." Ucap Guru kedisiplinan itu kemudian berjalan pergi. Yuna menatap orang itu penuh kebencian, dari dulu dia memang tidak suka sih.
"Beruntunglah, jam pertama juga Matematika." Ucap Yuna pelan. Matanya memandang kembali ke Sunghoon, tepatnya punggung Sunghoon karena memang dia berada di belakangnya.
Yuna kemudian hanya diam mengikuti semua alur upacara hingga akhirnya upacara selesai dan Yuna berjalan menuju tiang bendera dan menjalankan hukuman.
Beruntung hari ini tidak panas, jadi Yuna fine fine saja. Yang tidak terlihat baik sepertinya malah Sunghoon, entah kenapa Yuna melihat Pemuda itu sedikit oleng.
"Sunghoon." Panggil Yuna pelan, membuat Sunghoon berbalik menatapnya, toh tidak ada yang mengawasi mereka, namun tetap saja jika mereka tidak menjalani hukuman maka mereka akan mendapatkan hukuman lebih.
"Lo sakit?" Tanya Yuna sambil meletakkan punggung tangannya ke dahi Sunghoon.
"Panas, kita ke UKS yuk." Ucap Yuna. Tunggu, ini bukanlah modus atau cara agar Yuna tidak melaksanakan hukuman, tapi Sunghoon memang sakit.
Yuna menarik tangan Sunghoon sampai UKS, beruntung anak itu tidak melawan, bahkan sedari tadi dia cuma diam tidak menolak.
"UKS lagi gaada orang juga, gue ambil teh dulu ya, lo tidur aja kalau pusing." Ucap Yuna kemudian masuk ke dapur dekat UKS, tempat minuman hangat atau makanan ringan untuk orang sakit, tidak jarang juga tempat itu diserbu anak anak nakal demi mendapatkan makanan gratis.
"Ini minum dulu, baru makan roti, lo gak sarapan?" Tanya Yuna. Sunghoon hanya mengangguk. Yuna terdiam, kayaknya dia tadi juga nggak sarapan tapi dia—
"Gue gak makan dari semalem." Ucap Sunghoon pelan seolah tahu apa yang dipikirkan Yuna.
Berbeda dengan Sunghoon yang sudah makan dan minum dengan tenang, Yuna malah tercengang.
"Lo, bisa ngomong?!" Ucap Yuna heboh, Sunghoon cuma menatap Gadis itu heran. Berarti selama ini dia dianggap tidak bisa berbicara?
"Ehh maaf, gue salah bicara, maksudnya, gue baru tahu lo bisa bicara banyak, biasanya kan singkat atau bahkan gak pernah ngomong." Ucap Yuna sambil menyengir, sungguh keadaannya malah menjadi canggung, Yuna tidak menyukai ini.
"Y-yaudah lo makan aja, gue mau ke kamar mandi bentar." Ucap Yuna kemudian berjalan pergi, sebelum dia benar benar keluar dari UKS, dia mendengar suara Sunghoon lagi.
"Makasih ya." Ucap Sunghoon membuat Yuna memandangnya sambil tersenyum, kemudian kembali berjalan meninggalkan Sunghoon. Tidak tahu saja Sunghoon tersenyum kecil, entah karena apa.
Yuna berjalan kembali dari Kamar mandi, sekarang dia bingung mau kemana, mau ke kelas tapi nanti dia di usir, kembali ke lapangan dia juga malas, ke kantin sama saja cari mati karena guru guru kedisiplinan biasanya berada disana disaat seperti ini.
"Ke UKS lagi aja." Ucap Yuna kemudian berjalan ke UKS. Sesampainya di UKS dia tidak menemukan Sunghoon, kemana anak itu.
Namun Yuna memilih tidak peduli, mungkin anak itu sudah kembali ke kelas, lebih baik Yuna disini dulu sampai istirahat datang.
Di lain tempat, tepatnya di Rooftop, Sunghoon duduk di lantai memandang kearah bukit belakang sekolah, ini adalah tempat paling nyaman baginya, jauh dari keramaian.
"Laper." Ucapnya pelan, sebenarnya dia nunggu istirahat supaya dia bisa makan, roti tadi gak bikin kenyang sama sekali.
Salah Sunghoon juga dari semalam tidak makan, bagaimana lagi, dia tidak nyaman jika makan bersama... sudahlah.
Dan soal Yuna tadi, gadis itu memang baik, Sunghoon kembali tersenyum kecil saat mengingat kembali kejadian tadi. Sudahlah, dia ingin tidur saja, toh tidak ada yang bisa datang kesini karena sudah dia kunci, jadi tidak ada yang menganggu nya.
TBC
Masih part random, belum masuk ke konflik.
By : RA.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE'S YOU? ~End~
Fanfiction﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo!" ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Gue cinta sama lo." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Kalau aku bilang kalau aku suka sama kamu, gimana?" "maaf gue cinta sama dia." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo, maaf baru bilang sekarang, selamat tinggal." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Aku suka sama kamu, kamu...