🍃Chapter 42🍃

101 16 6
                                    

Haruto datang ke markas setelah mengantar Yuna pulang, tadi dia sudah memberi pesan seseorang untuk datang, namun belum ada tanda-tanda orang itu di markas, yang ada malah si tertua, alias Hyunsuk dan Jihoon yang sedang menonton Televisi.

"Jeongwoo belum datang ya." ucap Haruto, kedua abangnya itu menggeleng, Haruto pun duduk di samping mereka, ikut menonton saja sembari menunggu Jeongwoo datang.

"Lo tuh kalau nggak nyari Jeongwoo ya Doyoung, abang-abang yang lain nggak." celetuk Hyunsuk, Haruto hanya menyengir.

"Padahal kita tahu sesuatu yang bisa bikin lo kaget." sambung Jihoon, mereka berdua tersenyum satu sama lain saat melihat Haruto yang penasaran.

"Emangnya apa bang?" tanya Haruto. saat Hyunsuk ingin menjawab, seseorang menyela mereka dengan memanggil nama Haruto, itu Jeongwoo, membuat Haruto mau tidak mau mendekatinya karena masalah yang ingin mereka bicarakan lebih penting, sepertinya.

"gimana, beneran sama nggak?" tanya Haruto saat dia dan Jeongwoo memojok di dapur, kan ini cukup rahasia, dan Haruto pengen mereka aja yang tahu.

"sama deh, apalagi ciri-cirinya juga hampir mirip sama temen lo." ucap Jeongwoo, dia memberikan Handphonenya ke Haruto, memperlihatkan rekaman CCTV.

"kita harus sembunyiin ini dulu, kalau ada orang yang tahu selain kita, bisa rusak." ucap Haruto, Jeongwoo mengangguk saja, toh ini adalah masalah mereka.

"o iya, soal Yuna, gimana?" tanya Jeongwoo.

"akhirnya gue bisa baikkan, sebenarnya gue gatau salah gue apa, tapi yaudahlah, dia udah nggak marah." Jeongwoo menggelengkan kepalanya, ada-ada aja dua SAHABAT ini.

☆゚.*・。゚

Yuna menatap kearah Sunghoon yang baru saja datang kerumahnya, keadaannya sudah terlihat baik-baik saja, bahkan dia bisa mengendarai motornya lagi.

"Yun." panggil Sunghoon pelan, dia menunduk, Yuna bingung, apaan nih?!

"masuk dulu deh Hoon, cerita di dalem, ini udah malem juga lo ngapain kesini." ucap Yuna, Sunghoon masih diam, namun dengan cepat pemuda itu memeluknya erat, Yuna semakin bingung saja.

"maaf Yun, gue kangen lo, gue bodoh banget saat itu malah ngungkapin perasaan gue dan bikin pertemanan kita hancur." ucap Sunghoon dengan masih tetap mendekapnya.

"ehh... gapapa Hoon, malah gue yang harusnya minta maaf karena gue gabisa bales perasaan lo." ucap Yuna. Sunghoon mengangguk, akhirnya pelukan terlepas.

"kita temenan ya." ucap Sunghoon. Yuna mengangguk, dia lihat raut wajah Sunghoon sedikit berbeda, namun yasudahlah.

"lo mau mampir dulu?" tanya Yuna. Sunghoon menggeleng.

"nggak, gue mau pulang, cuma mau bilang itu aja." ucap Sunghoon, dia pun pamit dan mulai meninggalkan rumah Yuna.

Gadis itu masih berdiri di depan rumah, apalagi saat melihat ada seseorang yang berada tak jauh dari rumahnya, wajahnya tidak terlihat karena memakai masker apalagi dia memakai pakaian serba hitam, sesaat setelah Yuna menyadari keberadaannya, orang itu langsung berlari pergi.

"semoga dia bukan maling, gue lagi sendirian di rumah." ucap Yuna takut, masalahnya Papa dan Mamanya lagi pergi, dia benar-benar sendirian.

"apa gue bilang Haruto aja..." setelah berpikir akhirnya dia menelpon Haruto, masih di depan rumah btw belum masuk si Yuna.

terdengar suara grasak-grusuk sebelum suara Haruto terdengar.

"lo sibuk nggak To?" tanya Yuna.

"enggak, ini lagi di markas." jawab Haruto dari seberang sana

"lo bisa kesini, tadi gue lihat ada seseorang yang mantau rumah gue, gue takut kalau dia maling." jelas Yuna, terdengar bisik-bisik dari sana, sepertinya Haruto sedang berbicara dengan orang lain.

"gue kesana ya, Mama sama Papa pulang kapan?" tanya Haruto.

"masih besok."

"yaudah gue kesana, lo mau makan apa sekalian gue beliin." ucap Haruto.

"nggak usah deh, nanti lama lagi kalau lo beli makan dulu, langsung kesini aja." ucap Yuna, entah kenapa perasaannya sedikit tidak enak.

"gapapa, habis ini gue langsung kesana, yang beli makanan di Jeongwoo, dia mau kok di babu." ucap Haruto membuat Yuna sedikit tertawa, dia juga bisa mendengar umpatan Jeongwoo di seberang sana.

"yaudah deh, apa aja, gue juga belum makan." ucap Yuna, setelah itu Haruto menutup Handphonenya dan bilang akan segera otw. Yuna pun kembali masuk ke dalam rumah.

☆゚.*・。゚

"rencana gagal, dia nggak sendirian."

"yaudah rencana bisa di jalankan kapan saja, tenang aja, kalau lo sama gue."

☆゚.*・。

Wonyoung menatap kearah pemandangan di depannya, sangat indah, dia jadi tidak kecewa untuk datang kesini.

Ngomong ngomong Wonyoung sekarang berada di sebuah rumah makan pinggir pantai yang bersentuhan langsung dengan bibir pantai, jadi pengunjung bisa makan sembari menikmati pemandangan.

"udah pesen makanan?" tanya seseorang, Wonyoung menggeleng, dia terlalu menikmati pemandangan sampai lupa untuk memanggil pelayan.

pemuda yang datang bersamanya hanya tersenyum kecil, kemudian memanggil seorang pelayan, mereka akhirnya memesan makanan.

"Suka sama tempat ini?" tanya orang itu, Wonyoung mengangguk semangat, membuat orang itu tersenyum lagi.

"kalau kamu suka nanti aku akan ajak kamu ke tempat-tempat yang bagus lagi." ucap orang itu, Wonyoung semakin senang saja.

"makasih ya,































...Dion."

TBC

Hehehehehehehe....

udah mulai nulis lagi yaa.. cuman terbatas buat upload aja, kalau upload kudu nyari wifi dulu.

By : RA

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang