✿Chapter 10✿

273 48 36
                                    

Ini hari kedua Yuna dan yang lainnya berada di Villa, saat ini gadis itu sedang berjalan jalan santai di taman belakang Villa, disana juga ada beberapa anak yang ikut berjalan jalan juga.

Yuna memandang sekeliling, berusaha mencari seseorang. Hingga tak lama Yuna berhasil menemukan orang yang dia cari.

"Harutoo!!!" Ya, Harutolah yang sedang di cari Yuna, Pemuda itu sedang duduk di sebuah bangku taman tak jauh dari Yuna, sepertinya dia kelelahan habis berlari mengelilingi taman.

Yuna duduk di samping pemuda itu, tidak ada yang memulai pembicaraan, benar benar hening, hanya ada suara percakapan lain antara orang orang di taman itu.

Yuna sebenarnya ingin berbicara tapi dia bingung juga mau mengatakan apa, sedangkan Haruto, entahlah apa yang dia pikirkan, hanya saja dia sedikit menyesal kenapa mengikuti Kai untuk berlari bersama dan ternyata meninggalkannya saat Wonyoung melewati mereka, berakhir Haruto harus bertemu Yuna seperti ini.

"To..." Panggil Yuna pelan. Haruto masih diam, dan Yuna ikut diam. Mereka benar benar seperti kekasih yang bertengkar.

Keheningan berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya Haruto berjalan pergi, namun dia berhenti saat sepasang tangan memeluknya dari belakang.

"To... Jangan marah." Itu Yuna, dia memeluknya. Haruto sedikit memerah, dia sebenarnya sudah tidak marah, tapi tetap saja dia tidak siap bertemu dengan Yuna karena kejadian kemarin.

Tapi sekarang, tidak mungkin kan Haruto tetap marah pada gadis ini, orang orang melihat mereka aneh, bahkan ada yang menyoraki mereka.

"Udah Yun, gue udah maafin lo, maafin gue juga kemarin gabisa ngontrol emosi." Ucap Haruto. Yuna mengangguk kemudian tersenyum.

"Jangan tinggalin gue lagi, lo kan Sahabat kesayangan gue." Ucap Yuna. Haruto mengangguk.

"Hahaha... Sahabat kesayangan." Batin Haruto miris, namun bagaimana lagi?

"Ayo balik ke Villa, udah mau sarapan." Ajak Haruto. Yuna mengangguk, mereka pun berjalan menuju Villa.

Mereka tidak sadar kalau ada sepasang mata yang memperhatikan mereka, orang itu hanya menatap datar, jadi tidak tahu apa yang dia pikirkan dari mimik wajahnya.

"Kenapa? Lo cemburu Yuna sama Haruto lagi?" Tiba tiba seorang pemuda tampan datang, itu Heeseung, kenapa orang itu ada dimana mana?

"Udah lo jujur aja, lo suka sama Yuna ya, Hoon?" Tanya Heeseung pada orang itu. Orang itu menggeleng.

"Beneran? Kelihatannya lo suka sama Yuna deh?" Tanya Heeseung lagi. Orang itu memutar matanya malas kemudian berjalan meninggalkan Heeseung.

"Heh! Enak aja gue ditinggalin, ikut!!" Teriak Heeseung kemudian menyusul Sunghoon yang sudah berjalan jauh, entah dimana Jake dan Jay hingga mereka malah berakhir berdua seperti ini.

☆゚.*・。゚

Jika dibilang senang, Haruto senang sekali bisa berbaikkan dengan Yuna, setidaknya dia masih bisa menjaga Gadis ini, tetap bersamanya hingga akhir.

Namun tidak enaknya, dia harus melihat seseorang yang entah kenapa selalu memandang kearah Yuna, sungguh, jika saja Yuna tidak melarangnya, dia sudah berjalan ke tempat orang itu dan menanyakan tujuan kenapa dia selalu memandang Yuna.

"Lo mau makan apa?" Tanya Yuna. Haruto tersadar dari lamunannya, memandang kearah Yuna dan pelayan restoran yang ternyata sudah ada di samping meja mereka.

"Ikut aja." Ucap Haruto singkat, Yuna pun mulai memesan apa yang akan dia dan Haruto makan, beruntung mereka sudah bersahabat sejak lama, jadi dia tahu Haruto suka dan tidak suka dengan apa.

"Lo ngerasa nggak sih ada yang ngelihatin lo mulu." Tanya Haruto, sepertinya dia tidak sadar saat menanyakan itu. Yuna menoleh ke sekeliling, dia tidak melihat orang yang memperhatikan dia tuh.

"Gaada, lo apaan dah." Ucap Yuna. Haruto kembali diam, entah kenapa dia masih merasa kalau Yuna tetap diperhatikan oleh seseorang.

"Lo sekamar sama Kai ya?" Tanya Yuna. Haruto mengangguk.

"Yaudah, nanti ikut ya, gue mau lihat lihat kamar lo." Ucap Yuna. Haruto mencibir.

"Bilang aja mau ketemu Kai." Ucap Haruto membuat Yuna menyengir. Mereka berbincang bincang biasa hingga akhirnya.

Tuk..

Yuna memandang segelas coklat hangat yang diletakkan di depannya, dia memadang ke arah orang yang memberikan itu, ternyata tetap orang yang sama.

"Makasih." Karena dia sudah terbiasa, Yuna hanya bilang Trimakasih saja. Pemuda itu mengangguk kemudian berjalan pergi. Yuna memandang punggungnya yang mulai menjauh sambil menyeruput coklat panas itu, kebetulan dia sedang kedinginan.

Tidak tahu saja kalau pemuda disampingnya kepanasan, sepertinya hawa dingin ini tidak bisa dikalahkan dengan hawa panas dari tubuhnya.

Sabar ya To...

TBC

Gimana update kali ini? Mengejutkan bukan.. hehehe....

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang