Yuna baru saja sampai di rumah sakit, gadis itu akhirnya sadar kembali saat mobil milik Jeongwoo tepat berhenti di rumah sakit, sekarang mereka berlari menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang IGD, tempat Haruto diberi pertolongan.
"lo yang kuat, Haruto bakalan baik-baik aja." sedari tadi hanya kalimat itu yang Jeongwoo keluarkan, tidak tahu saja dalam hatinya juga berkecamuk, tidak ingin Haruto kenapa-napa.
Kedua orang itu terdiam sembari menatap ruang IGD, keheningan menimpa mereka sampai beberapa orang Treasure datang.
"Haruto gimana?" tanya Junkyu.
"belum tahu, dokter belum keluar." jawab Jeongwoo singkat, akhirnya mereka semua ikut menunggu disana, sembari berdoa supaya orang di dalam sana baik-baik saja.
"bang Asahi, bang Jihoon, sama bang Yedam kemana?" tanya Jeongwoo saat mengabsen anggota Treasure, dan ternyata ada yang kurang.
"mereka ke rumah bibinya Haruto, setidaknya ada yang kesana buat melayat, sekaligus ngabarin kalau Haruto kecelakaan." jelas Hyunsuk. Jeongwoo mengangguk pelan, dia hampir lupa kalau Grandma Haruto meninggal hari ini.
Lagi-lagi Jeongwoo merasa bersalah, kalau saja masalah itu tidak ada, mungkin Haruto bisa mengikhlaskan kepergian neneknya dengan tegar, atau bahkan Haruto bisa menemani neneknya di hari-hari terakhir, meskipun ini bukan murni kesalahannya tetap saja dia merasa bersalah.
Terlihat pintu ruang IGD terbuka, dokter keluar dengan wajah lega sekaligus khawatir, Hyunsuk langsung datang kearahnya kemudian menanyakan keadaan Haruto.
"syukurlah nyawanya bisa terselamatkan, namun dia harus koma untuk waktu yang tidak bisa di tentukan." penjelasan dokter itu berhasil membuat Yuna kembali terduduk, air matanya menetes, Junkyu yang ada di sampingnya dengan segera merangkul bahu Yuna, menenangkan gadis itu.
"kalian bisa menengoknya setelah dia dipindahkan ke ruang rawat." setelah sang dokter pergi semuanya berpindah menuju ruang rawat Haruto, hanya 2 sampai 3 orang yang diijinkan masuk, jadi hanya Yuna, Jeongwoo, dan Hyunsuk saja, nanti bergantian.
Yuna menatap wajah Haruto kemudian mengelus tangan dingin itu, kembali air matanya keluar, harusnya dia tidak egois dan terus berada di samping Haruto, dia yakin Haruto sangat terpukul dengan semua hal yang telah dia lewati, dan Yuna malah meninggalkannya juga.
"maaf To..." bisik Yuna pelan, Hyunsuk dan Jeongwoo sedari tadi cuma diam, nggak pengen ganggu Yuna juga, mereka yakin gadis itu cukup menyesal.
"gue keluar nyari makan ya bang, pasti yang lainnya juga belum makan." ucap Jeongwoo pelan, Hyunsuk mengangguk.
"beliin nasi padang aja To, nanti duitnya gue ganti." perintah Hyunsuk, karena sang leader generasi sekarang terbaring lemah, leader setelahnya sedang melayat, jadi dialah leader Treasure sekarang.
"cepet sembuh To..." cuma itu kalimat yang terus di lontarkan oleh Hyunsuk, atau semua orang yang menunggu dia bangun di luar sana.
☆゚.*・。゚
Seorang pemuda terduduk di lantai sembari menayangkan sebuah video di kamera kecilnya, kamera itu sudah dirancang untuk terus menerus memutar video yang sama jika tombol dinyalakan.
"Dion salah, Dion salah!"
"Tidak, Dion tidak salah!"
"Dion tidak salah, ini salah Haruto!"
"Iya, ini salah Haruto, bukan Dion!"
"Tapi Ken, kamu juga salah!"
"Tidak, kita tidak salah, ini salah Haruto!"
"Iya, ini salah Haruto, aku membencinya!"
☆゚.*・。゚
Yuna merasa bahunya digoyangkan, matanya perlahan terbuka ketika melihat Hyunsuk mencoba membangunkannya, setelah Yuna benar-benar bangun Hyunsuk menyondorkan nasi padang ke Yuna, gadis itu menerimanya dalam diam.
"makan, nanti kalau Haruto tahu lo nggak makan dia tambah sakit." Yuna mengangguk kecil kemudian mulai memakan makanan itu, sesekali dia menatap kearah Haruto yang masih belum bangun dari tidurnya.
"To bangun dong, nanti kalau lo bangun gue janji nggak akan marah lagi sama lo karena hal sepele." Yuna hanya bisa membatinkan harapan karena tidak mungkin dia mengatakan itu di depan Hyunsuk dan Jeongwoo yang berada di ruangan yang sama, jika tidak ada dua orang itu mungkin akan lebih banyak harapan yang Yuna lontarkan supaya Haruto cepat bangun.
Pintu terbuka perlahan, seorang pemuda masuk ke dalam ruangan dengan seorang gadis yang langsung berlari menuju Yuna dan memeluknya, tentu saja dia menangis.
"To, padahal gue kesini mau bilang kalau akhirnya gue dibebasin bersyarat, gue mau kita beneran temenan, tapi keadaan lo malah kayak gini." ucap Pemuda itu kemudian menatap kearah dua orang yang sudah sangat dia kenal, walaupun mereka tidak kenal dia.
"kalian anak Treasure kan? kenalin gue Kenan, lo pasti pernah denger nama itu kan?" ternyata pemuda itu Kenan, dan pasti kalian tahu gadis yang berada di pelukan Yuna itu adalah Zee.
"lo kan..." Jeongwoo menggantungkan ucapannya saat Kenan mengangguk.
"gue kaki tangan Dion, gue juga udah nyerahin diri ke polisi, tapi hukuman gue nggak terlalu berat dan akhirnya gue dibebasin bersyarat, awalnya gue malu ketemu sama Haruto, tapi saat denger Haruto kecelakaan, gue langsung kesini." Kenan natap kearah Haruto yang masih tertidur tenang.
"padahal gue pengen ngajak dia temenan dari awal, the real temenan, gaada masalah lagi, tapi ternyata belum selesai ya permainan takdir." ucap Kenan membuat Hyunsuk dan Jeongwoo kembali menunduk, benar apa yang dikatakan Kenan, permainan takdir ini masih terus berjalan, dan mereka tidak tahu akhirnya seperti apa.
Malam itu akhirnya berakhir dengan keterpurukan semua orang, yang masih meratapi bagaimana akhir dari takdir ini.
TBC
Ini 800 an tapi kayak singkat banget ya, maaf kalau gajelas, karena aku sendiri nggak terlalu mikir apa-apa pas nulis ini, langsung ngetik aja.
Hei Kalian! coba deh lihat deskripsi cerita ini, ada yang berubah nggak, disana ada suatu informasi bagi kalian semua!!!
By : RA.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO LOVE'S YOU? ~End~
Fanfiction﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo!" ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Gue cinta sama lo." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "Kalau aku bilang kalau aku suka sama kamu, gimana?" "maaf gue cinta sama dia." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ "gue suka sama lo, maaf baru bilang sekarang, selamat tinggal." ﹏﹏﹏﹏﹏﹏ Aku suka sama kamu, kamu...