🏳️Chapter 51🏳️

83 15 20
                                    

Tahu apa yang bikin Haruto pusing hari ini, Yuna hilang, the real Yuna hilang. dan karena itu dia sampai gerakin seluruh anak buahnya untuk menyisir wilayah itu, Haruto benar-benar tidak bisa diam sampai Yuna bisa di temukan.

"gue akan ikut cari Yuna." itu Sunghoon, Haruto mengangguk saja, entahlah gara-gara masalah kemarin mereka jadi lebih dekat, atau Sunghoon yang terlihat dekat dengannya.

"gimana keadaan bang Doyoung, bang?" tanya Haruto pada Junkyu yang terlihat lesu setelah pulang dari rumah sakit.

"keadaannya udah baik-baik aja kok, lo nggak usah khawatir." ucap Junkyu sembari menepuk pundak Haruto.

"sekarang yang harus di khawatirkan itu lo, mending lo makan dulu." tiba-tiba Asahi bersuara dari arah dapur, sebelum membuatnya marah lebih baik Haruto menurutinya saja.

"ada yang lihat Jeongwoo nggak?" tanya Jaehyuk yang kelihatannya baru saja mandi.

"tadi katanya dia mau ngurusin sesuatu." jawab Haruto seadaanya, sekarang dia lagi makanan, ngomong-ngomong Sunghoon juga ikut makan, ngikut aja nih anak.

Ting...

Ponsel Haruto berbunyi, pesan dari salah satu anak buahnya, mengatakan bahwa mereka telah menemukan Yuna, dengan cepat Haruto menyelesaikan makannya supaya lebih cepat untuk menyelamatkan Yuna.

"good luck To, kalau terjadi apa-apa, jangan lupa bilang ke gue." suara Hyunsuk menginstruksikannya sebelum benar-benar pergi dari markas.

Haruto dan Sunghoon datang ke sebuah tempat yang sudah di beritahukan oleh anak buahnya, tempatnya masih cukup bagus, hanya saja tetap terlihat menyeramkan.

"masuk sekarang?" tanya Sunghoon, Haruto mengangguk kemudian berjalan masuk secara perlahan diikuti Sunghoon.

Rumah itu terlihat sepi, sampai-sampai Haruto mengira Yuna tidak mungkin ada disini, namun tetap saja pemuda itu menyusuri rumah itu, hanya ada 3 ruangan di rumah ini dan Haruto sudah membuka 2 ruangan dan tidak menunjukkan apa-apa.

Kini saatnya dia membuka ruangan nomer 3, terlihat cukup jauh dari ruangan lainnya, saat dia membuka pintu itu terlihat seorang gadis sedang duduk terikat di kursi, itu Yuna.

"Yun—" belum Haruto selesai memanggil Yuna, seseorang memukulnya dari belakang, dan Haruto melihat orang itu, dia adalah...




































Sunghoon

☆゚.*・。゚

Haruto terbangun dengan tubuh diikat di tengah ruangan, ruangan yang sama ketika dia menemukan Yuna, namun dia melihat sekeliling, tidak melihat gadis itu dimana pun.

Badannya terasa sakit, mungkin dia sudah dipukuli sebelum dia bangun, yang jelas seluruh tubuhnya sudah mati rasa, mungkin sebentar lagi Haruto bisa saja ter–

Bruk...

Nahhkan...

Dari kejauhan Haruto melihat seseorang masuk ke dalam ruangan, orang-orang itu berjalan mendekat hingga hanya terlihat ujung sepatunya karena dia tidak bisa mendongak.

"rasanya puas banget gue gebukin lo, gimana rasanya?" suara itu terdengar tidak asing, Haruto merasa tubuhnya kembali diberdirikan dan akhirnya bisa melihat 2 orang yang sedang berdiri di depannya.

2 orang itu, Dion tentu saja, dan Sunghoon?!

"lo kaget ya, Sunghoon sama gue, harusnya lo emang curiga dari awal sih." ucap Dion sembari terkekeh, Sunghoon masih diam menatap kearah Haruto, entahlah apa yang dia pikirkan tentang pemuda itu.

"ini apa Anj*ng!" Haruto ngegas, walaupun dia udah nggak berdaya, teriakannya masih tetep keras ternyata.

"kalem bro, santai dulu, mending gue ceritain hal lucu sebelum kita masuk ke inti pembahasannya." ucap Dion sembari melirik Sunghoon, terlihat dari pintu muncul 2 bodyguard yang entahlah sepertinya sudah di siapkan oleh Dion untuk menangkap Sunghoon.

"lo tahu nggak, to, temen-temen lo itu emang pada bodoh semua ya, cuma gue iming-iming dikit aja udah percaya banget." Dion tertawa congkak sebelum kemudian menyuruh kedua bodyguard itu membawa Sunghoon untuk duduk diikat di ujung ruangan.

"gue iming-imingin Doyoung, kakak kesayangan lo itu dengan mahkota Treasure yang bahkan gue gaada niatan buat bantuin dia sama sekali—" Dion menggantung ucapannya kemudian berjalan mengitari Haruto.

"dan soal Sunghoon, gue cuma iming-imingin dia supaya jadi pihak gue dan dia bisa milikin Yuna, emang bodoh ya, buat apa kalian menyukai seseorang yang bahkan cuma nganggep kalian itu sahabat." Dion tertawa lagi, tangannya menepuk 3 kali, mengisyaratkan seseorang untuk membawa seorang gadis yang sangat Haruto kenali, dengan tubuh lemasnya pemuda itu mulai memberontak, meskipun dia tidak bisa melakukan apa-apa.

"oke, karena dia udah ada disini, sekarang lo harus bikin pengakuan." Haruto menatap Dion bingung, maksudnya apa?

"PENGAKUAN KALAU LO ITU UDAH BUNUH ADEK GUE ANJ*NG."

Haruto terdiam lagi, dia merasa dia tidak pernah melukai seseorang, bahkan sampai membuatnya meninggal, di tengah keterdiaman itu, Yuna masih menatapnya, gadis itu masih antara percaya atau tidak percaya, walaupun bukti sudah di keluarkan oleh Dion, dia masih sedikit mempercayai Haruto, dia masih yakin Haruto tidak pernah melakukan hal itu.

"lo lupa? lo lupa sama Elena?" pertanyaan Dion akhirnya membuka secercah ingatan Haruto, nama gadis itu sedikit tidak asing.

"gue nggak ngelakuin apapun sama dia, gue juga nggak bunuh dia." ucap Haruto membela diri, memang benar, dia tidak melakukan apa-apa yang merugikan gadis itu terlalu besar.

"TAPI KARENA LO DIA MASUK RUMAH SAKIT JIWA DAN BERAKHIR MATI BUNUH DIRI, ITU SEMUA GARA-GARA LO!"







TBC

berhenti disini dulu, aku udah nggak sabar mau up soalnya, jadi gantung dulu..

sebenarnya aku pengen Sunghoon disini agak jahat lagi, tapi nggak tega, jadi aku jadiin kayak gitu..

mendekati ending bikin otakku berpikir keras, supaya cerita ini tidak mengecewakan kalian, hehehe...

By : RA.

WHO LOVE'S YOU? ~End~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang