Begitu belok ke jalan perkampungan dan terus lurus ke depan, suasananya semakin sepi. Sebuah mobil kijang hitam, menyalip dan menghalangi laju kendaraannya tepat di area dengan pemandangan kebun di kiri dan kanan jalan. Firasat Rara mendadak buruk.
Begitu keluar, didapatinya Yusuf yang menyeringai ke arahnya. Rara ingin meminta tolong, tapi telapak tangan besar dan kasar itu, lebih dahulu membekap mulutnya. Rara tak kuasa melawan. Yusuf menarik jilbab dan merobek bagian atas tunik batik yang Rara kenakan. Tangan dan bibir lelaki bejat itu terlalu aktif, meninggalkan jejak noda dosa di tubuh Rara. Rara pun berusaha meminta tolong, tapi seolah suaranya hilang tertelan gelapnya kecemasan.
De javu!
Saat Rara berpikir untuk mengakhiri hidup, Shaka muncul menyelamatkannya. Lelaki itu selalu hadir sebagai malaikat penolongnya.
Shaka pun merasakan dirinya kembali ke masa itu. Malam yang mengubah segalanya. Hari terakhir seseorang yang begitu disayanginya.
Bugh!
Shaka mengarahkan tendangan kakinya tepat ke arah wajah lelaki itu. Penjahat yang berulangkali ingin melecehkan mantan istrinya. Psikopat gila yang terobsesi kepada wanita yang kini tersungkur di samping mereka dengan jilbab dan sebagian pakaiannya yang telah koyak.
"Hiks ... Hiks!" Isak tangis Rara terdengar begitu pilu di telinga Shaka. Ia benci ketika harus melihat air mata itu kembali mengalir.
Bugh!
Bugh!
Bugh!Yusuf, lelaki bejat yang berulangkali membuat Rara terluka. Shaka tak bisa lagi memaafkannya. Jika membunuh diperbolehkan oleh agama dan hukum, ia pasti telah melakukannya sejak lama.
"Apa maumu? Bagaimana bisa kau keluar dari penjara?"
"Hahaha ... itu namanya aku dan Rara berjodoh." Yusuf berdecih, mengeluarkan darah dari mulutnya. "Dan kau masih bertanya apa mauku? Tentu saja aku menginginkan mantan istrimu yang cantik itu."
Bugh!
Kembali Shaka memukul wajah Yusuf yang berada di bawah kungkungan tubuhnya. Yusuf balik menyerang, memukul dengan keras kepala Shaka dengan kepalanya. Shaka pun mundur beberapa langkah ke belakang, kesempatan itu digunakan Yusuf untuk melepaskan diri.
Dalam posisi berdiri, mereka kembali saling menyerang. Yusuf menendang wajah Shaka dengan kakinya. Sementara Shaka balik meninju perut Yusuf dan mendorong tubuhnya hingga terhimpit di atas kap mobil. Berulangkali, Shaka menghantam wajah dan perut Yusuf hingga ia terkulai. Merasa terus terdesak, diam-diam Yusuf menggerakkan tangannya ke arah sakunya. Ia mengambil sebilah benda tajam yang sejak di penjara disembunyikannya.
Jleb!
"Mas Shaka!!!" teriak Rara yang saat itu melihat tindakan yang Yusuf lakukan. Jaraknya cukup jauh dari mereka berdua, sehingga Rara tak bisa menyegah. Semuanya terjadi begitu cepat. Tertatih, Rara berusaha bangkit dan menghampiri mantan suaminya. Air matanya kembali mengalir deras, menatap noda merah yang jelas terlihat di kemeja putih yang Shaka kenakan.
Cairan merah mulai mengalir dari perut Shaka yang tertusuk pisau. Shaka menundukkan kepala, melihat ke arah sumber sakit yang tiba-tiba terasa. Sebilah pisau tertancap di tubuhnya. Tubuhnya terhuyung ke belakang, dan ia tertunduk di tanah.
Yusuf menyeringai, ia merasa kemenangan kini berada di pihaknya. Dewi Amora memihaknya. "Sudah lama aku ingin menyingkirkanmu. Akhirnya kesempatan itu datang juga Arshaka Hamizan Erlangga. Selamat menyusul adik bodohmu di neraka, hahaha."
Tawa Yusuf membahana. Ia beranjak pergi menuju ke arah wanita yang selama ini menjadi obsesinya. Wanita yang sejak lama ingin dimilikinya. Sekarang saatnya, pikirnya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Pernikahan Impian
Romance"Menikahimu adalah mimpiku sejak dulu. Saat mimpi menjelma nyata, ternyata bukan surga yang kupijak, tetapi laksana neraka yang aku masuki." (Azzahra Putri Adhiatama) "Terkadang kita salah menerjemahkan sebuah rasa, karena begitu tipis batas antara...