Dalam Islam lamaran atau khitbah sebaiknya dirahasiakan, sedangkan pernikahan sebaiknya diumumkan. Kenapa harus dirahasiakan? Karena lamaran masih merupakan tahap menuju proses pernikahan dan belum ada pengikat resmi diantara kedua pasangan. Setelah lamaran potensi berpisah masih sangat besar, godaan setelah lamaran pun biasanya dirasa cukup berat bagi setiap pasangan. Dirahasiakan pun agar mengurangi hati yang hasad dan berpotensi menghancurkan hubungan sebelum benar-benar diresmikan.
Beda dengan pernikahan, yang merupakan ikatan kuat dan resmi dalam agama maupun negara. Kejadiannya terabadikan tinta hitam di atas putih dalam buku sakral pernikahan. Hubungan ini mampu menjadikan segala yang halal menjadi haram, bahkan bisa bernilai ibadah. Hal itu juga lah sebabnya pernikahan harus diumumkan secara luas, agar tidak menimbulkan fitnah.
"Perkenankan! Saya, Arshaka Hamizan Erlangga untuk bisa menjadi menantu Om, menjadikan Rara sebagai calon istri saya. Apakah Om Rayhan merestui?" tanya Shaka formal.
Walapun sebelum ini dia sudah mengantongi restu calon ayah mertuanya, tetapi saat berada di moment ini dadanya tetap saja berdebar kencang. Berharap restu itu belum dicabut paksa.
Saat ini keluarga Arshaka dan Rara sedang berada di salah satu ruangan VIP restoran milik keluarga Rara. Hari ini acara lamaran Rara dan Shaka dilangsungkan. Acara ini hanya dihadiri oleh kedua keluarga inti. Acara yang awalnya akan dilaksanakan siang hari, diundur menjadi malam hari, agar kedua adik Rara yang berada di luar kota bisa ikut menghadiri.
"Restu Om tergantung pada kesediaan Rara. Silakan! Nak Shaka langsung bertanya pada Rara, apa dia mau jadi istri Nak Shaka atau nggak? Kalau Om restui tapi Rara malah nggak mau, kan percuma. Apalagi Om hanya punya satu putri, nggak mungkin kan kalau ditolak Rara kamu mau sama anak laki-laki Om?"
Jawaban Rayhan yang diselingi candaan, membuat semua yang hadir tertawa. Suasana yang awalnya terasa tegang, kini mulai mencair.
Hanya Rara dan Shaka yang masih terlihat tegang. Shaka tegang menunggu jawaban Rara. Dan Rara merasa malu saat nanti Shaka bertanya kepadanya.
"Ra, Saya memang bukan laki-laki romantis. Saya juga bukan laki-laki baik seperti yang kamu harapkan, tapi saya bersungguh-sungguh ingin menjadikan kamu menjadi istri saya. Azzahra Putri Adhiatama, will you marry me?"
Rara tidak langsung menjawab. Mendengar permintaan Shaka, membuat kerja jantungnya benar-benar menggila di dalam sana. Dia harus berusaha ekstra keras untuk menenangkannya, sehingga bisa menyamarkan rasa gugupnya saat menjawab pertanyaan Shaka.
"Yes, I will," jawab Rara malu-malu masih menundukkan kepalanya. Dia merasa tidak sanggup memandang semua yang hadir di sana. Dia terlalu malu melihat reaksi mereka atas jawabannya untuk Shaka.
Sementara Rara tertunduk, Shaka justru tersenyum lebar, rasanya lega sudah mendapatkan jawaban yang ingin dia dengar dari gadis cantik itu. Rara yang begitu lembut, anggun tetapi pendiam. Namun, Shaka menyukai itu. Dia tidak sabar ingin segera menikahi putri sulung Adhiatama itu.
Kedua keluarga bahagia mendengar jawaban Rara. Atharizz dan Zaza bahagia akhirnya putra sulung mereka akan segera menikah di usianya yang sudah kepala tiga. Jika Syilla masih hidup, dia juga pasti akan bahagia melihat sahabat baiknya menikah dengan kakak yang sangat dia sayangi.
Begitu juga keluarga Adhiatama, mereka juga sangat bahagia akhirnya Rara akan segera menikah. Rayhan berharap putrinya akan selalu bahagia. Milea berharap Rara kelak bisa menjadi istri yang baik untuk Shaka dan ibu yang baik untuk anak-anak mereka kelak.
Adik kembar Rara, Harist dan Hanif pun merasa senang, kakak kesayangan mereka akhirnya sold out. Walaupun bukan kakak kandung, mereka sangat menyayangi Rara. Mereka akan selalu melindungi Rara sampai kapan pun itu.
Setelah mendengar jawaban Rara, selanjutnya mereka mulai menikmati hidangan yang telah disajikan. Seluruh hidangan itu, langsung dibuat oleh Rara sendiri. Dia melakukannya karena ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga Shaka. Terutama karena Shaka juga pernah bilang, bahwa lidahnya sangat cocok dengan masakan Rara.
"Jadi, kapan sebaiknya pernikahan kalian akan dilangsungkan?" tanya Zaza kepada Rara dan Shaka, sambil menikmati dessert-nya.
"Kalau menurut Bunda, jangan terlalu lama jarak antara lamaran dan pernikahan." Milea bersemangat memberikan saran kepada putri dan calon menantunya.
"Aku setuju, Tan," jawab Shaka mantap.
"Loh kok masih panggil Tante sih? Mulai sekarang panggil Bunda aja ya?"
"Baik, Bun." Milea tersenyum senang mendengar jawaban Shaka. Malam ini dia serasa mendapat seorang putra lagi.
"Jadi kira-kira kapan nih, waktu yang tepat? Kalau usulan Mama sih, tiga bulan lagi. Itu bertepatan sama Arkan libur semesteran. Bagaimana?
"Iya, betul. Bagaimana Rara, Shaka? Kalian setuju?" Kali ini Atharizz yang bertanya.
"Aku setuju, Pah."
Lalu Atharizz beralih melirik ke arah Rara, calon menantunya.
"Rara juga setuju," jawab Rara sambil mengangguk.
Semua kembali tersenyum senang, tiga bulan lagi ikatan kedua keluarga akan semakin kuat. Pernikahan impian Rara akan terwujud. Dan keinginan Shaka akan segera terwujud.
Nggak sabar menunggu saat itu tiba. Rasanya aku ingin segera merajut bahagia seindah surga bersamamu ...
Batin Rara berharap.Tidak sabar menunggu saat itu tiba ...
Batin Shaka berucap, sambil bibirnya menyunggingkan senyum smirk menatap Rara..
.Alhamdulillah,
RaSha BPI Update 😄
Semoga kalian suka yach 😁Jangan lupa tinggalkan jejak
Vote & Komentar 😍😀 Terima kasih 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Pernikahan Impian
Romance"Menikahimu adalah mimpiku sejak dulu. Saat mimpi menjelma nyata, ternyata bukan surga yang kupijak, tetapi laksana neraka yang aku masuki." (Azzahra Putri Adhiatama) "Terkadang kita salah menerjemahkan sebuah rasa, karena begitu tipis batas antara...