BPI [15]

2K 114 0
                                    

Assalamu'alaikum,,
Kangen nggak nih sama Rara dan Shaka...???

Maaf ya, lagi slow update 🙏

Happy reading 😍

.
.

Rara menatap sedih sosok laki-laki yang sedang tertidur dihadapannya. Terdapat beberapa luka di tubuhnya. Mama Zaza masih belum berhenti menangis, beruntungnya sudah ada Papa Atha di sana untuk menenangkannya. Mengetahui Shaka kecelakaan, membuat Rara merasa takut dan sangat cemas. Jadi, saat ini dia pun sedang menenangkan dirinya sendiri.

Shaka sempat pingsan saat terjadi kecelakaan. Dia mengalami patah tulang rusuk, cedera leher dan bahu, serta benturan di kepala. Kecelakaan yang dialami Shaka merupakan kecelakaan tunggal. Penyebab kecelakaannya masih akan diselidiki oleh pihak kepolisian.

"Om, Tante, ini Yusuf bawakan teh hangat."

Saat sampai di rumah sakit, sudah ada Kak Yusuf dan seorang rekan kerja Shaka lainnya, yakni Indra. Mereka seharusnya berangkat ke tempat proyek bersama, tetapi karena Shaka sudah ada janji makan siang dengan mamanya dan Rara, maka dia membawa mobil sendiri.

"Ini buat kamu," ucap Yusuf sambil menyodorkan teh hangat kepada Rara.

"Makasih, Kak." Rara menerima teh itu lalu meminumnya sedikit.

"Om, Tante, Saya dan Indra pamit balik ke tempat proyek. Masih ada sesuatu yang harus kami urus. Mobil Shaka saat ini masih ada di kantor."

Mobil Shaka mengalami kebocoran ban, sehingga dia pergi ke tempat proyek menggunakan mobil perusahaan.

"Baik, Nak Yusuf. Nanti kami akan minta orang bengkel untuk ambil ke kantor, makasih ya."

"Sama-sama, Om."

Yusuf lalu pamit kepada Rara, "Ra, aku balik dulu ya. Kabari aku tentang kondisi Shaka. Aku harap dia bisa cepat pulih."

"Iya, Kak. Makasih."

Yusuf tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban, kemudian mengucapkan salam, "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab Zaza, Atha dan Rara berbarengan.

Sekitar setengah jam kemudian, Shaka tersadar. Dia mengernyit, tampak menahan rasa sakit.

"Apa ada yang sakit, Sayang?" tanya mama Zaza cemas.

Shaka terlihat berusaha tersenyum, untuk mengurangi kecemasan mamanya. "Nggak, Ma."

Seorang dokter lalu masuk dan memeriksa kondisi Shaka. Menjelaskan kondisinya dan menurutnya sore ini akan dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui ada pendarahan dalam serta cedera lainnya atau tidak.

Sekeluarnya dokter, Milea dan Rayhan datang menjenguk. Milea membawakan makan siang untuk mereka nikmati bersama. Saat seperti ini, keluarga Shaka butuh dihibur agar kesedihan mereka berkurang.

Mereka bertanya tentang kondisi Shaka lalu berbincang hangat sambil menikmati hidangan yang sudah dibawakan. Sekitar jam satu siang, barulah mereka pamit pulang agar Shaka bisa beristirahat. Rara juga ikut pulang bersama kedua orang tuanya.

"Ka, apa nggak sebaiknya pernikahannya diundur dulu sampai kamu benar-benar pulih?" tanya Zaza prihatin melihat kondisi putranya. Padahal sepuluh hari lagi Shaka akan menikah dan dia justru mengalami kecelakaan. "Nanti mama yang akan bicara dengan Rara dan keluarganya."

Atha tampak menyimak pembicaraan keduanya. Sebagai sesama laki-laki, dia tahu apa yang ada di pikiran Shaka saat ini.

"No! Jangan, Mah! Aku nggak akan mengundurkan acara pernikahanku."

(Bukan) Pernikahan ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang