Assalamu'alaikum ...
Hai, Alhamdulillah mulai hari ini BPI Update lagi.
Ada yang kangen Shaka dan Rara nggak, nih?Terima kasih buat kalian yang sudah sabar menunggu kelanjutan cerita ini.
Happy reading 😍.
.Wedding
Arshaka Hamizan Erlangga & Azzahra Putri Adhiatama.
Rara mengamati tulisan berwarna emas dengan ukuran font yang sengaja dibuat lebih besar di undangan pernikahannya. Berulangkali merabanya lembut sambil tersenyum. Kebahagiaan jelas terpancar dari netra coklat itu. Rasanya dia masih tak percaya, hanya dalam hitungan jam impiannya akan menjadi nyata, menjadi istri seorang Arshaka Hamizan Erlangga.
"Yang ngirim masakan terong balado ke kantor Kak Shaka, itu Kak Rara?"
Rara teringat saat awal Syilla tahu bahwa kini makan siang Shaka di-handle oleh tim restoran miliknya.
Rara mengangguk sebagai respon. "Iya, emang kenapa, Syill?"
"MasyaAllah, emang kereeen Kakak ini," puji Syilla sambil mengacungkan kedua ibu jarinya. "Tahu nggak sih? Kak Shaka itu anti banget sama segala jenis olahan terong. Menurut dia, rasa terong itu aneh dan nggak suka teksturnya yang lembek setelah dimasak."
"Oh ya? Masa, sih? Dia nggak ngeluh kok pas aku masakin itu. Emang sih, waktu itu mendadak banget Kak Shaka pesennya. Jadi, aku kirimin aja tanpa tanya menu yang pengin dia request."
"Nah, itu dia. Pas aku ke sana, aku lihat Kak Shaka lahap banget makan terong baladonya. Keren dech, sumpah! Kakak emang hebat. Bisa buat Kak Shaka melihat sisi lain dari hal yang nggak disukainya. Aku nggak salah dukung Kakak sama Kak Shaka. Aku akan jadi yang paling bahagia saat pernikahan kalian nanti."
"Ya Allah, Syill. Kok udah ngomongin nikah aja, sih? Kak Shaka juga belum bilang mau sama aku, Syill."
"Tenang aja, aku yakin Kak Shaka cuma lagi nunggu waktu yang tepat untuk serius ngajak Kakak nikah. Percaya sama aku."
Rara bahagia sekaligus sedih setiap mengingat tentang Syilla. Selain mempelai pengantin, jika Syilla masih hidup, dia pasti akan menjadi orang yang paling antusias dan bahagia dengan pernikahan ini.
"Syill, InsyaAllah Kakak janji akan selalu berusaha membahagiakan Kak Shaka. Terima kasih."
Setetes air mata mengalir turun, meninggalkan jejak basah di pipi chubby milik Rara. Bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaannya.
Sebenarnya bukan hanya bahagia yang dia rasakan saat ini, tetapi juga masih ada terselip rasa cemas di dalam hati. Berharap hari indahnya besok akan berjalan lancar tanpa halangan apa pun. Apalagi setiap mengingat belum lama ini, Shaka mengalami kecelakaan. Dia jadi berpikir, ada takdir yang tidak bisa dikendalikannya dengan segala rencana baiknya sendiri. Dia juga butuh kuasa Tuhan untuk membuat semuanya menjadi mudah dan berkah lalu berakhir indah.
Rara menutup malamnya dengan terlebih dahulu mendirikan salat Hajat lalu diakhiri dengan salat Witir. Berdoa dan berharap Allah akan mempermulus langkahnya, menjadikan pernikahannya penuh keberkahan. Setelah itu, barulah Rara dapat memejamkan mata dan tak sabar membukanya kembali esok hari. Saat matahari menampakkan diri di ufuk timur, memancarkan cahaya dan menyelimuti bumi dengan kehangatan.
Sementara itu, di sudut lain sebuah kamar, Arshaka masih terjaga. Netra hitamnya fokus menatap selembar foto. Jika diingat, mungkin foto itu diambil sekitar tiga tahun yang lalu, saat keluarga mereka melakukan liburan akhir tahun ke Turki. Saat itu, Syilla yang paling antusias menginjakkan kakinya di negara Transkontinental itu. Di dalam foto, Syilla tampak tersenyum lebar merangkulnya dari arah samping dengan satu tangannya jahil mencubit hidung mancung Shaka. Kejadian itu diabadikan di depan masjid Sultan Ahmed dengan jepretan kamera ponsel milik Arkan.
Berulangkali Shaka mengelus wajah Syilla di foto, menggunakan ibu jarinya. Malam ini dia sangat merindukkan Syilla. Seharusnya adiknya itu yang pasti akan menjadi orang paling heboh, menyambut hari pernikahannya besok. Apalagi mengingat siapa sosok wanita yang akan menjadi calon kakak iparnya.
"Syill, kamu seharusnya ada di sini. Melihat kakak menikahi sahabat kamu itu." Senyum Shaka lalu berubah menjadi seringai. "Kakak janji, tidak akan membiarkan orang yang menjadi penyebab terenggutnya kehidupan kamu berbahagia. Akan kakak pastikan, setelah ini hidupnya bagaikan di neraka."
Shaka lalu menaruh foto itu di atas nakas dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Tidak sabar menunggu hari esok tiba, saat takdir akan mengikatnya dengan seorang gadis bernama Azzahra Putri Adhiatama.
Jika dahulu pernikahan adalah hal yang sulit dijangkau oleh keinginannya, maka kini menikahi Rara adalah Impian terbesarnya. Segala upaya telah dia lakukan untuk mewujudkan mimpi itu, hanya tinggal selangkah impian itu akan menjelma nyata. Rara akan segera berada di bawah kekuasaannya sebagai seorang suami.
* * *
"Saya terima nikah dan kawinnya, Azzahra Putri Adhiatama dengan mahar tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana saksi, sah?"
"Sah." Dua orang saksi pernikahan mengesahkan ijab kabul yang dilafazkan Shaka dalam satu tarikan napas yang tenang.
Semua yang hadir di acara sakral itu tersenyum bahagia. Para ibu kedua mempelai bahkan menangis terharu, putra putri sulung mereka akhirnya menikah, menggenapkan separuh agamanya.
Pernikahan bukanlah akhir sebuah perjuangan dua insan manusia yang saling mencinta, melainkan awal sebuah perjalanan panjang penuh liku yang jika keduanya saling berpegangan erat, maka cinta mereka akan semakin kuat. Namun, jika pegangan mereka merenggang, bukan tak mungkin suatu saat akan tercerai berai lalu terputus.
Zaza dan Milea senantiasa berdoa, semoga pernikahan putra putrinya akan menjadi pernikahan sakinah mawaddah wa rahmah. Pernikahan yang diliputi dengan ketenangan, cinta dan kasih sayang, serta rahmat dari Tuhan.
Rayhan tampak menghela napas panjang, mulai detik ini dengan ikhlas dia mempercayakan tanggung jawab putri kesayangannya kepada Shaka. Sementara Atha berharap, putra kebanggannya dapat menjadi sosok suami dan imam yang baik dalam keluarga, karena setiap laki-laki adalah pemimpin dalam rumah tangganya dan kelak akan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Semoga Shaka selalu mengingat nasihatnya kemarin sebelum pernikahan ini berlangsung.
Shaka tersenyum, memandang sosok cantik dalam balutan kebaya putih yang kini duduk di sampingnya. Rara memang cantik, bagai sosok bidadari yang turun ke dunia. Namun, hati Shaka telah memilih untuk membencinya, bukan mencintainya.
Rara mencium punggung tangan suaminya, dan Shaka balik mengecup singkat kening istrinya. Gelar baru telah disandang keduanya, semakin mengikat kuat kedua insan itu.
Alhamdulillah ... semoga pernikahan ini akan menjelma surga bagi kita, doa Rara dalam hati. Sementara Shaka juga membatin, selamat datang di neraka pernikahan, Ra.
.
.Alhamdulillah, bisa kembali update 😄
Semoga kalian suka 😍Ambil baiknya, jangan yang buruk ya 😁
Makasih atas follow, vote & komentarnya.
Boleh juga kalau kalian mau follow IG author : @oliphiana_lia
Tegal, 09012021
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Pernikahan Impian
Romantizm"Menikahimu adalah mimpiku sejak dulu. Saat mimpi menjelma nyata, ternyata bukan surga yang kupijak, tetapi laksana neraka yang aku masuki." (Azzahra Putri Adhiatama) "Terkadang kita salah menerjemahkan sebuah rasa, karena begitu tipis batas antara...