72

1.5K 37 2
                                    

Masih adakah yang ingat tentang Reno? Reno Elfrans (dulunya bernama Rindra Elfrans sebelum hilang pada waktu kecil). Reno akhirnya menuruti wasiat terakhir dari sang ayah, Mr. Frans, untuk mengurus perusahaannya. Ya, Mr. Frans sudah meninggal dua tahun yang lalu setelah mengidap kanker ganas di tubuhnya. Otomatis semua kekayaan Mr. Frans jatuh ke tangan Reno, putra semata wayangnya.

Sang istri yang bernama Karin Soraya, yang tak lain adalah sahabat Navia, kini sudah memiliki butik sendiri. Berkat usaha belajar yang maksimal dari Belina, kini Karin sudah meluncurkan gaun rancangannya sendiri di berbagai kesempatan.

Reno dan Karin adalah pasangan suami istri yang tengah berbahagia. Pasalnya mereka tengah menanti kehadiran anak yang kedua. Yah, Karin sedang mengandung di usia kehamilan 4 bulan. Anak pertama mereka sekarang sudah berumur 3 tahun.

"Sayang, aku pulang lembur ya. Mau ada rapat lagi sama Mr. Giovani." ucap Reno pelan, tapi masih bisa didengar oleh Karin.

"Mr. Giovani yang sahabat papa?" diangguki oleh Reno.

"Aku kayaknya bakal sibuk juga di butik. Kasian juga Marsya harus ditinggal lama. Tapi nggak mungkin juga aku ajak. Kamu tau kan kalo putri kita itu sangat aktif. Apa-apa bisa dijadiin mainan sama dia." kata Karin.

Karin membayangkan saat dia mengajak sang putri, Marsya ke butiknya beberapa waktu yang lalu. Saat itu tengah ada pesanan spesial dari salah satu pelanggan VIP. Sebuah gaun pesta yang dirancang dengan konsep mewah tapi simpel.

Marsya memang awalnya hanya melihat-lihat koleksi gaun rancangan sang mama. Tapi nyatanya, saat tak ada yang mengawasi, dia menggunting bagian bawah gaun yang dipajang di salah satu patung. Padahal gaun itu sudah jadi dan siap untuk diambil sang pemesan.

Tapi bukan Karin namanya kalo nggak bisa menemukan solusi cepat. Gaun itu kembali digunting memanjang hingga sampai hampir setengah bagian paha. Kemudian dirapikan dengan dijahit kembali dan jadilah sebuah gaun cantik dengan belahan tinggi di bagian pahanya. Tentunya si pemakai akan terlihat lebih seksi dan elegan.

"Kamu tertawa?" tanya Reno yang sedari tadi menyadari bahwa istrinya sedang asik membayangkan sesuatu.

"Iya. Aku sedang membayangkan tingkah konyol si Marsya. Ah, aku punya ide. Gimana kalo Marsya kita titip ke rumah Navia aja. Kan bisa maen bareng sama Kevin. Gimana?"

"Karin Sayang, kamu lupa Nathan Ardian siapa?"

"Nathan Ardian kan suaminya Navia."

"Aku siapa?"

"Ya kamu Reno Elfrans, suami tercintanya si cantik Karin Soraya."

"Lalu aku siapanya Nathan?"

"Ya kamu mantan asisten terindahnya si Nathan Ardian itu. Eh..." Karinsv2$ menutup mulutnya. "Oh iya, nggak enak juga ya kalo tiba-tiba nitip anak gitu aja ke mereka."

"Bukan karena dia mantan boss aku. Tapi karena aku nggak enak aja. Kamu tau kan, kalo Nathan itu mesumnya kebangetan sama istrinya. Nggak mungkinlah kalo dia bakal mau dititipin Marsya."

"Hmm, pasti mesumnya nggak jauh beda ya sama kamu. Ah suamiku, aku belum dikasih vitamin nih. Rasanya nggak ada penyemangat hidup jika belum dapat asupan vitamin darimu...."

Reno tersenyum mendengar perkataan istrinya. Dia menyadari, semenjak hamil Karin sangat manja padanya. Karin lebih agresif dari biasanya. Bahkan sering lebih dulu meminta jatah bercinta darinya.

Cup

"Ayo kita sarapan dulu!"

"Mas Reno Sayang, bukannya tadi kita udah sarapan ya? Mas Reno laper lagi?" Reno tersenyum dengan kepolosan istrinya. Padahal tadi dia yang minta dimakan.

Reno bergegas mengunci pintu kamarnya. Kemudian mendorong tubuh Karin hingga terjatuh di ranjang yang empuk. Karin membelalakkan matanya melihat kelakuan suaminya itu. Belum selesai berpikir, Reno susah menghujani kecupan lembut di bibirnya.

Pergerakan Reno yang begitu lembut, membuat Karin pasrah dan terpejam. Berusaha menikmati alur dan momentnya, Karin menerima lumatan kecil yang begitu menuntut. Seakan haus, Reno begitu semangat menikmati bibir ranum istrinya yang terasa manis. Mereka saling memagut lembut, mengabsen setiap inci dan mencecapi di sana.

Reno menghentikan sejenak aksinya. Memberikan jeda pada Karin untuk memasok oksigen. Saat nafas mereka masih memburu, Reno kembali mempertemukan indera pengecap mereka kembali. Seakan tak rela, Reno enggan melepasnya. Karena baginya, Karin adalah candu yang senantiasa memberikan kebahagiaan hakiki.

Tanpa aba-aba, mereka saling melepas pakaian masing-masing. Padahal mereka sebelumnya sudah bersiap untuk berangkat kerja. Hal seperti ini sering terjadi karena seakan sudah menjadi candu bagi keduanya.

Reno kembali melumat bibir atas dan bibir bawah Karin secara bergantian. Memberi gigitan kecil sambil tangan kanannya meremas gundukan kenyal yang seakan menantangnya.

"Aww... nik... mat... Sayang...!" desah Karin saat jari tengah Reno bergerak lembut memainkan intinya. Karin menggerakkan badannya menahan geli yang menjalar di sekujur tubuhnya.

Sesaat mata mereka bertemu. Memindai bayangan satu sama lain. Kemudian tercetak senyuman di keduanya.

"Aku sangat lapar. Aku akan memakanmu. Boleh ya?" diangguki oleh Karin.

"Istri pintar. Selalu bisa membahagiakan suaminya.".

Reno menghujami ciuman panas di leher jenjang Karin. Perlahan kemeja Karin sudah terlepas dan terpampanglah buah dada yang masih terbungkus oleh bra. Tidak menyia-nyiakan apa yang dilihatnya, Reno segera melumat gunung kembar itu dengan nafsu yang berapi-api.

Karin pun sama. Ia sudah berhasil membuat suaminya bertelanjang dada hingga tercetak roti sobek yang menyilaukan mata.

"You're so sexy my husband!" bisik manja Karin tepat di telinga suaminya.

Reno senang dipuji oleh istri cantiknya. Ia bahkan memberikan gigitan kecil di leher dan bahu Karin dengan gemas. Baginya, Karin adalah segalanya. Cinta yang diharapkan bisa langgeng sampai hayat memisahkan mereka.

Kini kepala Reno sudah berada di antara kedua paha Karin yang terbuka. Reno segera membuang benda tipis yang menghalangi bagian sensitif iatrinya. Lalu dengan rakus memakan bagian itu hingga pemiliknya merintih keenakan.

Cukup lama mereka membuat pemanasan lokal. Hingga pada akhirnya bergelut memuaskan hasrat yang terpendam.

"Ah... enak... A... yo... lebih cepat. Arrghhh... I love you my husband....!" ceracau Karin mengekspresikan kenikmatan.

Reno terus memaju mundurkan miliknya dengan cepat. Berbagai pose mereka gunakan demi menciptakan kenikmatan bercinta.

Sudah sejam lebih mereka bergulat dalam peluh. Reno menjatuhkan dirinya di samping tubuh Karin yang terkulai lemas. Reno tidur menyamping dan menyangga kepalanya dengan salah satu tangannya.

"Dilihat dari sudut manapun, kau tetap terlihat cantik. Saat ini pun, meski wajah dan tubuhmu penuh dengan keringat hasil bercinta kita, aku masih melihat aura kecantikanmu yang luar biasa." ucap Reno pelan.

Karin membelalakkan matanya. Kemudian beralih menatap suaminya dengan memiringkan tubuhnya juga.

"Sejujurnya, aku sangat mencintaimu. Kalo boleh, aku masih ingin melanjutkan aktivitas ini sampai petang. Tapi berhubung aku ada projek di butik yang harus aku selesaikan, maka kita harus melanjutkan aktivitas ini di lain kesempatan. Mari kita mandi!" Karin langsung bangkit dari rebahannya.

"Aw..." desis Karin saat perutnya tiba-tiba keram.

"Ada apa Sayang?" Reno khawatir.

Karin memegangi perutnya yang masih rata untuk kehamilan yang masih terhitung usia muda.

"Sayangku yang di dalam perut Mama Karin, kamu baik-baik yah di dalam. Papa dan Mama akan senantiasa menjagamu. Kami menunggumu sampai kamu benar-benar siap untuk dilahirkan. We love you little joy!" kata Reno sembari mengelus lembut perut Karin.

Dan berhasil. Karin sudah tidak mengalami rasa sakit.

"Sudah tak sakit lagi. Kamu nurut sama Papa yah. Anak pintar!" seru Karin sambil mengelus perutnya.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang