9

56.3K 1.2K 0
                                    

"Gue mau kembali ke toko tadi. Kayaknya Mama Alif udah dapet dress yang dicarinya. Duluan ya....!" kataku lalu melenggang pergi.

Ku tinggalkan Nathan yang masih asik berbincang ria dengan penjual es krim bernama Anis. Buat apa masih bergabung dengan obrolan mereka? Inti obrolan mereka mah cuma nyindir aku.

"Mama Alif... sudah dapat dress yang dicari belum?" seruku saat sudah sampai di toko tempat Mama Alif berbelanja.

BRUGGHHH...!!!!

Aku menabrak seseorang. Barang belanjaannya pun jatuh berhamburan.

"Maafkan aku!" kataku pelan sambil memungguti barang itu.

"Sudahlah! Tak apa!" jawabnya datar.

Suara pria? Apa aku tak salah? Ku donggakkan kepalaku. Benar saja, dia pria! Sepertinya seumuran dengan Nathan.

"Maafkan aku! Ini barangmu!" kataku sembari menyodorkan barang belanjaannya.

"Terima kasih! Aku Bastian." dia menyodorkan tangannya.

Ku jabat tangannya. Bahkan aku sedikit merasa kikuk dengan orang stylist seperti dia.

"Aku Navia." kataku datar.

"Senang berkenalan denganmu!" senyumnya mengembang. "Kau sendirian?"

"A... aku..."

Dia menarik tanganku.

"Ayo ku traktir makan. Kebetulan aku lagi sendirian. Jadi, please temenin aku makan!" kata Bastian.

"Aku tak bisa..." tolakku.

Dia menarik lenganku lagi. Kali ini lebih terkesan memaksa.

"Aku nggak bisa. Maaf ya..."

"Ayolah Navia! Tak lama. Sebentar saja! Ayolah....!"

Aku berusaha melepaskan diri dari Bastian yang kekeuh narik lenganku.

"Lepasin dia!" teriak Nathan.

Beruntung Nathan datang. Dia datang disaat yang tepat. Dia pasti akan melindungiku. Terima kasih Nathan.

"Dia istri gue! Jangan macem-macem sama istri gue! Pergilah dari sini!" seru Nathan.

"Hei Bung, oke ini istri lo. Tapi masa iya, dia mau jadi istri lo? Dia aja nggak ada respect sama sekali saat lo dateng? Gue ragu kalo dia istri lo!" kata Bastian santai yang justru menyulut kemarahan Nathan.

"Lo bilang apa?" Nathan kesal.

"Dia bukan istri lo!" seru Bastian.

Spontan, Nathan menarikku. Aku dipeluknya erat. Diciuminya keningku beberapa kali. Bukan dengan rasa cinta seperti biasanya. Melainkan dengan bidikan ambisi yang penuh amarah.

"Nathan..." bisikku pada Nathan.

Diamlah!" bisik Nathan padaku.

"Ayo kita cari Mama Alif." ajakku.

Ku tarik lengan besar Nathan untuk mencari Mama Alif. Entah ada dimana sekarang. Keluar dari toko, menjauhi Bastian.

"Navia, kau kemana?" tanya Bastian.

Aku berbalik badan. Menatap Bastian sekilas.

"Bukan urusanmu!" kata Nathan.

Aku dan Nathan berkeliling mall untuk mencari Mama Alif. Hampir sejam mengitari mall, belum juga terdeteksi dimana keberadaan Mama Alif.

"Coba telpon Mama Alif!" perintahku.

"Bentar..." Nathan langsung men-dial nomer telpon Mama Alif. "Tak diangkat!"

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang