6

71.9K 1.7K 4
                                    

Navia sudah berada di galeriku. Aku yang menjemputnya dari kostan dekilnya. Ya iyalah, secara sangat jauh jika dibandingkan dengan apartemenku yang super mewah, rapi, serba ada dan tentu saja berkelas.

"Nathan... jadi gimana? Gue harus gimana? Apa yang pertama gue lakukan?" tanya Navia tiba-tiba.

Ku dekati dia. Oh, dia sangatlah cantik tanpa seulas make up apapun.

"Ganti baju, lalu pakailah make up!" perintahku.

"Baju? Mana?"

Tanpa harus ku jawab, Madam Gulali memperkenalkan dirinya. Dialah seorang designer kepercayaanku. Gulali bukanlah nama asli. Entah nama aslinya siapa. Aku tak perlu mempertanyakan nama aslinya. Itu tak penting bagiku. Aku sudah beberapa tahun ini bekerja sama dengannya. Rancangan bajunya selalu ku perlihatkan dalam lukisanku. Di satu sisi, Madam Gulali terbantu dalam hal pemasaran. Di sisi lain, karyaku akan lebih berkelas dan bernilai tinggi.

"Apa ini Nona Navia Arzeta? Cantik sekali..." puji Madam Gulali.

"Iya. Bagaimana Anda bisa tau?" tanya Navia dengan muka penasarannya.

"Jelas saya tau. Perkenalkan, saya Madam Gulali. Sayalah designer kepercayaan Tuan Nathan."

"Oh jadi begitu."

"Madam, urus semuanya!" kataku sambil berlalu dari mereka.

Ku lihat Navia diajak Madam Gulali menuju ruang ganti. Disanalah Navia akan mencoba pengalaman terbaiknya. Mengenakan gaun-gaun spektakuler rancangan Madam Gulali. Selanjutnya pasti dia tak akan melewatkan kelas make up. Navia akan dipulas dengan kosmetik ala-ala model ternama. Dia pasti sangat cantik. Membayangkan saja sudah membuatku dag dig dug. Apalagi melihatnya secara langsung. Rasanya kesabaranku mulai menghilang hanya demi menantikan kehadiran Navia. Navia milikku yang sangat cantik dan sexy.

"Tuan Nathan...." panggil Madam Gulali di belakangku.

Segera ku berbalik. Bukan hanya Madam Gulali yang ku lihat, tapi juga Navia. Navia terlihat berbeda dari biasanya. Gaun warna hijau lengan panjang dengan berbelahan dada rendah, sangat pas di tubuh Navia. Ketatnya gaun juga menambah sexy Navia.

"Gimana Tuan Nathan? Apakah Anda suka?" tanya Madam Gulali.

Aku hanya mengangguk dan memberi isyarat pada Madam Gulali untuk meninggalkanku bersama Navia.

"Nathan, masa tadi Madam Gulali maksa gue pake gaun ini? Ini kan terlalu sexy. Gue ganti ya?" tanya Navia.

"Eh jangan! Lo tetep pake gaun itu! Itu sangat cocok buat lo. Gue udah terkesan sama penampilan lo. Jangan coba-coba ganti ya!" kataku.

"Tapi..."

"Sudahlah. Ayo kita mulai! Lo duduklah di sana!" kataku sambil menunjuk ke arah kursi sofa.

"Maksud lo, sofa yang di belakangnya ada wallpaper bunga-bunga sakura itu?" tanya Navia.

"Iya. Pastikan lo ber-pose yang sesuai. Menggoda, menggiurkan, dan menggemaskan. Lo bisa?"

"Oke. Gue bisa!" jawab Navia dengan manyunggingkan senyuman angkuhnya.

Ku akui, Navia makin terlihat menggoda. Apalagi saat dia memulai pose andalannya. Jujur saja, hatiku meleleh. Bagaimana bisa tahan dengan melihat lekuk sexy tubuh Navia? Belahan dada sexy Navia yang tereksplor, sangat nyata menggoda imanku. Navia sepertinya tak sadar jika tubuhnya sangat menggodaku. Hatiku seperti diombnag-ambingkan dengan keseksian Navia.

"Sampai kapan gue ber-pose kayak gini?" seru Navia.

"Paling sejam. Bertahanlah!" kataku sambil memulai menorehkan kuasku di papan lukisku.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang