59

12K 344 8
                                    

Nathan mengajak Navia dan Kevin jalan-jalan sore di sebuah mall. Kevin tak mengerti dia sedang dibawa kemana. Benar saja, dia masih sangat kecil. Kemampuan menanggapi rangsangan situasi dan kondisi lingkungan luar, belum banyak dimilikinya. Hanya Navia dan Nathan yang sangat menikmati liburan sore itu.

Mereka menyusuri pertokoan yang menjual beraneka ragam perlengkapan bayi. Mata Navia sangat antusias menyaksikan deretan perlengkapan bayi di sekelilingnya.

"Memangnya kamu mau beli apa?" tanya Nathan.

"Diam dulu. Aku masih survei lokasi nih! Nanti kalo ada yang oke, aku kasih tau kamu." jawab Navia senang.

'Yah, apa yang sedang dipikirkan oleh seorang wanita, sangat sulit untuk ditebak. Sebagai seorang pria, sekaligus merangkap sebagai suami dari seorang wanita, aku bisa apa? Hanya menuruti kemauannya saja. Jika tidak, masalah yang 'itu' akan jadi benar-benar masalah. Justru aku sendiri yang rugi. Ikuti saja langkahnya mau kemana. Mungkin dia perlu waktu!' batin Nathan.

"Kamu sedang mikirin apa?" tanya Navia tiba-tiba.

"Tidak ada. Aku hanya berpikir untuk menuruti kemanapun kamu pergi. Oh ya, apa ada yang...?" Nathan belum menyelesaikan pertanyaannya.

"Nathan, ayo kita masuk! Sepertinya kita akan menemukan banyak barang di toko ini!" ajak Navia.

Navia bergegas masuk ke sebuah toko yang menjual baju bayi dan anak-anak. Tentu saja, Nathan mengekor di belakangnya sambil menggendong Kevin.

"Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?" sapa ramah seorang karyawan.

"Selamat sore! Kami akan berkeliling mencari baju bayi. Nanti aku akan memanggilmu kalo ku perlukan. Terima kasih." kata Navia.

'Istriku sekarang lebih tegas. Siapa sangka dia ketularan sikap kepemimpinan dariku. Biasanya aku yang mengatakan hal itu. Tapi sekarang istriku melakukannya. Tak masalah, itu bukan kesalahan.' batin Nathan.

"Nathan, kamu sedang mikirin apa sih? Apa aku punya salah sama kamu? Kayaknya aku sedang melakukan kesalahan. Ekspresi wajahmu terlihat serius begitu." ucap Navia kesal.

"Tenanglah, tak masalah! Ayo, kita pilih baju untuk Kevin. Dia tak boleh menunggu terlalu lama. Dia harus cepat terlayani! Bagiku, dia adalah Raja kecil." kata Nathan.

Navia tersenyum dan langsung mendekati Nathan. Mencium pipi Nathan dengan cara berjinjit. Nathan tak menghilangkan kesempatan untuk memeluk Navia.

"Terima kasih sayang. Kamu memberiku banyak kebahagiaan." bisik Navia.

"Kamu juga kunci kebahagiaanku." bisik Nathan.

"Loh, kalian di sini rupanya!" seru Aldo.

Nathan melepas pelukannya. Navia dan Nathan berpandangan sebentar, kemudian beralih menatap Aldo yang mengagetkan mereka.

"Kevin....!!! Apa kabar? Kamu makin ganteng saja!" puji Aldo.

"Eh, Kevin emang selalu ganteng dari sononya. Itu warisan dari Papanya. Papanya aja ganteng banget kok!" seru Navia.

Aldo cekikikan menahan tawa.

"Lo mau beli apa di sini? Sama gadis cantik lagi. Memangnya kalian punya bayi?" celetuk Navia.

"Gue mau beli kado buat keponakannya Maria yang baru lahir kemaren." kata Aldo.

"Oh gitu. Berarti lo ada hubungan dong sama Maria ya? Nggak mungkin banget seorang Aldo mempunyai hubungan sedekat ini kalo nggak ada ikatan apa-apa. Gue dan Karin aja yang sempet deket sebagai sahabat, nggak pernah tuh ditemenin belanja. Tapi Maria lain. Jadi Maria ini adalah pacar lo ya?" tanya Navia.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang