38

21.1K 523 8
                                    

Nathan tengah mengikuti acara pelelangan lukisan di galeri miliknya. Acara pelelangan dihadiri oleh para pengusaha terkenal, bahkan ada beberapa dari kalangan pejabat negara. Nathan tak ikut aktif dalam pelelangan. Hanya saja, turut mengawasi jalannya pelelangan. Termasuk memantau siapa saja yang berpengaruh dalam permainan lelang. Karena orang-orang seperti itulah yang akan menjadi sasaran empuk untuk dilibatkan dalam acara pelelangan selanjutnya.

Tiba-tiba ponsel Nathan berdering. Ada panggilan masuk dari calon ibu mertuanya, Ibunya Navia.

"Halo Ibu."

"..."

"APA???" pekik Nathan, sempat menjadi perhatian beberapa peserta lelang.

"..."

"Baik Bu. Ibu tenang yah, Nathan akan segera bawa kembali putri kesayangan Ibu. Ibu jangan khawatir!" kata Nathan dan kemudian memutuskan panggilan.

Nathan meremas kasar celananya. Lalu bergegas keluar galeri tanpa sepatah katapun. Tapi dihalau oleh Reno, yang kebetulan sedang berada di lobby galeri.

"Tuan Nathan, ada apa?" tanya Reno.

"Ren, Navia diculik orang tak dikenal. Sebaiknya lo ikut gue cari dia!" perintah Nathan tegas.

Reno menuruti perintah boss-nya. Memasuki mobil Nathan untuk bersama-sama mencari keberadaan Navia. Tangan Reno terus mengutak-atik smartphone miliknya, untuk mendeteksi keberadaan Navia. Sementara matanya terus fokus ke arah layar ponselnya.

"Apa sudah ada petunjuk yang jelas?" tanya Nathan yang terus mencoba men-dial kontak Navia. Tapi tetap dengan hasil yang sama. Tak ada respon.

"Belum. Hanya saja, tunggu!" Reno men-zoom lokasi yang diyakininya menjadi tempat Navia.

"Tuan, lokasi yang ku temukan, mengarah pada daerah yang bisa dibilang puncak. Ini daerah Bogor!" seru Reno.

"LO YAKIN???" teriak Nathan.

"Ya Tuan, ku pastikan Nona Navia ada di sana. Kita harus ke tempat ini!" Reno menunjukkan ponselnya kepada Nathan.

"Baiklah. Kita kesana!" seru Nathan yang kembali fokus menyetir.

Ada suatu hal yang ingin ditanyakan Reno pada Nathan. Tapi dia takut kalo Reno akan memakinya jika pertanyaan itu diutarakan. Reno melirik ke arah Reno, lalu menatap ke depan, begitu seterusnya. Nathan pun jengah melihat kelakuan Reno yang sangat aneh menurutnya.

"Lo kenapa, Ren?" tanya Nathan tanpa menatap Reno.

"Boleh aku tanya sesuatu, Tuan Nathan! Itu jika diizinkan sebenarnya." tanya Reno pelan.

"Katakan!"

"Tuan, apa hotel yang ditempati Nona Navia tak diberi pengawasan? Hingga para penculik bisa menjalankan aksinya."

"Ren, lo pikir gue sengaja begitu? Gue lupa. Sekali lagi, GUE LUPA!! Gue nggak kepikiran masalah pengawasan. Yang gue pikirin adalah bagaimana gue bisa secepatnya ketemu Navia! Lo tau, gue nyesel banget! Mudah-mudahan Navia masih dalam perlindungan Tuhan. Semoga saja!" kata Nathan.

"Nona Navia akan baik-baik saja. Dia adalah wanita yang baik." kata Reno.

Nathan terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

***

"Hari sudah semakin sore, dan lo masih meringkuk di ranjang? Apa lo nggak mau makan di bawah bersama gue?" tanya Bastian.

Navia menatap Bastian dengan tatapan membunuh, tapi diabaikan mentah-mentah oleh Bastian.

"Lepasin gue, Bas! Lo nggak akan bisa buat gue jatuh cinta sama lo. Nggak akan bisa!" seru Navia.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang