58

11.9K 366 9
                                    

Philip menggandeng lengan Clara dengan penuh keterpaksaan. Memang begitulah cara Philip, agar siapapun yang melihat mereka akan menganggap mereka sebagai pasangan yang romantis. Kenyataannya pun tidak.

Mereka terus berjalan hingga sampailah di depan mobil Philip. Philip langsung melepas lengan Clara.

"Phil...!" seru Clara merasa tak terima.

"Masuklah! Aku mau bicara." kata Philip datar.

Mereka pun memasuki mobil itu. Philip masih berekspresi datar. Sedangkan Clara terus berkomat-kamit dengan sejuta umpatan kekesalan pada Philip.

"Apa yang terjadi?" tanya Philip yang langsung menatap mata Clara lekat-lekat.

"Maksudmu apa?" tanya Clara.

Clara langsung membuang muka. Tak mau menatap wajah suaminya. Ia cukup paham dengan tatapan itu. Biasanya akan berakhir dengan caci maki yang menyakitkan hati Clara.

"Hei ayolah! Ini tentang kita." kata Philip.

Clara masih tak menghiraukan Philip.

"Kau tau, kenapa kehidupan rumah tangga kita seperti tak bernyawa? Hampa. Kau tau alasannya?" tanya Philip.

"Karena kau tak pernah berniat mencintaiku!" jawab Clara.

"Yah, ku akui itu termasuk dalam penyebab hampanya hubungan kita. Masalah hati dan perasaan, sangat sulit untuk dikendalikan. Sejauh ini, aku belum bisa menerimamu sepenuhnya." ujar Philip.

"Lalu apa? Apa kau punya wanita lain?" tanya Clara, matanya menatap Philip tajam.

"Tidak. Aku memang tak mencintaimu. Sama sekali tidak. Tapi aku tak pernah menyempatkan diri untuk memikirkan wanita lain. Tubuhku sepenuhnya milikmu." jawab Philip.

Clara termenung. Pikirannya bergelayut saat ingat suaminya selalu menempatkan dirinya nomer dua. Tentu saja setelah urusan pekerjaan yang menyita banyak waktunya.

"Seharusnya kita memiliki anak." ucap Clara dalam tatapan kosongnya.

"Aku juga memikirkan hal yang sama. Jadi kau sudah tau kemana arah pemikiranku?"

"Tapi bagaimana kita bisa mendapatkan anak dalam waktu yang cepat? Aku saja abis keguguran sebulan yang lalu. Ini aja, terkadang menyisakan nyeri yang luar biasa. Ku rasa perlu waktu untuk pemulihan kondisi rahimku." cerita Clara.

"Kau bilang abis keguguran? Bagaimana bisa kau menyembunyikan itu semua padaku? Harusnya kau cerita!" seru Philip.

"Bagaimana aku bisa cerita padamu, kau saja sering memarahiku dan bahkan kita sempat tak saling bicara. Aku keguguran saat mengalami kecelakaan waktu itu. Kau ingat, saat kau mengusirku? Yah, aku benar-benar berniat kabur dari rumah. Saat itulah petaka terjadi. Mobil yang ku kendarai, salah satu mobilmu, menabrak taksi. Aku tau, kau memiliki cukup banyak uang untuk memperbaiki mobilmu. Tapi aku tak cukup banyak kesempatan untuk melindungi janinku. Aku kehilangan dia..." cerita Clara yang diakhiri dengan tangisan.

"Maafkan aku..." bisik Philip yang sudah bersiap memeluk Clara.

"Aku yang salah. Harusnya aku bisa menjaganya." kata Clara.

"Jujur saja, aku tertarik dengan seorang bayi yang menurutku sangat unik, lucu, dan menggemaskan. Dia adalah anak Nathan Ardian." ujar Philip.

Clara mendonggak. Wajah Philip-lah yang dilihatnya.

"Aku ingin mengadopsi anaknya. Harus. Itu keputusanku!" tambah Philip dengan penuh keyakinan.

***

Keesokan harinya, Navia tampak sibuk membereskan barang-barangnya. Satu demi satu dimasukkan ke dalam koper besar.

"Apakah sudah semua?" tanya Nathan.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang