26

26.1K 791 15
                                    

Nathan diikuti oleh Reno, berjalan mengitari sebuah mall besar. Mereka akhirnya berhenti pada sebuah toko perhiasan.

"Tuan Nathan, aku ke toilet bentar yah? Kebelet pipis..." bisik Reno.

"Oke. Jangan lama-lama!" kata Nathan.

Dari sekian banyak perhiasan, perhatian Nathan berfokus pada jejeran cincin yang ditata rapi.

"Mau cari apa Mas?" tanya wanita muda yang kira-kira seumuran Navia, customer juga.

"Cari cincin." jawab Nathan sambil tersenyum kecil.

"Buat kekasihnya ya?" tanya wanita itu lagi.

"Iya. Tapi bingung nih kira-kira model yang sesuai untuknya yang mana? Bisa dibantu nggak?"

"Kekasih mas ini, kira-kira tubuhnya kayak siapa? Sama kayak gue nggak?"

"Yah segitulah! Mirip-mirip elo tubuhnya." jawab Nathan.

Wanita itu ikut memilih cincin demi membantu Nathan.

"Gimana kalo yang itu aja, Mas!" seru wanita itu menunjuk pada sebuah cincin emas putih yang memiliki permata yang tersusun sedemikian rupa, sehingga berbentuk hati.

"Wow, itu sangat indah!" gumam Nathan.

"Mbak, coba ambilkan saya cincin itu yah!" pinta Nathan pada penjual perhiasan.

Cincin yang dimaksud sudah berada di tangan Nathan. Nathan menimang-nimang cincin tersebut dengan mata berbinar. Membayangkan jika ia telah menyematkan cincin tersebut di jari manis Navia.

"Oh ya, boleh pinjam jari manisnya nggak? Gue mau pastiin aja, kalo cincin ini bakalan pas untuk kekasih gue!"

"Baiklah, dengan senang hati!" jawab wanita itu malu-malu.

Nathan menyematkan cincin itu ke jari manis wanita itu.

"Bagus yah! Navia pasti suka!" gumam Nathan.

"Oh namanya Navia. Beruntung Navia memiliki kekasih seperti elo ya." puji wanita itu seraya melepas cincin itu dan memberikan kepada Nathan.

"Mbak, saya beli yang ini ya! Bayarr pake ATM aja yah!" kata Nathan pada penjual perhiasan.

"Baik Pak!" kata penjual perhiasan ramah.

"Melinda, kamu udah dapet perhiasan yang kamu cari?" tanya seseorang pria yang membuat wanita itu menoleh.

Nathan ikut menoleh. Menyaksikan adegan cipika-cipiki secara live di hadapannya.

"Belum sayang. Aku abis bantuin nyari cincin untuk kekasih Mas ini!" kata wanita itu yang langsung ditanggapi oleh oleh anggukan pria yang menemuinya.

"Mbak, makasih yah atas bantuannya. Mari Mas! Permisi!" kata Nathan mengucapkan perpisahan.

Nathan masih berdiri mematung di depan toko perhiasan. Matanya masih mencari titik terang mengenai keberadaan Reno.

"Maaf Tuan, tadi nggak sengaja ketemu temen kuliah. Jadi, ngobrol dulu di kafe. Oya, udah dapet barangnya, Tuan?"

"Udah! Ayo kita pulang!" ajak Nathan yang masih sedikit kesal sama Reno.

"Baiklah. Tapi aku nggak bisa mampir ke rumah Tuan Nathan ya. Ada urusan sama seseorang." kata Reno.

"Sama siapa?" tanya Nathan penasaran.

"Karin." jawab Reno malu-malu.

"Oh yasudah. Ayo!"

***

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang