68

6.7K 164 1
                                    

Nathan mengajak keluarga kecilnya (Navia dan Kevin) jalan-jalan sore ke sebuah taman. Taman yang dijadikan rekreasi keluarga untuk sekedar melepas penat dan menghibur diri. Karena Kevin tidak mau diam saja, maka Nathan mengajaknya berjalan kesana kemari. Kevin paling suka dituntun oleh Papanya.

"Sayang, aku ajak Kevin jalan kesana ya? Dia kayaknya demen liatin bubble itu. Banyak anak kecil juga itu. Kamu gapapa ya sendirian di sini!" kata Nathan pada Navia.

Navia menghentikan aktivitasnya. Tentu saja menggelar bekal makanan yang dibawanya.

"Iya Sayang, gapapa. Iya tuh senengin putramu. Tapi jangan lama-lama ya. Jangan jauh-jauh juga. Nanti aku kangen." bisik Navia.

"Kangen sama Papanya apa anaknya nih?" bisik Nathan balik.

"Tadinya sih kangen Papanya aja, sekarang karena udah ada anaknya, ya kangen anaknya juga." kata Navia.

Nathan kemudian mengecup kening istrinya.

"Udah ya, ini tanda kunci aku ke kamu. Akan ku buka kuncinya saat aku kembali nanti. Jangan dibuka untuk yang lain. Aku tinggal ya!" ujar Nathan sembari melempar senyum pada Navia.

Navia pun sendiri. Sesekali diliatnya senyum Kevin dan Nathan dari jauh. Lalu dia ikut tersenyum.

'Aku bahagia. Pasti ini rasanya sangat bahagia. Hidup dan kehidupanku terasa lengkap. Kekuranganku diisi oleh kelebihan mereka berdua. Keluarga kecilku yang melengkapi hidupku. Terimakasih.' batin Navia.

Tiba-tiba ia dikejutkan oleh kedatangan seseorang. Pria tampan bak artis korea berdiri di depannya.

"Kamu masih inget aku nggak?" tanya seorang pria yang membuat Navia bertanya-tanya.

"Inget nggak? Masa lupa!" tambahnya.

"Akh siapa ya? Aku nggak ingat. Kamu juga belum tentu kenal aku. Pasti aku hanya mirip seseorang yang kamu kenal aja." jawab Navia.

Pria itu mendekati Navia. Lebih dekat dan hanya menyisakan beberapa centimeter persis di depan wajah Navia. Sontak, Navia mundur perlahan.

"Se, sedang apa kau?" tanya Navia gugup bercampur takut.

"Eh maaf..." lalu pria itu membenarkan posisinya, mundur selangkah.

"Nggak seharusnya aku begitu. Tapi itu untuk memastikan saja bahwa aku mengenalmu. Namamu Navia Ardila kan? Dulu sekolah di SMP Negeri 1 kan? Pernah pacaran sama Bragi juga kan? Kamu dulunya jadi murid kesayangannya Miss Dena?" penjelasan pria itu.

"Hampir semuanya benar. Namaku Navia Arzeta, bukan Navia Ardila. Di KTP ku juga seperti itu. Sekolahku di SMP Negeri 1. Ya itu benar sih. Aku juga pernah jadi murid kesayangannya Miss Dena. Aku tak lupa itu. Masa 3 tahun di SMP membawa kenangan tersendiri buatku. Tapi masalahnya, aku nggak merasa jadi pacarnya si Bragi. Itu kan hanya lelucon temen-temen sekelas untuk menggodaku. Aku dan Bragi hanya teman biasa. Yang aku inget dari si Bragi ini, dia itu cupunya kebangetan. Entahlah, sekarang bagaimana rupanya. Kalo inget dia sih, aku pingin ketawa ngakak. Uhm, kamu siapa? Temen SMP ku? Temennya si Bragi itu?"

"Ya aku temen SMP mu. Bukan temennya si Bragi sih. Tapi aku emang Bragi."

Navia langsung tertunduk malu. Lemas kakinya menahan berat badannya sendiri. Ia yang tadinya berdiri, memilih segera duduk bersimpuh.

'OMG, bagaimana bisa ini terjadi? Bragi si cupu itu berubah sedemikian drastis. Aku mana bisa mengenalinya dengan cepat jika berubah begini. Seseorang yang ada di depanku ini mengaku jika dirinya bernama Bragi. Aku harus percaya apa tidak? Tapi aku percaya sih. Tapi, kok bisa seganteng sekeren dan sekece ini sih? Aku bukan jatuh cinta dadakan sama dia. Nathanku masih jauh di atasnya. Tapi masa iya Bragi seperti ini? Dia masuk ke salon mana? Oplas dimana? Udah minum obat apa? Udahlah, pusing mikirin manusia ini!' batin Navia.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang