36

21.7K 533 10
                                    

"Apakah kebahagiaan akan jadi milik kita?" tanya Navia.

"Iya." jawab Nathan sembari memeluk Navia yang mulai berkaca-kaca.

Mamanya Nathan menghampiri Nathan yang tengah memeluk Navia.

"Putraku Nathan, ada apa? Sepertinya Navia sedang sedih? Dan hei, kau menangis sayang? Kenapa Navia? Ada sesuatu yang membuatmu sedih?" tanya Mamanya Nathan cemas.

"Sebenarnya ini gara-gara Mama. Mama yang jadi alasan buat kami bersedih saat ini. Mama telah..."

"Sudahlah Nathan, kita sudahi pembicaraan tentang hal itu! Mama tak perlu tau. Ini bukan saat yang tepat untuk mengatakan semuanya!" bisik Navia pada Nathan.

"Hei, apa yang kalian bicarakan? Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Mamanya Nathan lagi.

"Mama, tak ada masalah kok! Nathan hanya sedikit sedih. Kan setelah ini, dia akan berpisah dengan Navia untuk seminggu. Bukankah kami akan dipinggit, Ma?" ujar Navia meyakinkan.

"Kau benar sayang! Setelah acara ini, kalian memang harus dipisahkan! Oya, Mama sudah booking hotel untuk Navia dan keluarga yang letaknya tak jauh dari apartemen kamu, Nath! Tapi ya, Mama harap kalian tak ketemuan dulu. Itu demi kebaikan kalian!" kata Mamanya Nathan.

"Iya, itu benar! Kalian harus berpisah dulu!" timpal Ibunya Navia.

"Bu, apakah tidak bisa kalo kami tetap bertemu? Navia mana bisa tak ketemu dengan Nathan? Sehari saja rasanya seperti setahun. Gimana kalo harus nunggu selama seminggu penuh?" kata Navia manja.

"Sayang, bukankah tadi kmau bilang kalo Nathan yang nggak kuat pisah sama kamu? Kok kamu ikut-ikutan nggak kuat juga?" tanya Mamanya Nathan.

"Navia mana bisa kuat, Ma. Dia terlalu sayang sama Nathan. Mana bisa coba?" celetuk Nathan.

"APA???" pekik Navia.

"Kalian ini, kalo ada kami pasti pura-pura berantem. Coba tadi? Maen peluk-pelukan aja." goda Mamanya Nathan.

"Mama sok tau deh!" elak Nathan.

"Halah, Mama juga pernah muda keleus! Memang yang muda di sini kalian doang?" tanya Mamanya Nathan.

"Emang iya!" jawab Nathan.

"Kami para orang tua di sini, juga muda kali!" seru Mamanya Nathan.

"Iya, pernah muda maksudnya..." kata Ibunya Navia.

Nathan dan Navia tertawa seketika. Ibunya Navia hanya bisa tersenyum sambil membekap mulutnya sendiri agar tak terlihat oleh calon besannya.

"Ini keceplosan loh Bu Alif!" kata Ibunya Navia.

"Gapapa Jeng, santai aja! Kita ini kan udah pernah muda beberapa tahun silam." kata Mamanya Navia.

"Ma, Ibu, izinkan Nathan berbicara hal penting sama Navia di ruang privat di ujung sana!" kata Nathan menunjuk ke sebuah ruangan tak jauh dari ballroom yang mereka tempati.

"Apakah lama? Para tamu pasti akan mencari kalian kalo kalian kabur gitu aja?" tanya Ibunya Navia.

"Jangan khawatir Ibu, kami tak akan lama. Percayalah pada kami!" pinta Navia.

"Baiklah!" kata Ibunya Navia yang disusul oleh anggukan Mamanya Nathan.

Nathan menggandeng Navia dengan mesra, melewati para tamu yang mencuri perhatian ke arah mereka. Mereka terus berjalan melewati koridor dan berakhir pada sebuah ruangan privasi. Nathan membimbing Navia masuk ke dalam ruangan itu.

Lampu ruangan yang tadinya menyala, dimatikan oleh Nathan dengan sengaja. Navia yang awalnya santai, jadi ketakutan. Diremasnya tangan Nathan agar tak jauh darinya.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang