53

13.6K 391 15
                                    

'Dasar wanita aneh! Kenal juga enggak! Sok banget ngancam seorang Nathan Ardian. Ngakunya kenal, tapi sejujurnya dia belum kenal. Awas aja kalo bikin rusuh!' batin Nathan.

Tak lama kemudian, Navia dan Kevin keluar dari ruang pemeriksaan bayi. Navia tampak senang dan berkali-kali menciumi pipi Kevin. Nathan masih menatap ponselnya.

"Sudah sayang, ayo kita pulang!" ajak Navia.

Nathan terperanjat. Navia benar-benar mengagetkannya.

"Langsung pulang? Nggak mau makan dulu? Yakin nggak laper? Aku sih pinginnya makan dulu. Perut udah keroncongan banget!" kata Nathan.

"Laper sih. Ayo makan dulu. Tapi nyari tempat makan yang terbebas dari asap rokok. Biar Kevin aman." kata Navia.

"Iya ada kok. Aku juga males sama bau rokok. Ke cafe sebelah Rumah Sakit aja yah. Ayo!" ajak Nathan.

***

"Si Nathan sombong amat sekarang! Belagu nggak ketulungan. Gue kesel sama dia!" keluh Amanda.

"Lo ketemu dimana?" tanya Hani.

"Barusan ketemu di Rumah Sakit sebelah. Tapi gue tetep ngerasa kalo dia adalah belahan jiwa gue." jawab Amanda.

"Wah, parah lo! Si Nathan itu bukannya udah nikah ya? Dari gosip yang beredar sih gitu. Lo mau jadi istri kedua?" seru Hani yang langsung membanting sendoknya ke piringnya dengan kasar.

Kebetulan mereka sedang berada di sebuah cafe yang terletak tak jauh dari Rumah Sakit yang dikunjungi Navia dan Nathan.

"Ogah! Gue mau jadi yang utama. Kalo bisa, istrinya yang sekarang diceraiin aja!" ujar Amanda yakin.

"Eh tunggu! Itu Nathan!!!" kata Hani.

Amanda langsung memastikan keberadaan Nathan. Nathan memang ada di sana. Tidak sendiri. Tapi bersama seorang wanita yang tak lain adalah Navia, serta seorang bayi.

"Nah, itu apa istrinya? Apa dia punya anak juga? Masa, gue nanti jadi ibu tiri anak bayi itu?" tanya Amanda cemberut.

"Bisa jadi. Dan lo harus siap dengan itu semua. Makanya jangan ngarep jadi istri seorang duda yang punya anak." nasehat Hani.

"Tau ah. Tapi gue demen sama si Nathan itu. Gimana dong?" tanya Amanda.

"Lo nanya gue yah? Trus, gue nanya ke siapa lagi?" kata Hani balik tanya.

Amanda terus memperhatikan Nathan dari tempat duduknya yang agak jauh dari Nathan. Hani hanya diam saja, sesekali memainkan ponselnya. Sementara itu, Nathan dan Navia sedang menikmati makan siangnya. Kevin tetap dalam gendongan Navia.

"Kevin masih pules aja tidurnya. Dia hobi banget tidur. Itu pasti dapet warisan dari kamu." oceh Nathan.

"Enak aja! Kalopun iya, mana mungkin aku mau ngaku. Itu kan hobi yang buruk! Kevin emang suka tidur kali. Jadi, masa aku yang harus dipersalahkan? Aku nggak mau diintimidasi sebagai tersangka." keluh Navia dengan gaya yang dibuat-buat.

"Cailah, gitu amat!" ujar Nathan.

Tiba-tiba Kevin terbangun dan menangis sekencang-kencangnya. Membuat pelanggan lain ikut memperhatikannya. Tapi Navia berhasil membuat Kevin untuk diam.

"Wah, kamu jago juga yah diemin si Kevin. Hebat!" puji Nathan.

"Kan aku Mamanya Kevin. Pasti bisalah diemin anak aku sendiri. Memangnya kamu?"

"Kan Kevin anak aku juga?"

"Oh iya. Yaudah, ini Kevin kamu gendong deh! Dia nggak mau kalo aku sambil makan." ujar Navia.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang