8

60.3K 1.4K 0
                                    

Hari ini ada jadwal shopping bersama Mamanya Nathan, Tante Alifiyanti. Tentu saja ku lakukan setelah jadwal kuliahku usai. Tepatnya jam 14.35. Saat aku keluar dari pintu gerbang kampus, sebuah mobil mewah telah menungguku. Siapa lagi kalo bukan Tante Alifiyanti. Pasti Nathan yang udah kasih info dimana letak kampusku.

"Kamu mau belanja apa?" tanya Tante Alifiyanti saat mobil sudah melaju.

"Apa ya? Saya nemenin Tante aja." kataku.

Tante Alifiyanti tertawa. Maksudnya bukan mengejek, tapi lebih kepada lucunya jawabanku.

"Oh kamu masih malu sama Tante? Anggap aja Tante ini Mama kamu juga. Kamu aja udah biasa sama Nathan, kok masih malu-malu kucing sama Tante sih?"

"Ya Tante. Tapi saya tak biasa menerima hadiah ataupun pemberian secara cuma-cuma." kataku.

Tante Alifiyanti mengelus rambutku dengan lembut. Sesaat aku merasakan sentuhan Ibuku yang tinggal di kampung.

"Kok saya ngerasa sentuhan Tante Alif sama persis dengan sentuhan ibu saya yang berada di kampung." kataku.

"Oh ya? Anggap aja Tante ini Mamamu juga ya! Boleh Tante minta tolong!" tanya Tante Alifiyanti.

"Tentu boleh Tante!" jawabku tegas.

"Mulai sekarang, panggil Tante dengan kata 'Mama' ya! Tante nggak mau denger jawabanmu selain kata 'ya'. Permintaan ini tak boleh kamu tolak!"

Apa boleh buat? Aku tak punya pilihan lain selain berkata 'ya'.

"Dengan senang hati, Tante. Eh Mama!" kataku.

"Nah gitu dong."

Chiitttt....! Tiba-tiba mobil berhenti mendadak.

"Ada apa Pak Eksan?"

"Anu Nyonya... kayaknya ada hewan yang lewat tadi. Kucing atau apa tadi ya."

"Baiklah. Ayo jalan lagi." perintah Tante Alif, eh Mama Alif.

Mobil pun melaju kembali. Perjalanan kami sangat seru. Mama Alif banyak bercerita tentang Nathan. Dari Nathan kecil sampai dewasa. Beberapa hal membuatku tertawa. Misalnya kebiasaan masa kecil Nathan yang suka ngompol sampai menginjak pendidikan SMP.

Tak terasa kami sudah sampai di sebuah mall besar di kotaku. Aku bahkan belum pernah sekalipun ke mall yang berdiri megah di tempatku. Ada hawa segar saat kami memasuki lobby mall. Mama Alif seakan tak mau melepaskan genggamannya di lenganku. Sepertinya beliau sangat menyayangiku sepenuh hati.

"Kamu mau makan apa belanja dulu?"

Aku tak menjawab. Aku hanya menggeleng. Bingung juga harus gimana. Aku kan ke mall cuma nganterin Mama Alif aja. Nggak lebih!

"Oke. Kita makan dulu! Biar acara shopping kita makin berkualitas!"

"Terserah Mama aja." kataku pelan.

Mama Alif mengajakku mampir di restoran Jepang. Aku menurut saja.

"Kamu suka sushi nggak?" aku menggeleng. "Ramen?" aku menggeleng lagi.

"Aku tak suka masakan Jepang, Ma. Lebih suka masakan Indonesia." kataku.

"Oh begitu. Ayo kita pindah ke restoran lainnya. Di sebelah sepertinya restoran yang menyajikan masakan Indonesia."

Tanpa berkata apapun, ku ikuti ajakan Mama Alif. Kami segera berjalan ke restoran sebelah. Ya, di sanalah ku temukan berbagai masakan ala Indonesia. Sesuai dengan selera lidahku yang ke-Indonesia-an. Mama Alif memesan soto ayam Surabaya dan aku memesan nasi rames.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang