33

21.8K 617 11
                                    

Ortu Nathan dan ortu Navia sudah kembali ke tempat asalnya. Ortu Nathan kembali ke Aussie dan ortu Navia (Ibu Navia) kembali ke kampung halaman. Nathan dan Navia kembali berduaan di apartemen yang sama.

Suatu hari, Navia memutuskan untuk berbelanja di sebuah minimarket yang terletak di sebelah gedung apartemennya. Kebetulan Navia hanya sendirian. Nathan sedang ada acara di galeri pameran.

"Sabun mandi, sampo, conditioner, deodorant, dan... kayaknya udah semua deh! Ehm, apalagi yah?" Navia tampak berpikir mengingat barang yang harus dibeli.

"Oh iya! Cemilan kesayangan belum!" seru Navia yang kemudian mendorong troli mininya ke area cemilan.

Navia mengambil beberapa bungkus biskuit coklat, wafer, coklat, dan kripik dengan berbagai rasa. Semuanya dikumpulkan dalam troli yang didorongnya kesana-kesini. Ada satu barang yang sangat diinginkan Navia, tapi sayangnya susah dijangkau olehnya. Terlalu tinggi.

"Biar gue bantu!" kata Bastian yang langsung meraih pengharum ruangan berbentuk semprotan. "Ini!"

"Makasih yah!" ucap Navia yang menerima pemberian dari Bastian dan langsung menuju kasir.

"Nav, buru-buru amat!" kata Bastian yang menghentikan langkah Navia.

"Lo mau apa lagi? Apa gue ada salah sama lo atau gimana? Gue buru-buru, Bas!" kata Navia ketus.

"Setidaknya, ajakin gue ngobrol atau apa? Gue mau kenal lebih deket sama lo. Oya, izinin gue buat anterin lo pulang!" tawar Bastian.

"Ah, nggak usah! Makasih banget nih udah ditawarin mau nganterin pulang. Apartemen gue ada di sebelah. Jadi, cukup jalan kaki sebentar juga bakal nyampe. Lo orang sibuk kan? Punya beberapa perusahaan maju dan terkenal, apa untungnya coba nganterin gue? Itu akan ngurangin kualitas waktu penting lo! Lagi pula, gue bisa sendiri kok!" ujar Navia.

"Tapi Nav, apa salahnya sih gue deket sama lo? Minimal berteman atau apa!" gerutu Bastian.

"Maaf Bas, cukup kenal aja yah kita. Gue tau nama lo, dan lo tau nama gue! Hanya sebatas itu." kata Navia yang menurunkan barang belanjaannya dari troli untuk dihitung total nominalnya.

"Semuanya, empat ratus tujuh puluh enam ribu lima ratus rupiah." seru kasir bernama Anjani.

Navia menyerahkan kartu ATM milik Nathan untuk membayar belanjaannya.

"Nah, gue duluan yah! Sampai jumpa!" kata Navia pada Bastian.

Bastian terus mengejar Navia sampai di halaman apartemen. Navia bukannya tak mengusir Bastian untuk pergi, tapi Bastian-lah yang terlalu obsesi mengekor mengikuti Navia.

"Bas, lo nggak ada kerjaan apa? Gue malu tau lo ikutin kayak gini. Lo bukan bodyguard gue kan? Jadi ngapain lo buntutin gue?" seru Navia kesal.

"Navia, gue mau tau lo tinggal dimana? Kan biar gue bisa maen ke tempat lo! Apa salah?" tanya Bastian.

Reno muncul menghampiri Navia.

"Nona Navia, ada apa? Apa pria ini membuat masalah pada Anda?"

"Udahlah Ren, nggak usah berformal ria sama gue. Mending lo tahan pria ini agar nggak ngikutin gue!" bisik Navia pada Reno.

"Baiklah!" bisik Reno.

Navia segera berlari menuju ke dalam apartemen Nathan. Sementara Reno menahan Bastian agar tak mengikuti Navia.

"Eh, siapa sih lo? Lo berani sama gue?" tantang Bastian pada Reno.

"Gue hanya bodyguard Nona Navia. Jelas gue berani sama lo!" balas Reno tegas.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang