45

18.8K 469 11
                                    

"Aku sudah rapi dan sempurna. Selanjutnya kamu mau mengajakku kemana? Kamu menyuruhku berpakaian seperti hendak ke pesta. Tapi kamu malah cuma pake jeans dan kaos bebas gitu. Kok nggak sinkron banget? Dikiranya aku yang terlalu lebay dandanannya. Aku ganti kostum deh kalo gitu!" sungut Navia kesal.

"Eh ku bilang jangan! Ayo kita ke mobil. Aku tak sabar untuk memainkan hobiku lagi." kata Nathan memainkan kunci mobilnya dengan gerakan memutar.

Mereka bergegas ke mobil. Navia sudah tak mood untuk menanyakan tujuan mereka pergi kemana. Dia hanya diam.

Nathan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Selain masih pagi, kebetulan bertepatan dengan hari libur, jadi jalan raya masih lenggang. Hanya butuh waktu 30 menit, mobil mereka telah sampai di parkiran galeri.

"Jadi kita ke galeri?" tanya Navia.

"Iya. Mau kemana lagi? Bukankah kamu sudah tau apa hobiku?" kata Nathan balik tanya.

"Uhm iya, baiklah sekarang aku mengerti. Oya, apa aku akan dijadikan model lukisanmu lagi? Benarkah itu? Ayolah jawab, aku sangat ingin menjadi modelmu..."

"Iya. Ayo kita masuk!" ajak Nathan.

Nathan membukakan pintu untuk istrinya. Segera diulurkan tangannya sebagai pegangan Navia. Terkesan sangat romantis memang. Mereka berjalan berpegangan tangan menuju setiap koridor ruangan galeri. Para staf yang bekerja di sana turut menyaksikan keromantisan Navia dan Nathan.

"Lalu kita akan ke ruang melukis. Di sana aku akan melukismu." kata Nathan.

"Tumben kamu milih aku sebagai model lukisanmu? Apa ada sesuatu?" tanya Navia.

"Ada sebenarnya. Pertama: aku memang ingin menorehkan kuasku demi melukis istriku sendiri. Kedua: ada yang sengaja membutuhkan lukisan itu untuk hadiah." jawab Nathan.

"Jadi lukisanku untuk hadiah? Aku hanya sebagai barang yang tak bernilai sama sekali? Maksudnya apa? Aku tak percaya ini!" omel Navia.

"Bukan gitu, sayang. Mr. Bowman menginginkan lukisan dirimu untuk hadiah ulang tahun pernikahannya, yang tentu saja akan diberikan pada istri tercintanya. Katanya, dirimu sangat mirip dengan pitrinya yang sekarang sudah tiada. Apakah kamu yakin tak mau membantu Mr. Bowman mewujudkan kebahagiaan istrinya?" kata Nathan.

Navia terpekur mendengar cerita Nathan yang mengiris hatinya. Ada rasa iba yang menjelajah wilayah hatinya.

"Baiklah. Aku bersedia. Ayo segera lukis aku. Aku ingin kamu melukisku sebanyak yang kamu bisa." kata Navia.

"Sekarang duduklah dulu di sofa itu. Aku akan mempersiapkan segala peralatan dan cat lukis."

"Nathan, aku telfon ortu aku dulu yah, selagi kamu mempersiapkan semuanya." izin Navia.

"Silakan."

***

"Jadi gimana? Gue udah mentok nih ngerjain makalah dengan tema rumit gini. Tapi salah gue juga sih, abisnya telat gara-gara kejebak macet!" keluh Karin.

"Tenang aja, gue lagi kerjain sebisa gue. Gue tau banget masalah yang beginian. Lo tenang aja! Bikinin kopi atau apa gitu kek. Biar gue nambah semangat!" kata Reno yang sibuk menatap layar laptop milik Karin.

Reno membantu Karin mengerjakan tugas makalah dari Miss Fanny. Bukan cuma membantu, lebih tepatnya mengerjakan secara keseluruhan. Ada banyak alasan kenapa Karin memilih Reno yang menyelesaikan tugasnya.

Pertama: Reno pandai merangkai kata. Dulu dia adalah lulusan Sastra dari Universitas ternama.

Kedua: Reno sangat mengenal Nathan yang menjadi tema makalah. Bisa dipastikan, alur cerita makalah akan sesuai dengan realita yang ada, karena bersumber dari orang terpercaya.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang