22

31.7K 854 8
                                    

Nathan mengajak Navia jalan-jalan ke mall untuk nonton film dan sekedar dinner.

"Nathan, tungguin gue ya!" seru Navia yang berjalan di belakang Nathan.

"Iya. Cepetan dikit dong!" gumam Nathan.

"Ish, kan tadi gue nggak mau pake heels yang super duper tinggi ini. Lo aja yang maksa pake jurus andalan!" gerutu Navia yang mulai mencebikkan bibirnya.

"Itu bibir lo minta diumpanin yah! Sini gue cium!" goda Nathan.

"Ogah! Gue mau minta gendong! Ini kaki gue sakit abis muterin seisi mall!" pinta Navia, lebih tepatnya maksa.

"Tapi cium dululah. Ogah kalo nggak dikasih." kata Nathan beralasan.

"Ikh, alibi elo nggak sinkron sama sebab-akibat. Gapapa kalo nggak mau mah. Gue bisa minta tolong sama om-om yang nongkrong di deretan kafe depan etalase ujung itu!" ancam Navia sambil menunjuk ke arah kumpulan om-om yang sedang menyesap kopi di kafe.

"Jangan! Mending gue aja yang gendong elo. Gue ikhlas. Ayo sini, mumpung gue masih punya tenaga buat gendong elo." seru Nathan.

"Baiklah. Tapi gue mau gendong belakang loh ya!" kata Navia memastikan.

"Iya. Kalo di depan kan kayak bridal. Gapapa juga sih!" gumam Nathan.

"APA LO BILANG??" tanya Navia dengan nada tinggi.

"Gapapa. Gue nggak ngomong!" jawab Nathan.

"Ngomong sih nggak. Tapi ngomongin mah iya!" gerutu Navia.

Navia segera bersiap digendong Nathan. Digendong belakang sesuai permintaannya.

'Asik, bisa dapet gendongan dari artis lukis. Noh cewek-cewek ababil, alay, dan lebay, pastinya ngiri sama gue. Secara, gue digendong Nathan yang dari dulunya udah tampan maksimal. Iya, pria sok tampan hobi nyari umpan! Hahaha... tapi gue yang mau jadi dijadikan umpan.' batin Navia.

"Lo gapapa kalo gue minta gendong begini?" tanya Navia sembari memicingkan matanya pada wanita-wanita yang berpapasan dengannya.

"Itu cewek-cewek caper banget deh! Mentang-mentang lo ganteng, eh seenak jidat mereka, curi-curi pandang sama lo. Apa mereka nggak tau kalo elo itu udah jadi milik gue. Belum resmi, tapi ya sesuai perjanjian cinta, kita udah saling memiliki." bisik Navia di telinga Nathan.

Nathan terkekeh menanggapi ocehan Navia yang menurutnya terlalu berlebihan atas sikap wanita yang mereka lalui.

"Kita mau nonton apa?" tanya Nathan saat mereka sudah sampai di depan sebuah bioskop.

"Turunin gue!" pekik Navia.

Nathan menurunkan Navia dengan hati-hati. Selanjutnya menuju tempat penjualan tiket.

"Ada yang dibantu Mas?" tanya penjual tiket bernama Sinta.

"Ehm, kita nonton apa Sayang?" tanya Nathan pada Navia

"Gimana kalo kita nonton film The Boy aja! Selain cerita sinopsisnya bikin kita penasaran, sekali-kalilah kita nonton film horor. Kan seru!" jawab Navia.

"Baiklah, sesuai permintaan lo aja. Gue mah ngikut aja." kata Nathan pasrah, lebih tepatnya lelah setelah menggendong Navia.

Nathan segera memesan dua tiket untuk dirinya dan Navia.

"Silakan segera masuk ke theater 1 ya! Film sebentar lagi dimulai." kata Sinta memberikan informasi.

"Terima kasih" kata Nathan lemas.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang