48

14.7K 428 7
                                    

Hari ini adalah hari Navia sidang Skripsi. Banyak persiapan yang dilakukan oleh Navia. Mulai dari kostum kemeja putih dan rok hitam selutut, dengan baju almamater kebesaran kampusnya. Tak lupa sepatu pantofel dengan tinggi 5 cm yang melengkapi penampilannya. Nathan yang menyaksikan Navia sedang berdandan di depan cermin riasnya, hanya bisa geleng-geleng kepala. Tak biasanya Navia seheboh dan seribet itu dalam mempersiapkan diri.

"Kamu udah cantik kok!" puji Nathan yang membuat Navia nyengir.

"Nathan, apa laptop, skripsi, dan perlengkapan sidangku sudah kamu siapkan?" tanya Navia yang masih memoleskan blush on di pipinya.

"Sudah. Aku sudah menyiapkan semuanya di ruang tamu. Oya, itu sepatumu apa nggak membahayakanmu? Kayaknya terlalu tinggi. Bisa nggak diganti?"

"Ini membuatku terlihat lebih anggun dan lumayan nyaman kok. Lagi pula, kan aku hanya memakainya saat sidang saja. Nanti pas jalan melewati koridor-koridor, aku akan ganti dengan sandal santai. Jangan khawatir ya sayang. Aku juga memperhitungkan masalah safety." ujar Navia.

Navia diantar Nathan dengan mobilnya menuju kampusnya. Disana sudah ada Karin dan beberapa teman lain yang siap bertempur di ruang sidang.

"Karin, lo udah dateng duluan?" tanya Navia setelah selesai melakukan pendaftaran registrasi sebelum sidang.

"Iya. Tadi gue dianterin sama ayang Reno. Jadi cepet datengnya. Lo dianter Nathan kan tadi? Kok nggak dianterin sampe ke sini. Jangan-jangan cuma dianter sampe parkiran, trus elo dibiarin jalan sendirian sampe sini?" tanya Karin.

"Tidak. Dia ada kok! Tadi bilangnya ada urusan." jawab Navia.

"Mana?" tanya Karin.

Navia celingukan mencari keberadaan suaminya, Nathan. Ternyata Nathan sedang terlihat mengobrol bersama seorang wanita yang sangat dikenal Navia. Afifah.

"Maksud lo, Nathan sedang ada urusan sama teman kita, Afifah namanya?" tanya Karin.

"Itu Nathan ngapain sih sama Afifah? Ngobrol berdua di tempat sepi yang jauh dari kita semua. Lo yakin mereka nggak ada hubungan?" kata Foni mengingatkan.

"Maksud lo, Nathan dan Afifah berselingkuh secara terang-terangan?" tanya Karin.

"Bisa jadi!" jawab Foni tegas.

Navia berusaha tidak terpancing emosi. Ia yakin Nathan tak seperti apa yang temannya bicarakan. Ia berusaha menepis pendapatnya sendiri yang mengatakan bahwa Nathan berselingkuh.

"Tidak, ini tak sesuai dengan realita. Nathan suamiku. Dia tak mungkin menyakitiku." gumam Navia.

Karin dan Foni yang berada di dekat Navia hanya bisa mengelus dada mereka sendiri.

"NAVIA ARZETA!!!" panggil petugas penyelenggara sidang.

Itu artinya giliran Navia yang akan bertempur dalam sebuah ruangan sidang. Bertempur pemikiran melawan dosen penguji dan dosen pembimbingnya sendiri. Selama hampir sejam, Navia berada dalam ruangan sidang. Teman-temanya yang lain, menunggu kemunculan Navia keluar dari ruangan itu.

Saat Navia keluar dari ruangan sidang, Nathanlah yang pertama menyambutnya. Seharusnya Navia bahagia mendapat penyambutan yang spesial dari suaminya itu. Tapi tidak! Navia terlanjur kesal dengan prosesi sidangnya yang sangat menguras emosi dan pikirannya. Ia benar-benar dihajar habis-habisan oleh dua orang dosen penguji dan seorang dosen pembimbingnya.

"Dia kesal sama lo!" bisik Karin pada Nathan ketika Navia mengacuhkan Nathan dan memilih pergi sendiri.

Nathan langsung berlari mengejar Navia. Berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Navia.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang