13

41.9K 1K 3
                                    

Navia membereskan meja makan usai dinner berdua bareng Nathan di apartemen mewah milik Nathan.

"Gue tunggu lo di ruang tengah!" kata Nathan datar.

"Iya Boss!" kata Navia kesal.

Navia buru-buru menyelesaikan pekerjaannya, agar secepatnya bisa menemui bossnya yang tengil dan berotak mesum. Nathan Ardian. Siapa lagi?

"Duduk!" perintah Nathan saat Navia sudah berdiri di depannya.

Navia duduk di sofa yang juga diduduki Nathan. Tapi masih menyisakan batas di antara mereka. Nathan masih fokus dengan ipad di tangannya.

"Apa gue cuma jadi patung di sini. Liatin lo yang sok sibuk sama ipad kesayangan lo, gitu?" gerutu Navia.

Nathan melirik Navia dengan senyuman devil-nya yang khas. Ditaruhnya ipad miliknya di meja, meraih minuman kaleng di depannya yang selanjutnya meminumnya dengan cepat. Navia membuang muka ke arah lain saat Nathan menatapnya intens.

"Sini lo!" seru Nathan.

Navia bergeser duduknya, mendekati Nathan. Mukanya masih tertunduk, tak memperhatikan Nathan sama sekali.

"Kenapa lo? Muka lo makin jelek kalo ditekuk gitu! Sini, gue kasih vitamin?" kata Nathan.

Navia segera mendonggakkan wajahnya. Menatap Nathan yang menurutnya memang tampan.

'Ah, Nathan memang sangat tampan' batin Navia.

"Lo punya vitamin apa?" tanya Navia menyelidik.

"Emang lo mau vitamin apa?" Nathan balik tanya.

"Vitamin C! Ada emang?"

"Gue punya stok banyak!"

"Bagi dong!" seru Navia.

"Sini, deketan sama gue!"

"Ini kan udah deket!"

Tanpa basa-basi, Nathan menarik lengan Navia. Mendudukkan Navia di pangkuannya.

'Kok perasaan gue nggak enak ya?' batin Navia.

Nathan mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir Navia. Hanya mengecup sekilas.

"Udah dapet kan?" tanya Nathan.

"Dapet apa?"

"Oh jadi masih kurang? Oke, gue nambahin lagi vitaminnya!"

"Maksud lo apaan sih?" Navia mulai sewot, menjauhkan tubuhnya dari Nathan.

Nathan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sementara Navia masih mencebikkan bibirnya. Mereka saling mencuri pandang satu sama lain. Nathan menatap Navia yang membuang muka ke arah lain. Navia menatap Nathan yang membuang muka ke arah lain. Begitu seterusnya. Nathan menyikapi dengan santai, mencoba rileks dan biasa saja. Tidak dengan Navia. Hatinya mulai gusar dan tak sabar.

"Ini kenapa sih? Kok gue ngrasa kayak ayam bego gini ya?" keluh Navia.

"Lah, emang elo ayam bego ya?" tanya Nathan.

"NATHAN!!!! Itu kan perumpamaan. Nggak berarti gue ayam bego juga kali...." gerutu Navia mencubit lengan Nathan dengan gemas.

"Aw... sakit tau!" Nathan mengerang kesakitan.

"Rasain! Abisnya lo nggak peka sama perasaan gue! Lo itu..."

"HAH? Gue peka sama elo. Gue tau elo luar dalem. Apa lagi yang kurang?"

"Ish Nathan nggak ngerti juga! Udah ah, susah ngomong sama pria sok tampan, hobi cari umpan, kelakuan mesum akut tingkat bala-bala." ledek Navia.

"Duh... jadi malu gue. Trus harus gimana dong? Elo ada di sini sih? Otak gue selalu bekerja secara maksimal kalo deket sama elo. Elo tau nggak kenapa?"

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang