28

27.4K 701 7
                                    

Navia mematut wajahnya di depan cermin. Mengamati setiap detail penampilannya, menurutnya ada yang kurang dan perlu dibenahi.

"Ini apa sih yang kurang! Kayaknya bajuku udah matching deh. Ini riasan wajah juga lumayan natural. Trus tatanan rambut juga udah pas kok. Ku biarkan tergerai dengan sedikit curly di bagian ujung rambut. Udah kok!" gumam Navia yang berbicara pada bayangannya sendiri di cermin.

"Udah belum sih?" seru Nathan dari depan pintu, berkacak pinggang, dan menyeringai bak serigala berbulu domba. Eh...

"Lo ngagetin gue aja!" dusta Navia yang tak kaget sama sekali, hanya sedikit malu.

"Ada Ibunya bukannya bantuin masak di dapur, eh malah sibuk dandan. Itupun nggak kelar sejak dua jam yang lalu!" omel Nathan.

"Apaan sih? Tadi Ibu yang nyuruh gue siap-siap aja buat kuliah. Ibu mau masak sendiri. Yaudah, gue nurut daripada dikutuk jadi batu. Ya kan?" elakku.

"Hmm..."

"Lagian lo udah rapi gitu mau kemana? Apa ada acara penting?" tanya Navia.

Nathan masuk ke kamar Navia, lalu duduk di tepian ranjang dengan santai.

"Gue mau ke galeri. Ada acara lelang lagi. Lumayanlah, nambah pemasukan buat biaya pernikahan kita." kata Nathan berbinar.

"Gue nggak mau yang mewah-mewah kok! Cukup ijab-qabul aja, gue udah nerima kok!" kata Navia yang melihat Nathan lewat pantulan cermin di depannya.

"Oya, nanti kalo gue ke kampus dan elo ke galeri, Ibu sama siapa di sini?" tanya Navia yang membalikkan tubuhnya, menatap Nathan secara langsung.

"Oh iya, gue nggak kepikiran sejauh itu. Gimana nih? Kebanyakan anak buah gue, pria semua. Kan nggak mungkin!" ujar Nathan.

"Masa Ibu gue ajakin ke kampus. Lebih nggak mungkin kan? Apa lo ajak aja Ibu gue ke galeri. Kan nanti para staf disana kebanyakan cewek, bisalah jadi temen ngobrol Ibu gue. Gimana?" tanya Navia.

"Baiklah!" jawab Nathan pasrah.

***

"Bu, Navia pamit ke kampus yah!" izin Navia sembari mencium tangan Ibunya, lalu cipika cipiki ala kadarnya.

"Mau juga dong!" celetuk Nathan.

"Ini mau!" kata Navia sambil mengacungkan sebuah kepalan tangannya pada Nathan.

"Galak bener!" gerutu Nathan yang mendapat senyuman dari Ibunya Navia.

"Ibu jaga diri yah! Kalo Nathan perlakuin Ibu secara tidak manusiawi, langsung telpon Navia ya?" pinta Navia memelas.

"Halah, Nak Nathan nggak sesadis itulah!" kata Ibunya Navia membela Nathan.

"Yaudah sih, ayo kita segera naik mobil!" ajak Nathan.

"Loh kita barengan? Tau gitu, salimnya nanti dulu!" seru Navia.

"Jadi lo mau sendirian ke kampus? Naik angkot yang ngetemnya lama?" cibir Nathan.

"Ogah! Kalo bisa ya bareng sama lo aja deh! Kan selain gratis, juga menghemat waktu." ujar Navia menyunggingkan bibirnya.

"Mari Bu, kita masuk ke mobil!" ajak Nathan pada Ibunya Navia.

Navia menggandeng lengan Ibunya, menuju mobil Nathan yang terparkir di basement apartemen.

***

"Nav, percuma kita dateng pagi-pagi!" gerutu Foni.

"Lah emang kenapa?" tanya Navia yang baru datang, dengan nafas tak beraturan.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang