67

9.5K 201 8
                                    

Karin dan Reno mengunjungi Navia di apartemennya.

"Nav, ini batin gue masih dongkol sama kejadian semalem. Tadinya sih gue mau langsung nyamper kesini buat nenangin pikiran. Tapi dilarang sama Reno. Katanya percuma juga kesini. Kesayanganku yang ganteng maksimal pasti udah pules bobo." cerocos Karin.

"Siapa?" tanya Navia.

"Ya Kevin Arnavy. Masa Nathan Ardian. Yang ada gue dijitak sama Mas Reno. Ada-ada aja deh elo! Btw, Kevin kemana?"

"Tadi pagi-pagi udah dijemput Oma dan Opanya. Katanya mau diajak jalan-jalan. Mungkin nanti sore, anaknya baru dibalikin. Ya gapapalah, mereka pasti kangen sama cucu kesayangannya. Oya, sampai lupa kan mau bikinin kalian minum. Mau minum apa kalian?" tawar Navia.

"Aku jus melon aja. Pake es yang banyak! Trus manisnya yang pas ya. Kalo ada cemilan, bawain juga!" kata Karin maksa.

"Wow, udah kayak mesen di kafe aja! Maafin istriku ya Nav!" kata Reno mulai berbicara.

"Oke. Kamu juga sama ya Ren?" dibalas anggukan oleh Reno. "Tunggu ya, mungkin agak lama."

Navia bergegas ke dapur untuk membuatkan minuman.

"Nathan nggak kelihatan? Apa kerja ya dia? Padahal ini kan hari libur. Tanggal merah. Masa kantornya tetep aktif sih? Kamu aja kan libur ya Sayang?"

"Mungkin ada urusan penting di kantornya. Jadi meskipun libur, tetep diusahakan masuk. Aku kan juga gitu kalo lagi deadline masalah kerjaan."

Tiba-tiba ponsel Reno berdering tanda ada panggilan yang masuk. Reno bergegas menerima panggilan tersebut.

"Halo!" sapa Reno menjawab telpon.

"....."

Reno hanya mendengarkan suara seseorang yang menelponnya. Rupanya ia tak punya kesempatan menjawab.

"Siapa Sayang?" tanya Karin pelan.

"Sudah ngomongnya? Aku tutup yah. Makasih informasinya." kata Reno tegas yang seketika menutup panggilan tersebut.

"Kok abis nerima telpon, mukamu tampak kesal gitu? Ada apa?" tanya Karin.

"Gimana nggak kesal, Soraya ngajak aku ikut arisan keluarga besar. Kamu tau kan, aku males ikut acara kayak gitu. Dia maksa banget! Katanya dia nggak mau pergi kalo aku nggak ikut. Manja banget kan? Kan dia bisa ngajak pacar atau temennya. Kenapa harus aku? Iya sih aku ganteng, tapi nggak gitu juga kali caranya. Dia lupa kali ya kalo aku udah punya buntut? Ehm, maksudku istriku yang cantik ini." cerita Reno.

"Alah, dia itu mungkin balas dendam sama aku. Coba bikin aku kesel. Dia sih emang sepupu kamu, tapi aku tetep nggak suka sama dia. Dia itu cewek aneh, nggak jelas, trus ngeselin.Trus maksudnya apa coba, nyebut aku buntut? Nggak ada sebutan lain yang lebih bagus apa?" cibir Karin.

"Eh kalian ngomongin apa sih? Rin, muka kamu kok jutek gitu sih? Ada apa? Dijahatin sama Reno ya?" tanya Navia.

"Iya emang Reno jahat! Nyebut aku buntut? Jahat kan?" keluh Karin.

Tiba-tiba Nathan datang diikuti Joana di belakangnya. Joana memasang muka penuh kemenangan.

"Ah Nathan pulang! Tapi kok sama nenek lampir kegatelan itu yah? Apa aku salah liat? Uhm, tidak! Dia memang nenek lampir yang merusak kedamaian." kata Karin.

"Ini gue, Joana!" seru Joana, PD maksimal.

"Uhm, oh ya? Masih berani nampakin diri ya? Elo nggak takut sama gue?" kata Karin dengan nada halus tapi mengancam.

"Cukup! Berhentilah kalian memojokkan Joana. Kalian bukan anak kecil yang seenaknya main hakim sendiri. Bayangkan saja, Joana sendirian ini, kalian bully dengan santai. Pasti dia ketakutan. Apa kalian nggak mikir sejauh itu? Kalian hanya tau balas dendam, meski nggak tau bagaimana riwayatku dengannya dulu. Yah, dia memang mantanku yang sangat manja. Tapi toh itu hanya mantan. Lupakanlah!" penjelasan Nathan.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang