39

24.9K 625 14
                                    

Selama beberapa hari sejak Navia tak bersamanya lagi, Bastian selalu mabuk-mabukan dalam kamarnya. Ia tak peduli lagi dengan penampilannya yang mulai kusut dan berantakan. Beberapa hari ini, ia tak mandi. Makan pun, harus mendapat pemaksaan dari Grinda. Grinda bolak-balik ke villa Bastian. Hanya Grinda yang peduli, meski itu tak menjamin perhatiannya yang signifikan.

"Ngapain lo kesini? Pergi! Gue nggak butuh lo! Kalo lo peduli sama gue, bawa Navia ke sini! Pergilah!" hardik Bastian.

"Hanya karena wanita itu, lo tega sekali ngusir gue! Villa ini milik keluarga kita! Gue juga berhak tinggal di sini. Jangan harap bisa ngusir gue! Oya, hari ini adalah hari pernikahan Navia dan Nathan. Gue hanya mau kasih tau itu sama lo!" kata Grinda.

"APPAAA??? Lo bilang apa? Katakan yang jelas!" pekik Bastian.

"Well, Navia akan menikah hari ini! Lo udah nggak punya kesempatan K buat deketin Navia. Sebentar lagi, Navia akan jadi milik Nathan yang SEUTUHNYA!! Elo?? Elo hanya jadi manusia paling bodoh sedunia, Bas! Mabuk-mabukan tak jelas. Buang waktu saja! Lo pikir itu adalah cara terbaik? Tidak! Lo tetep akan jadi sampah yang tak berguna!" teriak Grinda.

"Tutup mulut lo!" teriak Bastian.

Bastian membanting botol minuman keras di tangannya, hingga pecah berhamburan di lantai sekelilingnya. Bahkan percikan pecahan botol tersebut mengenai kaki kanan Grinda hingga berdarah.

"Aw... apaan ini?" Grinda menengok ke bawah, melihat kakinya yang terluka.

"Bas, ini kaki kanan gue kena pecahan botol elo! Ini berdarah nih! Ish, lo bener-bener keterlaluan! Lo pikir ini..." cerocos Grinda dengan raut muka kesal.

"Cukup! Gue nggak mau dengerin ocehan lo yang bikin gendang telinga gue pecah!" seru Bastian kesal.

"Baiklah! Gue pergi dulu! Lagi pula, gue ada urusan abis ini. Gue mau shooting iklan produk kecantikan. Gue pikir, gue bisa ngajak lo. Eh, elonya malah teler gitu! Yaudah, gue pergi! Bye!" kata Grinda yang kemudian melenggang pergi.

"Tunggu! Batalin acara shooting lo yang nggak jelas itu! Kita harus ke tempat pernikahan Navia. Gue siap-siap dulu!" seru Bastian yang berjalan sempoyongan menuju toilet, tetapi Grinda membantunya sampai di depan toilet.

***

Selama berpisah sementara, Nathan dan Navia hanya bisa berkomunikasi lewat telepon atau pesan singkat saja. Tak ada tatap muka lagi, bahkan Nathan dan Navia berkomitmen tak melakukan video call dalam seminggu itu. Tapi tidak dengan ortu mereka. Justru mereka sering bertemu dalam acara makan malam atau sekedar membicarakan pesta pernikahan Nathan dan Navia. Selalu ada pertemuan dalam setiap harinya.

Apa Nathan atau Navia tau hal itu? Tidak! Buat apa mereka tau? Mereka sudah sibuk dengan kerinduan masing-masing. Rindu sebagai pasangan kekasih yang terpisah oleh jarak sekian ribu mil. Padahal kenyataannya tak seperti itu. Hotel yang ditempati Navia dan apartemen yang ditempati Nathan, hanya beda tiga blok. Lumayan dekat, tapi tak memudahkan mereka untuk bertemu.

Hari ini, Nathan dan Navia dipertemukan kembali di sebuah masjid yang lokasinya tak jauh dari apartemen Nathan. Di depan penghulu, yang tak lain adalah Bapak dari Navia, Nathan mengikrarkan janji suci pernikahan, atau yang biasa disebut Ijab Qabul.

Navia mengenakan kebaya warna putih dengan bawahan kain motif batik berwarna coklat keemasan. Kebaya tersebut berlengan panjang dengan penambahan ornamen pernak-pernik dengan perpaduan warna yang terlihat lebih variatif dan menarik. Rambutnya disanggul dengan gelungan rambut yang dikepang, sebagian anak rambut dibiarkan tergerai bergelombang, dan diberi aksesoris di satu sisi. Sementara Nathan mengenakan setelan jas berwarna hitam dan peci berwarna hitam juga.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang