"Nav, bikinin gue nasi goreng dong!" pinta Nathan.
"Bikin sendiri kan bisa!" jawab Navia malas.
"Tapi bikinan lo lebih nikmat! Bikinin dong!" ujar Nathan.
"Dengan satu syarat!" kata Navia mantap.
"Oke." kata Nathan nurut.
Navia lantas tersenyum bak Ratu Iblis yang menyeringai.
'Kok perasaan gue nggak enak yah! Pasti akan ada permintaan yang nyiksa gue! Tapi apa coba?' batin Nathan.
"Katakan!" seru Nathan tak sabar menunggu jawaban Navia.
"Gue mau elo jadiin gue model dadakan! Gue mau terlihat cantik untuk beberapa saat! Boleh ya! Nanti gue bikinin nasi goreng special ala Navia Arzeta!" pinta Navia.
"Loh, kan elo udah cantik? Mau dipermaks kayak gimana lagi? Mau implan apa coba? Bokong, payudara, atau apa?" goda Nathan.
Navia mencebikkan bibirnya. Nathan kemudian tersenyum untuk menetralisir suasana.
"Gue mau jadi cantik, Nathan jelek...! Bisa nggak sih, seharian aja, gue jadi wanita cantik yang memukau?" tanya Navia.
"Memukau? Maksud lo apa? Lo mau pria hidung belang di luar sana, liatin kecantikan dan kemolekan tubuh lo? Mau lo gitu? Nggak bisa! Lo itu milik gue. Kecantikan dan sexy yang lo miliki adalah hak mutlak gue!" pekik Nathan yang mulai mengumbar amarah.
"Bukan itu..." kata Navia pelan.
Tubuh Navia gemetar dengan kemarahan Nathan yang membuatnya takut.
"Nav, kok tubuh lo gemetaran gitu? Lo takut sama gue?" tanya Nathan pelan.
Nathan mendekati Navia yang duduk di sofa. Navia agak menghindar dengan menggeserkan tubuhnya sedikit demi sedikit ke tepi sofa.
"Hey, lo takut sama gue?" tanya Nathan lagi.
Tatapan Nathan terlihat horor bagi Navia, sehingga Navia tak berani mendonggakkan kepalanya. Hanya tertunduk lesu penuh ketakutan pada Nathan yang sudah duduk di sebelahnya.
"Iya, gue pembantu elo sekarang! Makanya lo nggak mau, pembantu elo ini terlihat cantik! Yah, gue sadar kalo beberapa hari ini, gue sangatlah keterlaluan. Gue melampaui batas sebagai pembantu. Gue lupa kodrat status gue yang hanya pembantu. Iya, elo adalah boss! Dan elo bisa seenaknya ngatain gue apapun. Elo bisa nyuruh gue, ini dan itu semau lo! Tapi gue bisa apa? Gue cuma pembantu freelance yang akan dapat bayaran jika sudah bekerja dengan baik. Semestinya, gue selalu sadar diri!" keluh Navia.
"Ih bukan seperti itu. Gue hanya tak mau elo itu terlihat cantik saat bertatap atau berhadapan dengan yang lain. Terlebih pria hidung belang? Itu nggak boleh!" kata Nathan.
"Kalo di depan pria mesum, boleh nggak yah kira-kira?" tanya Navia dengan mata mengerling ke arah Nathan.
"Kalo buat gue sih, gue mau aja!" jawab Nathan cekikikan.
"Huh, dasar pria mesum cap bubur sum-sum!" cibir Navia.
"Iya deh terserah. Lo sering banget ngeganti nama gue. Ini kalo ortu gue tau, mereka bakal marah nggak ya?"
"Palingan juga enggak! Kan gue kasih nama yang sesuai karakter elo!"
Tanpa menunggu lagi, Nathan merebahkan tubuh Navia secara paksa di sofa. Mengangkat kedua kaki Navia hingga berada di atas sofa. Nathan menindih tubuh Navia dengan tumpuan lengannya agar tak mneghimpit tubuh Navia yang jauh lebih kecil dari tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY MAID & SEXY BOSS
Romance"Lo nangis? Sshhhtt, gue nggak mau lo nangis lagi. Gue mau lo bayar semua kerugian yang gue derita!" Dia mendekatiku dengan wajah sok iba. Aku kesal. Masalahnya dia hampir mengambil ciuman pertamaku. Ikh, ngeselin! PLAAAKKKK Sebuah tamparan ku tuju...