42

20.7K 522 5
                                    

Nathan masih mengejar Navia, terus berlari sampai mereka keluar dari area Rumah Sakit. Navia buru-buru menyetop taksi, hingga Nathan kehilangan jejak Navia. Kemudian Nathan menuju mobilnya yang masih terparkir.

Navia telah sampai di apartemen. Dia segera membuang tasnya dan barang belanjaannya dari mall ke sembarang tempat. Dia terus menangis. Berlari menuju kamarnya, lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjangnya.

Tak lama setelah itu, Nathan menyusul Navia ke kamar. Sesampai di sana, Nathan bingung harus berbuat apa. Istrinya tidur tengkurap dalam keadaan menangis dengan menangkup wajahnya.

"Sayang..." panggil Nathan.

Navia masih terus menangis. Segala kesedihan dan sesak di hatinya, dicurahkan dalam tangisnya.

"Aku tau aku salah, tapi setidaknya jangan diamkan aku seperti ini! Kamu tau kan, aku tak bisa bernafas dengan baik jika kamu mengabaikanku. Buat apa aku hidup tanpa ada kasih sayangmu." ujar Nathan.

Navia membenarkan posisinya, bangkit dari tidurnya dan beralih duduk. Disekanya air mata yang membasahi pipinya. Nathan ikut duduk di samping Navia.

"Nathan... aku-kamu?" tanya Navia.

"Iya. Memangnya kenapa? Aku akan membiasakan kata sapaan seperti itu. Kamu juga yah!" ujar Nathan.

"Maafkan aku, seharusnya aku nggak pantas marah padamu. Tapi aku sebagai wanita, istrimu, apakah boleh berlaku cemburu padamu? Istri mana yang nggak hancur hatinya saat suaminya bersama wanita lain. Entah benar atau salah, aku pasti sedih." curhat Navia.

"Iya sih, wanita selalu mengutamakan perasaannya, mudah terbawa emosi. Tapi jika mau berpikir ulang, pasti takkan ada tangis. Jangan bersedih, aku akan selalu jadi milikmu. Kesetiaanku masih terjaga. Atas nama cintaku padamu!" kata Nathan bersungguh-sungguh.

"Nathan, sejak kapan lo romantis sama gue?" selidik Navia.

"Katakan 'aku-kamu' Nav!" perintah Nathan tegas.

"Oh iya, aku lupa. Tapi jangan ngurusin Grinda lagi yah! Awalnya sih aku terima jika kamu membantunya, kan sebagai sesama manusia kita harus saling membantu. Kecuali jika kamu adalah malaikat. Tentu ceritanya lain. Tapi akhirnya aku sakit hati juga. Aku nggak rela suamiku berbagi perhatian untuk wanita lain. Aku hanya ingin kamu tetap memprioritaskan aku. Iya, aku egois! Sebut saja begitu. Aku mohon, fokuskan perhatianmu padaku saja!" kata Navia.

"Mulai hari ini, aku janji akan selalu memperhatikanmu! Padahal sebelumnya, aku selalu mengutamakanmu!" kata Nathan.

"Oh ayolah Nathan, jangan berkata seperti itu. Itu membuatku semakin terpojok. Seakan-akan aku yang memaksamu untuk perhatian padaku. Padahal memang iya!" ujar Navia.

***

Nathan dan Navia menghadiri acara ultah Karin yang ke-23 tahun. Acara ultah diselenggarakan di sebuah cafe mewah, milik teman Reno.

"Akhirnya lo tambah tua juga yah!" ledek Navia pada Karin.

"Gue masih tetep muda kok! Lo aja tuh yang tua!" timpal Karin.

"Eh ada Nathan! Nggak nyuruh-nyuruh Reno kan di hari spesial gue?" tanya Karin.

"Ehm... gimana ya?" kata Nathan.

"Nathan nggak nyuruh Reno kok! Cuma bilang ke Reno untuk jaga jarak sama lo!" cibir Navia.

"Dih, kenapa?" tanya Karin.

"Biar elo segera dinikahin Reno kalo elo jaga jarak. Lo mau dipacarin mulu sama Reno? Kalo gue mah ogah!" bisik Navia.

"Yeee... elo mah udah dinikahin sama Nathan. Nggak mungkinlah dinikahin sama Reno!" kata Navia.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang