56

13.3K 396 6
                                    

Selama beberapa hari ini, Nathan masih bertahan di Rumah Sakit. Belum pulih untuk kembali pulang ke apartemennya. Masih perlu perawatan medis dari para dokter dan perawat. Mama dan Papa Nathan juga telah kembali ke Aussie. Papa Nathan ada urusan bisnis di sana. Sementara Mama Nathan banyak acara penting bersama teman arisannya.

Navia harus menjaga Kevin Arnavy sendirian. Selama ini kan memang dia tak mau ada asisten rumah tangga untuk keluarga kecilnya. Ia merasa masih bisa mengurus segala keperluan keluarganya seorang diri. Berhubung Navia tak punya waktu untuk membereskan apartemennya, maka disewanya seorang asisten rumah tangga. Jangankan untuk membereskan apartemennya yang sangat luas, untuk mengurus Kevin Arnavy saja, susahnya minta ampun. Terlebih Navia harus standby di Rumah Sakit, menjaga Nathan.

"Papa, cepet sembuh dong! Kevin mau main sama Papa. Kevin kangen digendong sama Papa." kata Navia menirukan suara anak kecil.

"Maafin Papa ya Kevin sayang. Papa janji, akan membayar hutang perhatian dan kasih sayang Papa sama Kevin...." kata Nathan sedih, tapi diusahakan tetap tersenyum.

"Sayang, kamu harus tetap semangat menuju sembuh yah! Sebentar lagi pasti kita akan pulang ke apartemen kita. Kamu nggak mau kan, tidur di sini terus. Apa nggak kangen sama ranjang kesayangan kita." goda Navia.

"Iya. Aku sangat merindukan tempat favorit kita itu. Bahkan aku belum mengakhiri puasaku untuk saat ini. Aku ingin kembali sehat seperti sedia kala. Aku..."

"Nathan, apa kabar?" sapa Karin yang masuk tiba-tiba.

"Kabar baik. Elo gimana kabarnya?" kata Nathan balik tanya.

"Baik. Uhm, ada Kevin juga di sini. Sini, gue mau gendong keponakan kesayangan." seru Karin yang langsung meraih Kevin dalam gendongan Navia untuk digendongnya.

"Wah, elo udah pantas buat gendong bayi. Buruan bikin!" celetuk Navia.

"Bikin apaan? Lo harusnya doain gue biar cepet nikah, hamil, dan punya bayi lucu kayak Kevin. Doa lo belum bener nih, makanya gue belum juga nikah. Bahkan, Reno tak kunjung melamar gue. Gue kurang apa coba?" keluh Karin.

"Lo curhat, Rin?" tanya Nathan.

"Enggak kok! Gue cuma nyanyi sambil joget. Puas lo!!" kata Karin sewot.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Navia.

"Astaga! Terlarang yah kalo gue dateng ke sini? Gue kan cuma pingin nengokin Nathan, sekalian ketemu keponakan kesayangan gue yang ngegemesin maksimal. Sehari nggak ketemu, rasanya kangennya sampai di hati." kata Karin yang menciumi pipi Kevin.

"Duh, jagoan gue pasti bau iler tuh!" gumam Navia.

"Enak aja! Gue nggak ileran tau! Gue udah wangi begini loh. Oya, gue udah kerja sekarang. Gue jadi sekretaris direktur. Wajar dong kalo penampilan gue sekarang aduhai alisyahbana cetar ulala..." kata Karin membanggakan diri.

"Iya deh iya! Biarkan saja ulat bernyanyi sepuasnya." kata Navia pada Nathan.

"Lo bilang apa??" tanya Karin.

"Gue nggak bilang apa-apa kok!" jawab Navia ngasal.

Navia dan Nathan tertawa bersama. Sementara Karin makin kesal. Tapi setelah Kevin tersenyum padanya, hati Karin jadi luluh, kembali bahagia.

"Ini anak lo berhati malaikat! Senyumnya menenangkan hati. Ini kalo gedenya kayak gue, paling udah gue pacarin! Ganteng pula!" puji Karin.

"Lah, gue lo kemanain?" tanya Reno yang tiba-tiba datang.

"Nathan, kita pura-pura tutup kuping yah!" kata Navia.

"Hehe... ini kan hanya bercanda, ayang Reno. Nggak serius banget kok. Masa ayang Reno cemburu sama anak bayi." ujar Karin.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang