50

15.5K 453 17
                                    

Beberapa hari penantian yang membuat hati galau, akhirnya nilai transkrip Navia dinyatakan Cumlaude. Navia tau hasil tersebut berkat informasi dari salah satu orang kepercayaan Nathan. Nathan sengaja meminta bantuan orang dalam untuk meraih informasi tentang nilai lebih cepat dari yang lain. Informasi itu sangat membantu Navia agar bisa sedikit terbebas dari kecemasan dan ketakutan.

"Kok lo udah tau sih hasilnya?" tanya Karin heran.

"Taulah. Nggak rugi punya suami seperti Nathan. Nah elo masa nggak tau? Bukannya elo pacarnya orang hebat bernama Reno? Harusnya tau dong!" jawab Navia.

Karin terhenyak, mencermati ucapan Navia. Lalu segera diambil ponsel dari sakunya. Dicari nama 'Reno Sweety' dan dipencet tombol dial. Tersambung.

"Halo Ren, lo dimana?"

"..."

"Oh lagi sama Nathan. Boleh nanya nggak?"

"..."

"Lo udah tau belum sih, apa nilai sidang gue beberapa waktu lalu, tepatnya nilai transkrip gue secara keseluruhan. IPK gue gimana?"

"..."

"Lo yakin?"

"..."

"Oke. Terima kasih ayang Reno."

Karin memutuskan panggilannya.

"Jadi elo dapet apa?" tanya Navia.

"Sama kayak elo. Cumlaude juga." jawab Karin.

"Akhirnya.....!" seru Navia.

Karin memeluk Navia, Navia membalasnya. Mereka berpelukan seperti dalam film Teletubbies ala Lala dan Po.

***

Pelaksanaan wisuda digelar di sebuah gedung convention. Navia yang diantar Nathan, tampil elegan dengan balutan kebaya yang sangat pas untuk tubuhnya yang sudah membengkak karena hamil tua. Perutnya sudah membuncit, tak serata dulu. Navia segera berbaur dengan teman-temannya menuju kursi peserta wisuda. Navia memilih duduk berdekatan dengan Karin dan Aldo.

Acara wisuda yang dinantikan telah dimulai. Semuanya khidmat dalam prosesi wisuda. Acara demi acara berlangsung sempurna sesuai rencana. Hingga saatnya seluruh peserta wisuda naik ke panggung kehormatan secara bergantian. Satu persatu mendapat catatan kelulusan yang disusun dalam map. Disitulah disebutkan nama mahasiswa beserta nilai IPK atau nilai transkrip keseluruhan, termasuk kategorinya.

Karin yang telah disebut namanya, segera menuju panggung kehormatan. Karin menerima map dari Rektor. Giliran selanjutnya adalah Navia. Dengan berhati-hati, Navia menaiki anak tangga menuju panggung kehormatan. Seperti halnya Karin, Navia menerima map juga dari Rektor secara simbolis. Tak lupa, fotografer mengabadikan momen tersebut.

Namun di luar dugaan, Navia merasa perutnya mulas secara tiba-tiba. Navia terus memegangi perutnya yang menurutnya sangat sakit. Rektor dan Dewan Kehormatan tampak bingung harus berbuat apa. Para relawan yang berjaga si seputar panggung kehormatan, segera mengevakuasi korban dengan cepat. Korban di sini tentu saja Navia.

Nathan yang tadinya duduk di atas tribun, berlarian menemui istrinya yang merasa kesakitan. Reno yang juga ada di sana, segera menyiapkan mobilnya dan menunggu di lobby gedung. Nathan yang dibantu para relawan, segera membawa Navia menuju mobil yang sudah dipersiapkan oleh Reno. Nathan sudah tak mempedulikan mobilnya sendiri.

"Ayo Ren, kemudikan secepat yang lo bisa! Navia sangat membutuhkan bantuan medis." seru Nathan yang terus merangkul Navia yang merintih kesakitan.

"Baik!" kata Reno yang langsung tancap gas, memacu mobilnya menuju Rumah Sakit terdekat.

SEXY MAID & SEXY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang