Bau khas musim semi menguar masuk ke dalam ruangan. Aku bergegas turun dari ranjang dan membuka lebar lebar jendela kamarku. Matahari pagi yang hangat seketika menerangi seisi ruangan. Pemandangan lereng gunung menyambutku dengan keindahannya.
Aku kemudian beranjak dari jendela, untuk melakukan tugasku sebagai alarm pagi.
"Nee-san ! Ayo bangun !" Aku mengguncangkan tubuh kakakku yang masih terbungkus selimut.
Aiha segera duduk sambil mengusap matanya, "ohayou, Ryu-chan ! Kau semangat sekali ya."
Aiha, dia anak ketiga dalam keluarga ini, jarak usianya denganku 5 tahun, tapi sebagai satu satunya anak gadis, kami berdua sangat akrab satu sama lain.
"Tentu saja ! Kakak kan janji mau mengantarku ke sekolah" Celotehku sambil terus tersenyum lebar.
"Ah ya soal itu," Aiha mengusap rambutnya canggung, "mungkin lain waktu ya."
Aku cemberut, "hah kenapa ?! Bukannya kakak sudah janji ?"
"Gomen aku lupa, aku harus latihan lagi hari ini."
"Ah menyebalkan !" Aku mengerang kesal, "selalu saja begitu ! Sebesar apa sih kekuatan kakak sampai harus diamati setiap waktu ? Ibu bilang aku juga punya kekuatan seperti kakak, tapi aku tidak pernah diamati sampai segitunya !"
Aiha mengulas senyum tipis, "hei dengar, kita punya kekuatan istimewa yang sama tapi bertolak belakang. Punyaku ini...mungkin berbahaya, karena itu Ibu selalu mengamatiku."
Aku masih menarik bibir ke bawah, tidak menerima alasan apapun.
Aiha mencubit pipiku gemas, "sudahlah jangan manja ! Ayo sekolah !"
Kami berdua bergegas turun ke lantai dasar. Ayah dan saudara saudaraku yang lain sudah duduk rapi di meja makan, sementara Ibuku masih sibuk di dapur.
"Kau bilang akan bangun pagi Ryuna ? Kenapa jam segini baru turun ?" Tanya Souma dengan nada mengejek. Dia kakak laki laki yang berbeda 3 tahun denganku, anak keempat. Dia bisa dibilang salah satu yang paling agresif di rumah ini. Mudah marah dan usil, semua diganggunya, terutama aku. Tapi sebenarnya dia kakak yang baik kok.
Aku hanya membuang muka, tidak menjawab.
Souma terkekeh, "Ai-nee, kau apakan anak ini ?"
"Bukan apa apa, kau nggak perlu tahu Souma," jawab Aiha singkat.
"Oh pasti kau membatalkan janjimu ya ?" Tanya Kai sambil mengunyah makanannya. Kaito, dia anak tertua, berbeda sekitar 8 tahun denganku. Dia bersekolah di sebuah akademi yang cukup jauh dari sini. Baru bulan lalu dia pulang kesini saat liburan musim dingin.
Aiha mengangguk pelan, "hmm sebagai gantinya, gimana kalau Souma dan Haku saja yang menjemput Ryuna sepulang sekolah nanti ?"
Souma langsung tersedak saking kagetnya, "hah aku ?! Kenapa aku ?!"
"Yaaa sekali sekali kan !"
"Boleh saja," jawaban yang bertolak belakang dari Souma muncul di seberang meja, "aku ingin tahu, siapa yang suka membuat seragam Ryuna basah kalau pulang sekolah."
Dia Haku, anak kedua setelah Kai. Umurnya berbeda 6 tahun denganku. Dia orang yang cukup protective dengan adik adiknya. Dan kalau ada orang yang mengganggu mereka, dia bakal menaruh dendam pribadi pada orang itu walau belum bertemu.
"Widi dendam pribadi nih," sela Kai yang membuat kami semua tertawa.
Suasana meja makan pagi itu begitu hangat. Lagi lagi aku yang menjadi topik pembicaraan. Yah, walau kehidupan sekolahku saat ini begitu berat untuk kujalani, tapi aku selalu menantikan waktu seperti ini dengan orang orang yang kusayangi.
YOU ARE READING
RELEASED || BNHA X OC
FanfictionIni cerita tentang dendam, ikatan, dan takdir *** Ryuna Seiya. Seorang gadis yang berasal dari garis keturunan Klan Seiya, klan yang memiliki masa lalu kelam dan dikenal sebagai klan iblis. Namun, Ryuna hidup damai dengan keluarganya. Hingga suatu...