#07 : USJ (3)

492 84 2
                                    

“Lebih baik kau jangan ikut Ryuna,” Todoroki berpendapat.

Aku tak terima tidak boleh ikut menyerang, “memangnya kenapa ? Apa karena aku perempuan sendiri jadi aku disuruh mundur ?”

“Kau pergilah ke tempat teman teman yang lain, quirkmu tidak akan berguna di pertarungan ini ! ” Kirishima menambahkan.

Aku mengalah, “baiklah, kalian jangan sampai mati”

Bakugo duluan melompat, “aku yang akan membunuh mereka lebih dulu !”

Setelah aku dan Todoroki beranjak meninggalkan area longsor, entah bagaimana kami bertemu dengan Bakugo dan Kirishima. Jadi akhirnya aku disuruh mundur dengan alasan quirkku tidak mendukung.

Bakugo, Todoroki dan Kirishima berniat membantu All Might karena melihat keadaannya yang tampak tidak baik.

Aku bergegas pergi ke tempat teman teman yang lain lalu bertemu Tsuyu dan Mineta di tengah jalan yang sedang menggotong Aizawa sensei yang sudah babak belur.

“Tsuyu-chan!”

Tsuyu menoleh, “Ryu-chan ? Sejak kapan kamu disini kero ?”

“Ahh ceritanya panjang,” jawabku sambil menyampirkan lengan Aizawa sensei di punggungku.

“Oii kalian tidak apa apa?” Seru Uraraka dari atas.

Aku melambaikan tangan. Uraraka dan Sato lalu datang membantu, tak lama kami sudah berada di depan pintu masuk.

Aku membaringkan Aizawa sensei di lantai. Lukanya tampak mengerikan, terutama bagian sikunya sudah seperti nggak ada kulitnya.

Aku kemudian menatap satu persatu orang yang tersisa.

“Mineta !” Seruku ketika melihat ke arah Mineta, “pinjam jubah kuningmu !”

Mineta melepaskan jubahnya dan memberikannya padaku, “untuk apa ?”

“Menutup lukanya,” aku menjawab singkat sambil mengikatkan jubah itu di siku Aizawa sensei.

Sasuga Ryuna ! Ternyata kau bisa melakukan pertolongan pertama !” Puji Uraraka.

“Eee iya sih aku pernah mendapat pelajaran seperti itu dulu. Tapi kalau sekarang aku lebih ngeri liat lukanya sih daripada mau mengobati,” aku tertawa kecil.

Semua orang menepuk dahi, “kukira sudah terlatih.”

“Tapi kita kekurangan kain untuk menutupi luka di kepalanya," aku berusaha kembali serius

“Jangan cemas,” ujar Mina, “pakai saja kain di leher sensei !”

Aku menoleh ke arah Aizawa sensei lagi, “ah iya juga, cukuplah itu. Thanks Mina !”

“Hei ! Thirteen bagaimana ?” Tanya Uraraka.

“Serahkan pada kami !” Jawab sebuah suara.

Ternyata para pro hero UA telah datang. Semua tersenyum lega melihat bantuan akhirnya datang.

“Iida-kun!” Seru Uraraka terharu.

“Aku ketua kelas 1A, Tenya Iida, kembali melapor!” Iida yang tadi keluar memanggil bantuan.

Present Mic meneriakan suara keras dan memukul mundur para villain kecil, Ectoplasm menyerang dengan membuat cloning dan para pro hero sisanya bergerak melindungi para siswa yang masih tersebar.

Aku menghembuskan nafas lega. Aizawa sensei dan Thirteen dibawa ke ambulans untuk ditindaklanjuti.

“Terimakasih ya ! Kalian pasti ketakutan tapi masih sempat mengkhawatirkan guru kalian sampai menutup lukanya seperti itu,” ujar Midnight.

“Anoo sebenarnya Ryuna yang tadi—” aku langsung mendekap mulut Mina agar dia tidak menceritakan kejadiannya.

“Y-ya syukurlah kalian datang, Sensei ! Luka mereka sepertinya cukup parah,” Sahutku sambil tersenyum canggung.

Midnight hanya tersenyum tipis, “oh begitu ya ? Jaa kalian pergilah evakuasi diri, biar kami urus sisanya disini.”

Iida kemudian memandu kami keluar dari lokasi.

“Oi apa apaan kau Ryu ! Aku gak bisa bernafas !” Seru Mina marah.

“Habisnya, gimana kalau kau cerita kalau aku takut melihat luka makanya kututup ? Aku kan malu.”

Mina menepuk punggungku, “ternyata cuma gara gara itu toh !”

Tak lama kemudian pihak kepolisian datang dan memeriksa kami. Midoriya sepertinya jadi korban luka, tapi sepertinya itu gara gara quirknya. Kami semua lalu kembali ke sekolah.

Sejak kejadian itu, wajah teman temanku tampak tegang semua. Memang baru kali ini mereka mengenal dunia pahlawan yang sebenarnya. Dunia pahlawan yang tidak seindah yang mereka bayangkan.

***

Aku pamit pulang lebih duluan dari teman teman lain yang masih sibuk di kelas, sepertinya mereka benar benar terguncang.

“Oii, square eyes!”

Haha ketebak sih suara siapa.

“Mata rakun bilang, kau takut dengan luka ya ?” Bakugo menepuk pundakku, “ini yang tadi bilang ingin ikut bertarung !”

Aku yang sudah cape plus lapar, “Ishh sudahlah. Dasar Mina ! Sudah kubilang jangan cerita siapa siapa !”

“Kau langsung pulang ?”

“Iyalah ! Lagipula tadi itu insiden yang menggemparkan, rasanya aneh kalau kita santai santai saja.”

Bakugo mengusap rambutnya canggung, “aku ikut ya, eskrim yang kemarin itu enak.”

“Iya kan ?! Gak kusangka lho, anak sepertimu bisa jinak juga sama eskrim.”

Damare !!”

Sepanjang jalan penuh dengan berita penyerangan USJ siang tadi. Aku tidak terlalu menghiraukannya sih. Tapi rasanya aneh kami yang menjadi korban kejadian itu saat ini sedang berjalan santai di kota.

“Oh iya, Midoriya tadi terluka lagi ?” Tanyaku kehabisan topik di jalan.

Bakugo berdecih kesal, “Deku sialan itu tiba tiba melompat begitu saja”

Aku mengangguk angguk.

Aku berpikir setelah kejadian siang tadi, bakal tenang sampai rumah, tapi rupanya masalahku hari ini belum selesai.

Tiba tiba ada aja villain kacangan ngerepotin, kabur setelah mencuri sepertinya, melewati aku dan Bakugo. Untungnya Bakugo yang ketabrak bukan aku.

“OII JANGAN KABU--“ aku menarik Bakugo yang ingin mengejar villain itu agar menghindar, setelah menyadari sesuatu datang dari atas.

Tiba tiba dari langit muncul burung berwarna hitam besar menukik turun lalu menjatuhkan villain yang tadinya sedang berloncat loncatan di gedung gedung.

“Kutangkap yang satunya!” Seru orang yang ada di atas burung itu. Wajahnya ditutupi masker seperti ninja.

Yosha ! Sudah selesai,” muncul lagi laki laki dengan tangan besar dari batu dengan seorang villain lain yang terkunci dalam tangannya.

Ketika yang lain termasuk Bakugo, diam terkagum, aku yang tak bisa berkata kata hanya bisa tercengang. 

“Kakak ?”

*

Akhirnya selesai juga ujian

Abis ini langsung lanjut maraton one piece

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now