#68 : Back to The Dorms

70 8 2
                                    

Semangat buat teman-teman yg sebentar lagi menunaikan ibadah puasa

Enjoy ♡

*

Dokter Kogane tampaknya tidak terlalu memusingkan perkara aku yang terlalu banyak berpikir, sementara Akira, dia terlalu penasaran dengan apa yang aku pikirkan sampai Dokter Kogane akhirnya menyuruhnya diam.

Aku menceritakan tentang hilangnya quirkku dan bagaimana akhirnya Blanche mulai bangkit sepenuhnya dalam diriku. Dokter Kogane hanya mengangguk angguk, sepertinya lebih mempedulikan efeknya pada tubuhku.

Aku sebenarnya sudah boleh kembali ke asrama pagi itu, tetapi aku mengambil kesempatan untuk berlatih sedikit untuk menggunakan Blanche kali ini. Dokter Kogane mengizinkanku menggunakan halamannya jadi aku berlatih disana, dengan Akira juga tentu saja.

"Jadi, kau sudah kehilangan quirkmu? Panah panah keren itu?" Akira bersandar ke dinding sementara menontonku mencoba kekuatanku.

"Heh, pertama-tama terimakasih sudah memuji quirkku," aku tertawa kecil lalu kembali fokus, "dan ya, secara harfiah mungkin aku sudah kehilangannya. Tapi..."

Aku mengerahkan kekuatanku. Semburat cahaya meledak dari bawah kakikku dan membuat rambutku berkibar. Mataku berubah menjadi kuning menyala sekali lagi, tapi kali ini pupilnya tidak berubah menjadi wajik.

Aku mengangkat jemariku dan seperti saat aku menggunakan Arrow Generation, aku membuat pose seperti orang memegang busur dan panah lalu mengangkatnya ke udara. Sebuah busur cahaya terbentuk di tanganku, lengkap dengan tiga panah cahaya yang berkilauan.

Aku tersenyum lebar dan tertawa puas, "yah, setidaknya aku masih memiliki quirkku walaupun kali ini dalam bentuk rekonstruksi cahaya."

Akira ikut tersenyum kecil melihat aksiku lalu bertepuk tangan pelan, "aku bahkan tidak tahu apakah aku harus menghiburmu atau memberimu selamat, Ryuna."

"Lakukan saja keduanya kalau begitu," balasku sambil mengangkat bahu.

***

Setelah berlatih sebentar pagi itu, aku dan Akira pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Souma dan Haku.

Sebenarnya aku juga bertujuan untuk bertanya bagaimana Haku bisa menetralkan Blanche saat itu, tapi mereka berdua terlalu asyik bercerita mengenai misi mereka. Bagaimana mereka bergelut dengan para anggota Shie Hassaikai, anak anak buah Overhaul, bagaimana Souma juga hampir kehilangan quirknya karena peluru quirk itu dan bagaimana akhirnya Haku dapat menembus ruang bawah tanah itu sehingga sampai di tempatku tepat waktu.

"Tapi serius, kau tidak apa apa tanpa quirkmu, Ryuna?" Haku untuk kesekian kalinya bertanya khawatir.

Aku kesekian kalinya menjawab dengan mengulas senyum yakin, "iya. Aku tidak apa apa. Lagipula aku jadi lebih kuat karena itu."

Haku tampaknya dengan berat hati mengangguk lagi. Aku tidak tahu apa yang dia sedang pikirkan dan kenapa dia sangat mengkhawatirkanku. Tapi dia segera mengganti topiknya.

"Kami sepertinya tidak akan keluar rumah sakit hari ini. Jadi kalian bisa pergi duluan dan lanjutkan saja kegiatan sekolah kalian," ujarnya.

Aku mengangguk yakin, dengan harapan Haku akan berhenti mencemaskanku kalau dia memang merasa begitu, "ya. Cepat sembuh kalian berdua."

"Oh iya, tunggu dulu," Souma berhenti mengunyah roti yang baru saja kubelikan untuknya saat aku datang lalu menatapku dengan seringai tipis yang berusaha ditutup tutupinya, "karena kami sedang dirawat, jadi bisakah kalian mengerjakan laporan misi ini?"

"APA?!" Aku dan Akira berseru serempak.

Souma menghiraukannya dan kembali memakan rotinya dengan menambahkan, "hanya sedikit kok. Tulis saja apa yang kalian ketahui."

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now