#60 : Piece of the Past

94 12 0
                                    

Tim masuk tanggal 17 ☝️

*

Aku sebisa mungkin menyembunyikan keterkejutanku dengan memasang wajah senormal mungkin. Tudung di belakang leherku dengan sigap kutarik menutupi kepala.

“Maaf, putriku sudah mengganggu kalian, pahlawan,” Chisaki tersenyum, “dia selalu suka bermain jadi sering terluka, sungguh merepotkan.”

Togata senpai segera mengambil tindakan sebelum memburuk. Dia segera menutup wajah Midoriya dengan tudung kostumnya.

“Kami yang harus minta maaf karena mengobrol di tengah jalan,” ujarnya berusaha menutupi kecurigaan, “masker keren itu, kau pasti dari Hassaikai kan ? Anda sangat terkenal di sini.”

“Yah jangan hiraukan maskerku. Ini karena aku sensitif dengan hal yang kotor,” sahut Chisaki, “omong omong aku baru pertama kali melihat kalian.”

Togata senpai sekali lagi bersandiwara dengan tertawa canggung, “haha benar. Kami masih baru jadi rasanya gugup.”

Chisaki kemudian mengalihkan tatapannya padaku dan memperhatikanku selama beberapa detik lalu berkata, “apa kita pernah bertemu, gadis muda ?”

Aku tersentak. Apa maksudnya ? Apa aku terlihat mencurigakan ? Apa tudungku belum cukup menutupi wajahku sampai dia mengenalku ? Apa maksudnya kami pernah bertemu ?

Aku melirik Togata senpai yang juga menatapku penuh rasa waspada, memberi sinyal agar aku tidak terlihat mencurigakan.

“I-itu… aku rasa ini pertama kali kita bertemu,” jawabku tergagap.

“Benarkah ?” Chisaki mendesak ku, “kau dari agensi mana ?”

Aku seketika membeku di tempat. Kepalaku berdenging karena merasakan bahaya.

“Ah maaf, dia agak pemalu,” Togata senpai mengambil alih percakapan, “ayolah, jangan gugup kawan. Sepertinya jiwa introvert mu belum hilang.” Togata senpai tertawa. “Kami ini murid. Masih belum bisa masuk ke agensi mana pun. Hanya orang baru. Kami sedang praktek magang dengan berkeliling di sekitar sini. Kami harus selesaikan ini sebelum siang. Nah ayo lanjut.”

“Ah iya,” Midoriya hendak beranjak bangkit namun gadis kecil tadi masih mencengkram kostumnya membuat Midoriya batal berdiri.

“Jangan pergi…” aku dapat mendengar bisikan lirih dari gadis kecil itu. 

Situasi kembali menegang.

“Ano… putrimu sedang ketakutan.”

“Itu karena aku memarahinya tadi,” Chisaki menjawab cepat dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

Midoriya belum juga berdiri. Aku memutuskan mengambil tindakan.

“Anda bilang tadi dia terluka kan ?” Aku berlutut di samping Midoriya, “mungkin kau kesakitan ya gadis kecil ? Boleh aku menolongmu ?”

Gadis kecil itu memandang takut takut padaku. Aku tidak menunggunya reaksinya dan langsung menyentuh lembut lengannya yang diperban. Cahaya berpendar lembut di sekitar lengannya. Itu cukup membuatnya sedikit tenang.

Namun, Midoriya dengan polosnya berkata, “perbannya seperti bukan karena luka bermain.”

Aku seketika melotot padanya tapi dia tidak menghiraukan.

“Yah dia sering terjatuh,” jawab Chisaki lagi.

“Anak kecil gemetaran sampai tidak bersuara begini pasti ada yang tidak normal,” Midoriya mengerutkan dahinya dan mengucapkan kalimat yang membuatku ingin membekapnya detik itu juga, “apa yang sudah kau lakukan pada anak ini ?”

RELEASED || BNHA X OCWhere stories live. Discover now